.........
Ceisya menghentikan mobilnya di lampu merah, gadis itu menghela nafasnya di tengah kemacetan sore ini.
Ceisya menopang kepalanya dengan satu tangan kiri memegang stir mobil, matanya tidak sengaja melihat bilboard besar iklan Ciro yang sedang tersenyum mirip dengan alis terangkat sambil memegang minuman bersoda berwarna hijau.Ceisya mengerutkan kening nya, kalau Ceisya perhatikan memang sepertinya Ciro banyak mengalami perubahan, dulu Ciro adik kecilnya yang manis dan tersenyum saat ada kamera Ayah nya memotretnya kini berubah, Ciro menjadi lebih dewasa.
Ceisya menghela nafasnya, Ciro memang tumbuh dengan sangat baik, adik nya yang manja dan pemarah itu memang sangat tampan. Ceisya benci mengakui nya, tapi Ciro memang semenawan itu.
"TIINN TIINN.." bunyi klakson membuat Ceisya tersadar dari pikirannya dan langsung melajukan mobilnya lagi saat melihat lampu hijau
Sejak adegan seorang ibu yang anarkis menyerang Ciro, Ceisya mulai menaruh lebih keperduliannya untuk Ciro. Selama adik nya itu tidak membuat nya berubah menjadi iblis, Ceisya rasa ia akan baik-baik saja.
Ceisya tahu kalau semua perbuatan Ciro itu untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari nya, tapi tetap saja Ceisya tidak terima. Apa lagi kemaren Ciro menjatuhkan koleksi furnitur film disney nya, Ceisya harus banyak bersabar pada adik nya itu dan memberikan perhatian yang lebih lagi agar adik nya itu tidak menggannggu hobby nya ataupun barang berharga nya.
[][][]
Ciro membuka matanya dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat Ceisya masuk ke kamarnya dengan pakaian seksi.
"Cei?" Ciro bangun dari posisinya
"Sssttthh.." Ceisya naik ke pangkuan Ciro dan mengecup bibir pemuda itu, Ciro semakin membulatkan matanya saat Ceisya mengikat rambutnya sambil mengecup binir Ciro.
"Ceisya, lo enggak gila kan?" Ciro bertanya lalu membalik keadaan dengan menindih Ceisya.
Ceisya menggeleng, tangannya turun mencoba membuka celana training yang di pakai Ciro.
Ciro menikmati nya saat Ceisya menyentuh barang kebanggaan nya sebagai lelaki.
Ciro menahan tangan Ceisya lalu menahannya di atas kepala kakak nya itu."Gue suka cewek agresif tapi gue suka memimpin Cei" Ciro tersenyum miring lalu mengecup bibir Ceisya, Ciro juga melepaskan kaos yang di pakainya.
Ciro tersenyum senang, ia tidak tahu apa yang di makan Ceisya tapi kakak nya itu yang memulai memancingnya. Keanehan yang ajaib dan keberuntungan bagi Ciro.
Ciro melanjutkan kecupannya pada Ceisya yang mendesah tertahan.
"Pelan-pelan Ci!" Ceisya berkata saat Ciro membuka lingering nya.
"Kalau robek gue ganti" Ciro mengecup gemas pipi Ceisya lalu menatap Ceisya dengan bibir bawah yang digigit nya, antara gemas dan senang.
"TOK.. TOK.." suara ketukan pintu membuat Ciro mendengus kesal.
"CIRO, JANGAN SAMPAI PINTU KAMAR LO GUE BOM, YA!"
"Siapa sih yang ganggu, suara nya mirip suara lo Cei" Ciro mengerutkan keningnya tapi sedetik kemudian ia sudah mengabaikannya, pemuda itu malah akan mencium Ceisya yang menatapnya dari bawah "..udah ganggu aja, pintu nya udah gue kunci juga"
Ceisya mengangguk.
Ciro dan Ceisya saling menikmati pergulatan panas nya, bahkan Ceisya sudah tidak memakai apa pun lagi dan duduk di atas tubuh Ciro yang juga polos.
"It's my first time" Ceisya berbisik lalu turun dari tubuh Ciro.
Ciro mengecup kening Ceisya lalu membawa tubuh Ceisya lebih dekat dengannya dan saat ia akan memasuki tubuh Ceisya, ia merasakan sesuatu yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sisters
RomanceCeisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoying bagi nya. Adik nya yang hanya beda tiga tahun itu sangat mengganggu bagi nya, bagiama bisa ada adik yang begitu posesif dan selalu punya...