8. Bohong

2.1K 375 68
                                    

....

"Lancar ya bund kencan nya kemaren," Mawar langsung menggandeng tangan Ceisya yang baru saja sampai di parkiran.

"Iya dong moms, si degem enggak akan tahu deh," Ceisya menjawab

Mawar dan Ceisya tertawa.

Rasanya hati Ceisya sangat cerah tanpa awan mendung seperti hari ini, Ciro akan ikut sekolah nya study tour dan Camping selama empat hari bersama dua teman sejoli nya si Jepang dan si Lokal, Ceisya bisa bebas di rumah dan bebas berdekatan dengan gebetan nya, Ceisya cuma berharap kalau Dokter Valle tidak tiba-tiba hilang alias ghosting kayak kata-kata anak milenial sekarang.

"Gimana hubungan lo sama Zafar?" Ceisya bertanya sambil memasang  snelli nya saat mereka sudah di ruang ganti.

"Flat," Mawar menjawab.

"Mawar ini sudah enam bulan, lo masih enggak ada rasa sama Zafar?" Ceisya jadi greget dengan sahabat nya itu.

"Gue mati rasa, njir. Gue baru ke psikiater buat bikin hati gue ini berbunga-bunga lagi" Mawar menjawab

"Orang cakep di pandang sempurna kayak lo sebenarnya banyak kekurangan ya moms" Ceisya berdecak tapi detik berikutnya tertawa bersamaan dengan Mawar.

"Dari pada gue, adik super kece badai lo tuh apa kabar kalau lo pacaran sama Dokter Valle," Mawar membalas.

"Ngamok," Ceisya menjawab lalu tertawa.

**

Ciro beberapa kali mendengus mendengar obrolan beberapa siswi di depan nya.

Duduk bersama gadis yang sedari tadi mencuri lirik pada nya itu membuat Ciro jengah, apa lagi harus menghabiskan dua jam perjalanan untuk camping bersama sekolah nya, harus nya Ciro memilih untuk foto endors saja tapi Ceisya malah sangat mendukung kegiatan sekolah nya.

"Yoshi nyusul habis selesai latihan sama para model, lama-lama teman kita jadi lekong deh," Chandra berkata dari arah kursi belakang.

"Syukur deh, entar yang ada gue sama lo di kira homo berduaan terus," Ciro tertawa membuat gadis di sebelah nya melirik nya dengan pipi memerah.

"Lo Tasya kan?, anak-anak sering ngomongin lo. Kata nya lo cucu dan lo juga cucu pemilik sekolah?" Chandra bertanya.

"Hai, panggil aja Acha. Kamu?" Gadis itu menjulurkan tangan nya.

"Chandra, lo enggak perlu tahu nama depan dan belakang gue deh entar lo kaget," Chandra tertawa sambil menyambut tangan Acha.

Ciro menggeleng lalu mengeluarkan airpods nya dan menyetel musik sambil menunggu balasan pesan dari Ceisya.

Kalau Ciro pikir seminggu terakhir ini Ceisya cukup mencurigakan, sangat perhatian bahkan mendukung kegiatan sekolah nya bahkan sering menatap layar handphone sambil tersenyum manis bahkan beberapa kali kakak nya itu Ciro lihat sering menghabiskan waktu mengobrol di balkon kamar di tengah malam.

"Jangan-jangan Ceisya dekat sama cowok?, tapi kan Ceisya enggak punya waktu buat kencan," Ciro berbicara dalam pikiran nya.

"Ci"

Ciro menoleh ke samping nya saat merakan lengan nya di tepuk.

"Apa?" Ciro mengangkat alis nya.

"Kamu bete?"

"Iya, jadi bisa kan lo enggak usah ganggu gue," Ciro menjawab lalu memilih tidur meninggal kan gadis yang duduk di samping nya dengan kesal.

***

Pretty SistersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang