17. Unch Unch

1.7K 202 29
                                    

.....................

"Apa?" Jojo menatap Ciro dari kaca mobil karena sang Boss yang sekarang badan nya sudah idaman para wanita itu mengenakan jas coklat di lapis kaos putih, tampil semi formal menghadiri rapat perusahaan.

Dan Ciro menatap nya tajam. Jojo bahkan bisa melihat dua tanduk muncul di kepala Ciro.

"Gue sudah bilang undur sampai jam sembilan!" Ciro berkata.

"Enggak bisa Ci, ini rapat penting dan di luar kota. Kita udah janjian dari bulan lalu"

"Ceisya bahkan belum bangun, kalau dia nyari gue gimana?. Yang bikin sarapan siapa?," Ciro menghela nafas nya "DAN INI JAM TIGA SUBUH JOJO"

Jojo terlonjak kaget "Tuan muda Ciro yang terhormat, LO UDAH JANJIAN DI SINGAPUR DARI BULAN LALU"

"Ya lo pikir aja mau berangkat jam berapa hah?." Jojo melanjut kan. Lelah rasa nya bekerja untuk Ciro tapi mau bagaimana lagi, Ciro orang yang baik dan royal walaupun punya kelainan jiwa

Ciro mendengus.

"Lagian kan ada Jeje yang ngurus sarapan Ceisya, lo kan bisa telpon dia nanti," Jojo berdehem setelah melanjut kan kalimat nya.

Ciro memejam kan mata-nya ia hanya sempat mengecup kening Ceisya saat Jojo menjemput nya setengah jam yang lalu. Hari ini jadwal Ciro cukup padat. Terakhir ia punya jadwal berkumpul di house party Yoshi. Tapi seperti nya Ciro akan menghapus agenda itu karena harus menjemput Ceisya.

Ciro tidak ingin Ceisya di ambil orang, bisa gawat. Yang ada ia mengikuti saran Jojo pergi ke dukun.

"Kalau jawaban Ceisya enggak sesuai keinginan gue pas gue telpon nanti, lo gue bantai"

"Gini banget cari uang"

***

Ceisya turun dan melihat Jeje memasak sarapan untuk nya.

"Mas Ciro pergi ke Singapur tadi pagi urusan bisnis kata nya"

Ceisya menghentikam gerakan tangan-nya yang akan minum. "Kok enggak bilang ke gue Je?"

"Tumben mbak Cei nanya gitu, dulu senang nya pol deh kalau mas Ci pergi lama"

Ceisya berdehem "ya kan Ciro udah banyak perubahan, dia udah dewasa sekarang"

"Iya sih mbak, paling nanti nelpon mbak. Kan mbak Cei kakak nya."

Ceisya merasa aneh, akhir-akhir ini ia sering melupakan kalau ia dan Ciro adalah kakak-adik. Gombalan Ciro seakan membuai nya, aneh.

Ceisya menggeleng dan mengusap dada-nya. "Harus cari pacar nih gue"

"Kenapa Mbak?" Jeje berbalik menatap Ceisya.

Ceisya menggeleng dan meminum air putih nya.

"Drrrrttt.. Drrrrtt.."  Ceisya menatap layar handphone, melihat nama Ciro tertera di layar handphone nya.

"Dengan dokter Ceisya?. Saya calon suami nya nih"

Ceisya tersedak mendengar suara Ciro.

"Kaget nya bikin gemes deh," Ciro terkekah di seberang telepon.

"Gue kebiri kalau pulang!" Balasan Ceisya membuat Ciro berdehem.

"Gue di Singapur, sorry enggak sempat pamit. Lo udah sarapan?"

"Udah, baru selesai"

"Hari ini pakai mobil aja!. Atau nebeng Mawar aja"

Ceisya diam sejenak, apakah ini hari kebebasan nya setelah Ciro menteror nya dan mengikuti nya sejak ia pulang.
Ceisya tersenyum lebar memikir kan rencana kebebasan nya.

Pretty SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang