Halooo, lama gk up ya. Hehehe..
Next bakalan rajin up deh kayaknya.
Makasiiih buat yg masih nunggu mbak Ceisya dan mas Ciro.Komen yang banyaak💕💕💕💕🥰🥰🥰🙏🙏🙏🙏
Typo bertebaran, jdi mohon maklum.
***
Ciro sesekali menatap jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Ciro memejamkan matanya sebentar berharap meetingnya bersama produser dan juga beberapa aktris dan aktor yang akan terlibat dalam sebuah film yang akan di garapnya dan juga Ciro akan mengisi soundtrack film itu. Ciro harusnya sekarang sudah pulang dan menyambut Ceisya, lalu melakukan kencan di rumah, menonton film, berpelukan, lalu berciuman, lalu ....
Seperti yang Jojo jelaskan, Ciro pasti melakukannya, membayangkannya saja sudah membuat mata Ciro yang tadi mengantuk, kini terbuka lebar. Tetapi tidak lama semnagatnya menghilang perlahan karena meetingnya tidak akan selesai dalam waktu cepat. Sekali lagi Ciro menatap orang-orang di sekitarnya.
"I miss Cecei." Ciro menghela napas dan berkata pelan.
"Iya? Ciro kamu ada yang mau di sampaikan?" Seorang lelaki berkacamata dengan rambut kriging selaku sutradara bertanya. Ciro menggeleng sebagai jawaban dan kembali fokus pada pekerjaannya walaupun jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ciro ingin merogoh sakunya dan mengambil ponsel dan mengirimi Ceisya pesan pendek berisi kata-kata manis dan stiker lucu yang ia punya, agar Ceisya tertawa membacanya, tetapi faktanya sekarang ia tidak bisa melakukannya.
**
Ceisya tersenyum melihat Jeje yang menyiapkan banyak cemilan di depan televisi lantai dua. "Banyak banget? Ada apa nih?"
Ceisya duduk dan mengambil satu keripik kentang dan memakannya. Ceisya rasa, Ciro pasti menyuruh Jeje bervelanja banyak cemilan. Entah lelaki itu mau mengadakan pesta dengan teman-temannya yang absurd itu atau hanya menonton bola.
"Katanya mas Ciro, mbak sama mas mau nonton." Jeje menjawab. "Mas Ciro tadi telepon, suruh Jeje beli banyak cemilan."
Ceisya tetap diam sambil makan keripik singkongnya, walaupun sekarang pikirannya melayang pada Ciro, memikirkan semua hal yang mereka lalui bersama sejak kecil sampai mereka tidur bersama. Ceisya menghela napas lalu bangun dari duduknya."Mbak?" Jeje mengerjapkan matanya.
"Mau mandi dulu, habis itu makan sambil nunggu Ciro." Ceisya berkata. Jeje tersenyum dan mengangguk. Setelah Ceisya masuk ke kamarnya, Jeje langsung mengirim pesan singkat pada Ciro kalau Ceisya akan menunggunya dan menyuruh cepat pulang. Dengan upah satu juta rupiah, Jeje menajadi anak buah Ciro untuk hari ini.
Ceisya merasakan pipinya memanas saat ia masuk ke dalam kamar, entah kenapa rasa kesal dan juga gugupnya bercampur menjadi satu dan menjadikan jantungnya berdegup kencang tetapi anehnya Ceisya juga menyukai sensasi itu, terdengar aneh memang tetapi itulah yang sekarang dirasakannya. Ceisya memutuskan untuk mandi dan menunggu Ciro.
Ceisya melepas pakaiannya dan langsung masuk ke kamar mandi.**
Ceisya duduk dan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ceisya menghela napas, ia sudah menghabiskan satu series yang berjudul This Summer I Turn Into Pretty, bahkan Ceisya sudah mengganti bajunya menjadi gaun tidur selutut bermotif strowberry. Ceisya berdecak kesal dan menghempaskan satu susu kotak di meja di depannya. Makanan yang tadinya di siapkan Jeje akhirnya ia makan bersama Jeje dan tersisa setengah.
"Mbak Ceisya." Jeje berdehem kecil. "Kayaknya Mas Ciro sebentar lagi datang."
"Lo sudah bilang itu sejak gue mulai nonton, lo sudah bilang itu enam kali." Ceisya menjawab dengan ketus. Ceisya kesal karena merasa di tipu. Ceisya bangun dari duduknya lalu masuk ke dalam kamarnya, mengunci kamarnya agar Ciro tidak bisa masuk. Ceisya merebahkan tubuhnya sambil menatap layar ponselnya, tidak ada satupun pesan atau telepon dari Ciro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sisters
RomanceCeisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoying bagi nya. Adik nya yang hanya beda tiga tahun itu sangat mengganggu bagi nya, bagiama bisa ada adik yang begitu posesif dan selalu punya...