Blood, Sweet, and Tears

1.1K 99 8
                                    

Just my imagination.
Don't judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.

Seojun berlari di lorong rumah sakit meninggalkan ayah yang sedikit terseok mengikuti Seojun. Ayah sudah memberitahukan semuanya, tapi Seojun tetap tidak percaya. Ia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri.

“… kamu ga bisa ketemu Suho”

Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya. Anggap saja itu adalah hal ter-bulshit yang pernah ayahnya katakan.

Seojun melihat Jinyoung, Seojin, Jia, dan ibu di depan pintu yang ia yakini terdapat Suho didalamnya. Tanpa menghiraukan tatapan mereka semua, Seojun menerobos masuk ke dalam.

“Seojun, jangan” cegah ibu.

“Aku mau ketemu Suho bu”

“Kamu ga bisa ketemu Suho, Seojun”

Kata-kata itu lagi, batin Seojun kesal.

“Tapi kenapa bu? Suho didalam kan? Aku cuma tinggal masuk aja untuk ketemu Suho” Seojun benar-benar frustasi.

Ayah sampai dengan nafas tersenggal.

“Biarin Seojun masuk” kata ayah yang mendapat tatapan tak setuju dari semuanya.

“Biar dia liat sendiri keadaan Suho” lanjutnya sambil menatap Seojun.

Seojun mengepalkan tangannya erat. Sebenarnya apa yang mereka tutup-tutupi? Ia pun masuk ke dalam ruangan tersebut dengan tergesa.

Pemandangan yang ia lihat adalah Suho yang sedang terduduk di ranjang rumah sakit sambil menatap jendela.

“Ho..”

Mendengar namanya dipanggil, Suho pun menoleh dan wajahnya yang pucat bertambah pucat pasi saat melihat orang yang paling ia hindari.

Perlahan ia berdiri dan berjalan mundur mendekati jendela. Hal itu membuat Seojun terkejut bukan main, kenapa tidak ada senyum yang biasa dilayangkan oleh Suho? Kenapa justru ekspresi khawatir dan ketakutan yang ia dapatkan?

“Ho.. Lo kenapa? Ini gua, Seojun”

Baru selangkah Seojun mendekat, tapi Suho justru semakin menundukkan badannya dan terlihat linglung.

“Seo-jun”

“Iya ini gua Seojun”

“Kenapa?” tubuh Suho semakin merosot ke bawah, kepalanya semakin ia tenggelamkan diantara kaki.

“Kenapa lo terus jauhin gua Seojun?!” Suho sedikit berteriak sambil menutup kedua telinganya.

Seojun terdiam, dirinya benar-benar tidak menyangka hal ini akan terjadi pada Suho.

“Kenapa ga jawab?! Salah gua apa sama lo Seojun?! APA?!”

‘Gua yang salah ho’ batin Seojun lirih.

“APA GUA HARUS MATI BIAR LO SENENG?!”

“SUHO!” ucap Seojun berteriak. Tanpa sadar ia emosi mendengar ucapan yang paling tidak ia sukai meluncur dari mulut Suho. Namun, hal itu justru membuat Suho semakin meringsut ketakutan.

“Ho.. g-gua m-maaf”

“Mati, harus mati!” Suho bergerak cepat meraih vas bunga di meja samping ranjang. Memecahkannya dan berusaha menggores nadi di tangannya.

BRADA [SEOJUN - SUHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang