23. Tidak Terima.

457 66 12
                                    

.........

Ciro diam karena mood nya yang mendadak jelek, mau bagaimanapun Ciro pikir ini terasa tidak adil baginya.
Ceisya yang cantik harusnya bersanding dengannya, bukan dengan lelaki yang baru glow up. Apalagi saat mendengar cerita Ceisya kalau Xavier itu dulunya cupu.

Ceisya melirik Ciro yang menyetir dengan diam disebelahnya.

"Si Ciro benar kesurupan. Tadi ribut sekarang diam sok keren. But actually he's really handsome. Wait Cei! Adik lo memang cute dari dulu 'kan. Jadi ya biasa aja muka gantengnya." Ceisya melamun sibuk dengan pikirannya tanpa sadar kalau Ciro mendengus dan semakin menaikkan kecepatan mobil Rosè.

"EHEM." Mawar berdehem keras.

"Paps, Mah." Zae memanggil.

"Hm?" Ceisya menoleh pada Mawar dan Zae.

"Mama kayaknya harus minta maaf ke Papah." Zae berkata. "Papah juga, kalau ada sesuatu bilang ke Mama! Jangan mobil Mommy aku di bawa secepat ini dong."

"Wow, anak lo War. Benar-benar defenisi didewasakan oleh keadaan." Ceisya bersuara.

"Dan sekarang dimanjain sama lo berdua." Mawar membalas.

"Maaf Zae." Ciro membalas datar.

Ceisya dan Mawar saling lirik dengan kening berkerut, cukup lewat tatapan para perempuan itu sudah bisa memahami maksud mereka.

"Lo bikin ngambek lagi Cei?"

"Enggak deh perasaan."

"Mending dia ngambek ribut minta peluk sama minta perkosa deh ya 'kan."

"Tau ah, dia memang sejak kecil agak lain. Ibarat timbangan Ciro ini sekilo kurang satu ons, aneh."

"Ya terus mau lo diamin gitu aja?"

Setelah bertelepati dengan Mawar, Ceisya berdehem kecil. Mobil mereka tidak lama sampai di parkiran rumah sakit. Ciro turun lebih dulu. "Zae, nanti hubungin Paps oke?"

"Oke Paps, hati-hati bonceng Mamah." Zae membalas. Mawar mengusap lembut rambut anaknya itu.

"Dah Zae." Ceisya turun lalu menyusul langkah Ciro.

"Mommy bangga sama Zae yang bisa mengatasi situasi antara Mamah dan Paps baru kamu itu." Mawar berkata.

"Biasa aja Mom. Remember, you are the one and only my real mother. Tentu yang paling Zae cinta dan sayang." Zae tersenyum hangat. Mawar memeluk putranya itu dan mencium kedua pipi anak usia sembilan tahun itu.

**

"Ci ..." Ceisya memanggil sambil melihat wajah Ciro di kaca spion motornya. Fyi mereka sedang boncengan naik motor berdua setelah ikut mobil Mawar.

"Ciro lo budeg?" Ceisya memukul pelan pinggang Ciro.

"Hm?" Ciro berdehem.

"Lo beneran ngambek?" Ceisya bertanya.

"Gue enggak mau ngomong sama lo." Jawaban Ciro membuat Ceisya menganga kecil.

"Yakin?" Ceisya kembali bertanya.

"Iya."

"Tapi ini lo ngomong loh Ci."

"Hm."

"Ci gue capek ya bujukin lo terus, lo mendadak manis, mendadak ngambek kayak anak abg pms kayak gini enggak banget tahu, jangan cuma lo doang yang mau dingertiin, coba lo mikir di posisi gue .... Huaaaaaa.." Ceisya berteriak saat Ciro melajukan motornya lebih cepat sampai membuat Ceisya memeluk Ciro.

Pretty SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang