Just my imagination.
Don't judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.•
•
•
Prank
Mendengar bunyi pecahan dari luar, perasaan Jinyoung tiba-tiba saja berubah tidak enak. Apa mereka bertengkar? batinnya gelisah. Lagi-lagi rasa ingin ikut campurnya muncul. Jinyoung pun keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Betapa terkejutnya ia saat mendapati Suho yang tergeletak dilantai dikelilingi oleh pecahan sebuah pigura.
“Brengsek!” geramnya.
Jinyoung menghampiri Suho dan mengecek keadaannya. Bercak darah membasahi tangannya saat ia sedang menyingkap poni Suho. Pecahan kaca dari pigura itu menimpa kepala Suho. Kesabaran Jinyoung sudah habis. Tapi ia harus menahannya karena keselamatan Suho lebih penting.
Dengan sigap, Jinyoung membopong Suho ke dalam mobil. Beruntung kunci mobil Suho tergeletak di meja ruang tengah. Meski ugal-galan, Jinyoung tidak peduli, yang penting mereka sampai tepat waktu.
Sesampainya di rumah sakit, Suho dinyatakan pingsan, namun belum diketahui pasti apa penyebabnya. Jinyoung hanya dapat menunggu diluar selagi Suho diperiksa. Ia pun berinisiatif untuk menghubungi Jia dan memberitahukan keadaan Suho.
Bersamaan dengan terbuka ruang UGD, Jia dan yang lainnya datang. Tanpa banyak pertanyaan, mereka mengikuti kemana Suho dibawa. Lain hal dengan Jinyoung yang justru pergi meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke apartemen.
Jinyoung mendobrak pintu yang ia yakini Seojun berada didalamnya.
“Buka pintunya brengsek!”
BRAK
BRAK
BRAK
Jinyoung semakin dibuat kesal saat melihat Seojun yang sedang terlelap dengan tenang.
“Gua bilang bangun lu ga denger hah?!” ditariknya kerah baju Seojun dengan sekali hentak. Hal itu berhasil menyadarkan Seojun dari tidurnya.
Dengan refleks Seojun mendorong Jinyoung.
“Maksud lo apaan hah?”
“Lo yang apaan?!”
“Harusnya gua yang marah sama lo! Kenapa jadi lo yang marah?!”
BUGH
Tak ingin basa-basi, Jinyoung meninju pipi Seojun sekuat tenaga. Tidak peduli melihat banyaknya memar diwajah Seojun.
“STOP”
Seojun menahan tangan Jinyoung agar berhenti. Tak kehabisan akal, Jinyoung mengayunkan tangan satunya untuk memukul Seojun. Tapi Seojun lebih cepat menahannya, sehingga posisinya kini berbalik dan membuat Jinyoung tak dapat berkutik.
“Gua udah sabar untuk ga mukul lo dari tadi. Jadi stop sebelum gua berubah pikiran” geram Seojun tertahan.
“Lo emang pantes dipukul!”
“Apa alesan lo mukul gua?”
“Pikir aja kalo lo punya otak”
Sekuat tenaga Jinyoung menarik tangannya dari Seojun. Setelah itu ia pergi dari apartemen meninggalkan Seojun dengan segala kebingungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRADA [SEOJUN - SUHO]
FanfictionBrother or not? Seojun dan Suho adalah sepasang sahabat yang telah berteman sejak kecil. Bahkan, hingga keduanya sudah duduk di bangku SMA. Seharusnya hubungan mereka baik-baik saja. Sebelum semuanya berbalik 180° sejak keduanya berubah status menja...