........
"Lo yakin kan?" Ciro bertanya tanpa melihat ke arah Yoshi yang juga ikut mengintip Ceisya dan Mawar.
"Iya, kali ini biar kakak lo yang baikin lo jangan lo terus yang minta pengampunan dia," Yoshi menjawab.
"Gue salpok sama kak Mawar," Chandra menyahut "..mau enggak ya sama gue?"
"Ya enggak lah!" Yoshi dan Ciro menjawab secara bersamaan, membuat Ceisya dan Mawar menoleh ke pohon besar tempat Ciro dan teman-teman nya mengintip kegiatan dua perempuan itu tapi syukur nya Ciro dan teman-teman nya langsung bersembunyi.
"Lo sih Chan," Ciro berkata.
"Gue cuma nanya kak Mawar mau enggak sama gue, yang jawab nya ngegas kan lo berdua," Chandra menjawab.
"Kak Mawar kayak nya enggak suka degem kayak lo tapi kalau gue kayak nya bisa di bicarakan," Yoshi tersenyum
"Terserah lo deh," Ciro kembali mengintip Ceisya "..tapi gue enggak pengen marahan lama-lama, apa lagi kalau kakak gue beneran mau pacaran, gue enggak terima!"
"Ya udah tunggu aja tiga hari, kakak lo pasti minta maaf," Chandra menyahut.
"Oh jadi cerita nya lo pura-pura ngambek?"
"Bukan nya pura-pura, emang ngambek tapi ya masa gue terus yang baikin kakak gue," Ciro menjawab tanpa sadar siapa yang bertanya.
Chandra dan Yoshi menoleh ke belakang dan mengerjapkan mata nya beberapa kali lalu saling bertukar pandang.
"Ci," Chandra menepuk bahu Ciro yang masih fokus mengintip kegiatan Ceisya di balik batang pohon besar.
"Ci ada teman nya kakak lo," Yoshi berkata.
Zafar mengangkat kedua alis nya saat Ciro berbalik dan melihat Zafar yang menatap tiga sekawan itu dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada.
"Gue laporin Ceisya," Zafar ingin melangkahkan kaki nya tapi sebelum itu Ciro sudah menghalangi langkah kaki nya.
"Mau kemana lo?" Ciro bertanya.
"Ya mau ke tenda kesehatan lah, lagian kasian kawan seperjuangan gue harus di susahin sama adik nya yang ngambek tapi bohongan," Zafar membalas.
Ciro berdecak kesal.
"Entar nyesal loh, mending baikan sana!" Zafar menghela nafas nya "..lagian gue enggak bisa nempel sama cewek gue kalau kakak lo berduaan sama Mawar terus"
"Sekali-kali biarin Ceisya aja yang minta maaf," Ciro membalas.
"Lama lo, ayo!" Zafar merangkul bahu Ciro dan menarik nya menuju ke tempat Ceisya.
Mau berbalik dan kabur tapi rasanya sangat tidak gantle, apa lagi saat ini Ceisya sudah melihat ke arah nya.
Ciro mendengus kesal dengan wajah merengut pemuda itu duduk di sebelah Ceisya.
"Adek lo tuh Cei," Zafar berkata.
"Dih, sok ngambek"
Ciro melirik Ceisya lalu mengambil duduk di sebelah kakak nya itu.
"Biar privasi lo terusik kalau lo kakak CIRO SELEB TERBEKEN TAHUN INI"
Mawar menganga mendengar ucapan Ciro yang super pede itu, beda dengan Ceisya yang merapatkan bibir nya.
"Lo modal tampang doang, orang-orang tahu nya lo baik. Asli nya jahat!" Ceisya membalas.
"Lo yang jahat Cei!" Ciro tidak terima.
"Dari mana nya coba?. Gue enggak pernah tuh larang-larang lo punya pacar, satu aja pinta gue Ci. Lo kalau punya cewek cari yang setara biar lo enggak di porotin karena cukup gue yang porotin lo atas ganti rugi skincare dan make up gue yang lo hancurin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sisters
RomanceCeisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoying bagi nya. Adik nya yang hanya beda tiga tahun itu sangat mengganggu bagi nya, bagiama bisa ada adik yang begitu posesif dan selalu punya...