.................
"Dasar cowok berengsek," Ceisya menangis saat Ciro mengantar nya ke kamar.
"Ada gue Cei," Ciro membawa Ceisya ke pelukan nya tapi Ceisya malah mendorong Ciro.
"Pergi!. Gue nangis bukan karena di sakiti, tapi gue nangis karena keadaan Ciro"
"Iya maka dari itu gue mau mengjibur lo"
"Arrggghhh.." Ceisya menggeram kesal, tubuh nya sudah sangat panas. Efek minuman yang di berikan Valle sangat kuat. Ceisya tidak tahu berapa dosis obat perangsang yang di berikan Valle di minuman nya.
"Pergi Ciro!" Nandira memohong.
"Enggak Cei!" Ciro menjawab dengan tegas lalu membuka jaket nya dan juga kaos nya.
"Mati gue, beneran mati," Ceisya tahu betul tentang sex walaupun ia tidak pernah melakukan praktek nya, sex education di ajarkan secara detail bagi setiap doktef.
"Ciro sentuh gue!" Kalimat Ceisya membuat Ciro terdiam.
"Ciro," panggilan lemah Ceisya membuat Ciro meneguk ludahnya.
Ceisya menangis, ia mencoba menahan tapi efek obat terlalu kuat di tubuh nya. Apa lagi saat ia mrnyentuh perut Ciro yang sudah mulai berbentuk.
Ceisya mendesah.
Ciro membalik posisi dan menindih Ceisya yang sekarang pasrah.
"Tolong sekali ini aja," Ceisya berkata.
Ciro mengecup bibir Ceisya menyesapnya sambil membuka dress Ceisya.
Desahan-demi desahan lolos di bibir Ceisya. Rasanya ia sudah melupakan segala nya, yang ada sekarang hanya rasa aneh sekaligus nikmat yang ia rasakan saat Ciro terus menyentuhnya sampai ia dan Ciro sama-sama sudah tidak memakai sehelai benang lagi.
Ciro menarik nafas nya, pandangan nya di penuhi gairah hanya karena Ceisya yang sekarang ia tindih.
"Lo yakin Cei?" Ciro kembali bertanya sambil menggekkan alat kelamin nya di bibir vagina Ceisya.
"Pelan-pelan Ci!" Jawaban Ceisya membuat keraguan Ciro hilang.
Ini pertama bagi Ciro dan juga Ceisya tapi tetap saja Ciro adalah lelaki normal pada umum nya, ia sering menonton film biru itu dengan sedikit praktek di kamar mandi sambil membayang kan Ceisya.
Ciro menggeram saat ia berhasil memasuki tubuh Ceisya dengan susah payah.
Ciro mendiam kan junior nya itu sebentar sambil mencium kedua mata Ceisya yang ber-air lalu kedua pipi dan hidung Ceisya serta bibir Ceisya dengan lembut."Thank you Ceisya, i'll give you everything you want and i'll never leave you. I love you," Ciro mengecup kening Ceisya cukup lama sebelum memulai aksi nya.
"Ciro.." desahan Ceisya membuat Ciro semakin bersemangat.
**
Ceisya membulat kan matanya pagi ini, dengan tatapan horror ia menoleh mendapati Ciro yang masih tidur dengan posisi tangan yang memegang dada nya.
Ceisya ingat, ia memohon dan menyentuh Ciro duluan. Ingin menangis rasanya tapi percuma saja karena ia dan Ciro sudah bercinta.
Semua gara-gara dokter sialan itu, harus nya ia menurut saja pada Ciro tapi sayang nya ia malah bersikap bodoh.Ceisya menangis, suara isakan tangis nya membuat Ciro bangun dan mengerut kan kening nya melihat Ceisya yang menangis di samping nya.
"Cei lo kenapa?" Ciro langsung bangun dan mencoba memeluk Ceisya sekalian modus tapi sayang nya Ciro malah di dorong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sisters
RomanceCeisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoying bagi nya. Adik nya yang hanya beda tiga tahun itu sangat mengganggu bagi nya, bagiama bisa ada adik yang begitu posesif dan selalu punya...