6. Mendadak manis

2K 354 89
                                    

Ciro duduk tenang di bangku nya sambil mendengarkan penjelasan guru fisika di depan kelas nya, mata nya fokus ke handphone yang di tutup dengan buku fisika yang tebal, sedangkan telinga nya di sumpal airpods berwarna putih, posisi Ciro yang duduk di pojok paling belakang membuat nya tidak terlalu terlihat oleh guru di depan walaupun tetap saja ia begitu terkenal.

Ciro mendongak dan matanya tidak sengaja menangkap basah mata seorang gadis yang menatap nya tidak jauh dari depan, gadis itu kaget dan kelabakan.

"Susah emang menolak pesona seorang Ciro" Chandra yang berada tidak jauh di sebelah Ciro berkata.

"Ya terus kenapa Ceisya enggak pernah bilang gue ganteng atau pun terpesona sama gue?" Ciro melirik Chandra.

"Ya iyalah, dia kakak lo. Kakak gue aja bilang gue jelek" Chandra menjawab.

"Emang lo jelek" Yoshi di depan menyahut sambil terkekah pelan.

Ciro ikut tertawa pelan lalu ia kembali fokus pada vidio di layar handphone nya yang berjudul Sepuluh cara membuat perempuan terpesona.

"Homuris?, gue banget deh. Gue juga romantis dan ganteng banget, jago memimpin?, iya gue lagi belajar tenang aja." Ciro mengangguk sambil berkata pelan sendirian "..bijaksana, sabar, punya attitude dan murah senyum. Tapi senyum gue mahal, ini vidio enggak ngedukung banget sama keadaan gue"

"Ci, lo nonton apa?" Chandra bertanya sambil mencuri pandang ke arah handphone Ciro.

"Cara nidurin kakak nya" Yoshi kembali menyahut lalu tertawa bersama Chandra.

"TAK" suara papan tulis yang di pukul membuat Yoshi dan Chandra meredakan suara tawa nya.

"Kepopuleran itu enggak bertahan lama, apa lagi kalau punya attitude buruk dan bodoh" suara singgungan guru di depan kelas membuat Yoshi dan Chandra menundukkan kepalanya tapi tidak dengan Ciro yang membalas menatap guru fisika yang masih muda itu. Guru fisika baru yang baru saja lulus, mungkin usia nya sama dengan Ceisya.

"Ibu juga pasti punya attitude kan untuk menegur murid dengan cara lebih sopan, kalau ibu ingin di hargai maka tegurlah murid ibu dengan baik, bukan mengatakan kalau bodoh dan tidak ber attitude" kalimat menohok Ciro membuat semua orang menatap ke arahnya.

Bunyi bel tanda istirahat membuat para murid menghela nafas nya lega.

"Kakak Ciro panutan ku" Chandra mengacungkan jempol nya.

[]

Ceisya menyesap kopi kaleng nya sambil berjalan santai ke arah bagian perawatan untuk orang yang punya masalah dengan mental setelah ia menyelesaikan beberapa pekerjaan nya.

"Ceisya" suara seorang lelaki membuat Ceisya menoleh dan tersenyum.

"Dokter Valle" Ceisya tersenyum lalu menghampiri dokter muda itu "..tadi aku mau nemuin dokter di ruangan"

"Aku habis dari kantin, kamu jadi kan mau daftarin adik kamu konsultasi?" Lelaki dengan nama lengkap Valerio Andreaz itu bertanya.

"Bisa enggak kalau psikiater nya perempuan, adik ku itu tidak suka kalau aku berdekatan dengan lelaki lain selain orangtua ku dan dia" Ceisya menjelaskan.

"Iya, enggak masalah sama sekali" Valle menjawab. "..tapi apa dia seposesif itu?"

Ceisya ragu mengatakan nya, ia hanya tersenyum.

"Cuma kasus cemburu anak remaja biasa, orangtua kami selalu sibuk dan jarang punya waktu, kami bahkan hanya bertemu saat sarapan dan weekend" Ceisya menjelaskan. Valle tersenyum dan mengangguk.

"Minggu ini aku libur, kamu punya acara?" Valle bertanya.

Ceisya menahan senyum nya dan menggeleng.

Pretty SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang