Jangan Mati

3.4K 422 39
                                    

Just my imagination.
Don't judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.

Seojun bergerak gelisah ketika kata-kata yang diucapkan Suho terus terngiang di kepalanya.

'Mau sampe kapan lo diemin gua?'

Kata-kata itu terus berputar bak rekaman film yang menari-nari di kepalanya.

"Brengsek!"

Brak

Seojun menendang tempat sampah di dekatnya, tak peduli jika sampah di dalamnya berceceran sampai keluar.

Saat ini yang ia butuhkan adalah ketenangan diri.

"Yakk Han Seojun!"

Seojun tak memperdulikan teriakan teman-temannya.

"Heii kayanya Seojun lagi butuh hiburan"

"Hmm bolos mungkin?"

"Rooftop asik nih"

Seojun yang tadinya sedang berjalan santai langsung berhenti ketika mendengar ucapan mereka.

"Jangan ke rooftop. Cari tempat lain sana" kata Seojun lalu meneruskan langkahnya ke arah rooftop.

Tak ada yang dilakukan. Ia hanya menikmati semilir angin yang mengibaskan rambut moletnya.

Sadar atau tidak, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya. Seketika ia langsung emosi.

"Gua bilang jangan ikutin gua! Brengsek!"

Seojun menoleh untuk melihat teman-temannya.

Tapi ternyata ia salah. Bukan mereka, yang berdiri disana adalah Suho.

Tak dapat dipungkiri Seojun terkejut saat melihatnya. Bagaimana bisa anak rajin seperti Suho bolos seperti ini?

Sekejap Seojun merubah ekspresi terkejutnya menjadi pandangan remeh.

"Huh ternyata tuan muda. Kalo gitu hamba permisi" sarkas Seojun sambil berjalan pergi. Tak lupa ia menabrakkan bahunya pada Suho.

Tadinya Suho ingin mengajak Seojun berbicara. Tapi mendengar ucapan Seojun membuatnya sedikit sakit hati. Ia pun hanya bisa menahannya dengan cara mengepalkan kedua tangannya.

Seojun melirik Suho yang hanya diam saja saat mendapatkan perlakuan kasarnya. Ia jadi kesal sendiri, padahal bisa saja Suho melawannya.

Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Pengecut" ucap Seojun lirih lalu benar-benar pergi meninggalkan Suho.

Sepeninggal Seojun, Suho pun menjadi lebih emosional. Dirinya meninju pintu gudang berkali-kali hingga menimbulkan debuman keras.

BRAK

BRAK

BRAK

"Arrghhhhh"

Suho tak peduli jika tangannya sudah memar hingga sedikit mengeluarkan darah karena lecet. Pikirannya kacau. Seojun benar-benar membuat hidupnya berantakan.

Ia hanya bisa menunduk meratapi hidupnya. Membolos seharian rasanya tidak buruk?

Lain hal Suho yang berniat membolos seharian, Seojun justru kembali ke dalam kelas. Disana sudah ada guru yang mengajar.

BRADA [SEOJUN - SUHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang