................
"Semua keterangan nya bohong pak, saya memang kenal dengan dia, saya juga pergi ke pesta nya. Pesta nya pak bukan pesta saya. Dan saya juga enggak tahu kalau dia pemakai," Ciro menjelaskan saat ia di bawa beberapa Jaksa yang punya surat penangkapan untuk pemeriksaan pada nya.
"Artis populer kayak kamu bisa saja berbohong, lebih baik jujur saja agar kamu juga di permudah"
Ciro menggeram kesal.
"Saya menolak bicara sampai pengecara saya datang," jawaban Ciro membuat jaksa yang mengintrogasi nya berdecak kesal.
Ciro keluar dari ruang pemeriksaan dan bertemu kakek nya.Ingin rasanya meninju lelaki tua itu tapi yang pasti ia akan berakhir lebih buruk.
"Ayo buat kesepakatan dan nama kamu akan bersih lagi"
Ciro menggeram kesal.
**
Ceisya duduk termenung di kamar nya setelah pembicaraan singkat nya dengan lelaki paruh baya yang mengaku sebagai kakek dari adik nya.
Ceisya akui kalau ia dan Ciro sudah berbuat salah, ia tidak percaya kalau Ciro juga terjerumus narkotika tapi kakek nya Ciro berhasil membuat Ceisya merasakan jarak yang selama ini tidak pernah ada di antara mereka.
"Hei," Ciro masuk ke kamar Ceisya lalu mengambil duduk di bawah tempat tidur di samping Ceisya setelah seharian ia menjalani pemeriksaan.
"Orangtua itu kakek lo?" Ceisya langdung bertanya.
Ciro mengangguk singkat.
"Cerita nya panjang, orangtua lo juga orangtua gue Cei. Mama bilang mau dari mana pun gue, gue tetap anak mereka," Ciro berkata.
"Tante mau ngebawa gue ke Belgia, disana gue akan lanjutin studi dan kerja disana"
Ciro mengerutkan kening nya.
"Lo mau ninggalin gue?" Ciro terkekah "..lo juga mau ngebuang gue Cei?"
"Enggak gitu Ci, gue perduli sama lo. Lo adik gue"
Ciro mengusap wajah nya.
"Kalau lo perduli lo enggak akan pergi Cei," Ciro menatap Ceisya marah "..enggak ada adik kakak yang making love"
Ceisya membulatkan mata nya kaget.
"Awal nya iya kalau gue menganggap lo kakak gue tapi semua nya berubah Cei. Ceisya lo bukan kakak gue!"
"Gue tahu lo lagi ada masalah tapi enggak gini juga. Gue perduli sama lo-"
"Perduli dimana nya Ceisya?, kalau lo mau ninggalin gue"
"Gue enggak mau karir lo hancur, gue enggak pengen jadi penghalang lo buat kejar mimpi lo"
"Lo bukan penghalang Cei," Ciro menggeram marah "..siapa yang mengancam Ceisya?"
"Bisa apa lo Ci?, sekolah aja lo belum lulus. Kakek lo benar, dengan dia lo akan sangat terbantu. Sampai kapan pun kita kakak adik enggak akan lebih," Ceisya menjawab.
"Gue anggap lo malaikat gue Cei, tapi lo juga ngebuang gue," Ciro tertawa miris.
"Kita bisa ketemu sesekali Ci," Ceisya mencoba memegang lengan Ciro tapi pemuda itu menepis nya.
"Cukup Cei!" Ciro bangun dari duduk nya "..gue cuma adik lo"
"Ciro please jangan gini," Ceisya meraih tangan Ciro.
Ciro menutup kedua mata nya menahan air mata nya.
"Ciro gue sayang sama lo," Ceisya bangun lalu membawa Ciro ke pelukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sisters
RomanceCeisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoying bagi nya. Adik nya yang hanya beda tiga tahun itu sangat mengganggu bagi nya, bagiama bisa ada adik yang begitu posesif dan selalu punya...