Our Family

825 104 7
                                    

Just my imagination.
Don't judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.

"Kakak kenapa baru bangun sekarang? Aku khawatir banget sama kakak hiks"

"K-kamu nangis?"

Jia tidak menjawab, ia hanya terus memeluk Jinyoung.

"Ck pertanyaan macam apa itu" sungut Seojun.

"Seojun!" Suho mencubit lengan Seojun pelan.

"Apaan sih cubit-cubit?!"

"Sst"

Suho tidak peduli dengan Seojun yang sekarang sedang mendengus kesal. Saat ini ia sedang memikirkan ayahnya. Sudah malam hari, tapi kenapa sang ayah belum juga datang?

Cklek

"Ayah!"

Seojin menghampiri ayah dan memeluknya. Ayah pun membalas pelukan itu. Tak lupa sebuah kecupan sayang dilayangkan di kepala Seojin.

Tatapan iri dari Jinyoung dan Jia tak lepas dari pandangan Suho, membuatnya sedikit tertohok akan hal itu.

"Ekhem. Ayah, liat anak ayah yang satu ini"

Suho menunjuk Seojun, berusaha mengalihkan pandangan ayah.

"Haah ayah udah ga kaget pas tau kamu masuk rumah sakit. Yang ayah kaget, kamu ngelakuin itu demi orang lain"

Seojun bingung, ingin tersenyum tapi merasa tersindir.

"Kalian?"

"Saya Jia om, ini kakak saya Jinyoung"

"Ohh jadi kamu yang bikin Seojun kaya gini?"

Jia membelalakkan matanya, sedikit gemetar dan ada perasaan bersalah saat dirinya ditodong pertanyaan seperti itu.

"Ayah.. Ayah bikin Jia takut tau" Seojin protes sambil memeluk lengan Jia.

"Aahaha maafin ayah ya Jia"

"Ayah?"

"Iyaa, panggil ayah aja ya. Temen Seojin boleh panggil ayah"

"Oohh b-begitu ya"

Sedikit rasa kecewa Jia rasakan saat mengetahui kalau bukan dirinya saja yang boleh memanggil ayah. Ternyata semua teman Seojin.

Jia menjadi murung. Suho rasa, ia tau apa penyebabnya.

"Ayah"

Suho memberi kode agar ayah mengikutinya keluar. Ia ingin membicarakan rencana dirinya tentang Jia dan Jinyoung.

Sedangkan di dalam ruangan, Seojin sedang memotongkan buah untuk Seojun dan Jinyoung. Ibu sedang dipijit oleh Jia karena tadi ibu mengeluh pundaknya sakit.

"Makan yang banyak ya ka" Seojin menaruh banyak buah di piring Jinyoung. Sedangkan Seojun merasa dinomorduakan oleh adiknya sendiri.

"Yak! Seojin! Kenapa piringnya penuh begitu? Kakak cuma kamu kasih sedikit"

"Ka Jinyoung itu baru banget sadar, jadi butuh banyak tenaga"

"Ck alasan macam apa itu"

"Kalo gitu biar aku potongin buahnya ka" saut Jia sambil menghampiri Seojin.

BRADA [SEOJUN - SUHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang