26

371 52 19
                                    

Ya ampun, siapa yang masih nungguin? Hm, baiklah mari kita lanjutkan kisah cinta Mbak Cecei dan Mas Ciro.

...........
Mawar, Lily dan Jennie tampil kompak dengan dress putih dan bandana mutiara yang dibeli secara mendadak oleh Jennie di Singapur pagi ini karena pengumuman mendadak Ceisya di grup chat mereka.. Lily yang sedang berada di Bali bahkan langsung datang pagi ini juga. Sekarang ketiga perempuan itu duduk di ranjang Ceisya sedangkan yang punya acara sedang di dandani oleh make up artis terkenal di agency Ciro.

"Mbak Cei emang cantik paripurna ciao bella syalala tralala banget, pantes aja Mas Ciro bucin parah langsung nikahin, by the way Mbak enggak hamidun 'kan?" Ucap make up artis yang sedang mendandani Ceisya. Entah Ciro dapat dimana make up artis ini.

"Heh enak aja, mbak saya itu perempuan cerdas independent women, lihat aja perut rata body goals tanpa lemak layaknya perut Bella Hadid." Jeje menyahut.

Pertarungan sesama bencong kelas atas akan pecah kalau saja Ceisya tidak berdehem sebagai teguran.

"Lo diam deh jangan kepo!" Jennie menegur si make up artis. Si make up artis mengerucutkan bibirnya merasa malu karena ditegur Jennie.

"Gue tahu kalian juga kepo." Ceisya menghela napas. "Memang si Ciro aja pikirannya dangkal, gue juga enggak hamil. Dia aja mendadak begini terus di tambah entah dari mana dia dapat data diri gue secara lengkap, tiba-tiba banget."

"Tapi lo mau." Mawar menjawab. Ceisya terdiam sebentar dan berdehem kecil lalu mengangguk.

"Ya udah sih, enggak apa-apa. Kita senang." Lily menyahut dengan semangat 45 yang di angguki Mawar dan Jennie.

"Pokoknya resepsinya kita yang handle, lo tenang aja. Lo siapain duit aja. Aman." Jennie berkata.

"Eh salah kok Ceisya, Ciro dong yang siapin duit buat biaya resepsi." Lily berkata. Mawar mengangguk.

"Yang pasti kita jadi bridesmaid, mau warna apa nanti ya kita?" Mawar ikut semangat.

"Pokoknya harus lebih wah dari pernikahannya Syahreno. Lakinlo 'kan juga selebriti papan atas." Jennie berkata.

Ceisya menghela napas, sudah nikah dadakan tanpa rencana, lamaran dan lainnya, sekarang ketiga sahabatnya malah lebih bersemangat darinya.

"Kita harus pakai warna gradasi enggak sih? Kayak navi ke arah biru muda gimana?" Lily berkata.

"Boleh, atau mau yang warna ke pink-pink an?" Jennie berkata.

"Iya sih kita habis ini harus lihat-lihat warna di katalog warna yang baru terus beda dari yang lain. Kita harus bikin trend."

"Harus banget."

"Pokoknya kita harus cetar."

"Wait!" Ceisya mengerutkan keningnya. "Kok kalian yang heboh 'kan yang mau nikah gue."

"Enggak apa-apa, kita yang siapin semuanya si Ciro yang danain semuanya." Mawar tertawa, Lily dan Jennie mengangguk setuju.

Ceisya menatap bingung dirinya yang cantik dengan kebaya putih di lengkapi sanggul yang anggunly dengan tudung veil
Putih berbahan brukat. Ceisya rasa ia sepertinya Ciro mengguna-gunanya. Bagaimana bisa ia mau di nikahi secara dadakan seperti hari ini.

"Gue rasa gue kayaknya di pelet sama si Ciro, kok gue mau ya di nikahin dadakan sama dia?" Ucapan Ceisya berhasil membuat ketiga sahabatnya terdiam.

***

"Saaaahhhh ..." seruan tamu orang-orang kepercayaan Ciro dan penghulu berkata secara bersamaan saat Ciro sudah selesai mengucap ikrar janji pernikahannya. Chandra dan Yoshi tersenyum lebar pada sahabat mereka.

Pretty SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang