Hari ini merupakan hari yang sangat gue tunggu-tunggu. Hari di mana gue berganti status menjadi istri Kai. Mungkin dulu gue berfikir kalau gue nggak akan pernah bisa menjadi istrinya. Tapi seiring perjalanannya waktu dan tentu aja doa yang selalu dipanjatkan orang tua, yang begitu menginginkan gue untuk menjadi istri Kai. Akhirnya hari ini, gue sah menjadi istrinya.
Sejak tadi air mata gue nggak henti-hentinya turun setelah mendengar suara berat Kai membaca ijab kabul. Bahkan sekujur tubuh gue sampai merinding. Sedangkan mama yang ada di samping gue langsung menggenggam tangan gue erat. Bisa gue liat mama juga sama terharunya sama gue.
Setelah menghapus air mata gue langsung disuruh keluar untuk bertemu dengan Kai. Sudah satu minggu ini gue sama sekali nggak bertemu dengan dia. Dan akhirnya sekarang gue bakal ketemu. Rasanya gue udah kangen banget sama dia. Tiap hari bahkan gue hanya chatingan sama dia. Telepon aja enggak karena kita udah sepakat.
Mama yang berada di samping gue menuntun gue untuk keluar dari ruangan. Bisa gue lihat orang-orang kini menatap gue dengan senyuman. Tapi saat ini tatapan gue hanya tertuju pada Kai. Orang yang saat ini tengah berdiri menanti gue di depan sana dengan senyum merekah.
Satu per satu gue melangkahkan kaki untuk menuju orang yang saat ini sudah sah menjadi suami gue. Bahkan saat jarak di antara gue dengan Kai hanya berjarak satu langkah, air mata gue kembali turun. Gue benar-benar masih tidak percaya kalau Kai sudah sah menjadi suami gue.
"Kamu cantik banget." bisik Kai saat kita sudah berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Tangan kanan Kai terulur untuk menghapus bekas air mata gue.
Sesuai perintah dari pembawa acara, Kai mendekat dan mencium kening gue lama. Dan untuk pertama kalinya gue merasakan seluruh tubuh gue seperti disiram air dingin. Lagi-lagi, air mata gue kembali turun.
***
Setelah acara resepsi selesai, gue langsung pulang ke apartemen Kai. Gue yang kecapean akhirnya memutuskan untuk tidur dan nanti kalau udah sampe bakal dibangunin sama Kai. Sekitar 20 menit setelah gue tidur Kai pun bangunin gue karena udah sampai.
Namun setelah keluar dari mobil gue terkejut karena ini buka apartemen Kai. Bukan rumah orang tua gue ataupun orang tua Kai juga.
"Kai, ini di mana?" gue memandang sekeliling karena sekarang gue udah ada di depan rumah yang bisa dibilang minimalis.
"Di rumah sayang," Kai mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang gue. "Ini rumah kita."
Gue membulatkan mata ketika Kai bilang ini rumah kita. Maksudnya, Kai udah beli rumah? Tapi kapan? Memang terakhir kali Kai bilang udah tinggal di rumahnya, yang gue kira ya rumah orang tuanya. Dia bilang udah nggak betah tinggal di apartemen. Ternyata ini rumah yang Kai maksud?
"Terus apartemen kamu?"
"Udah aku jual." jawabnya yang langsung mencium kepala gue. "Yuk masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (END)
FanfictionMemperjuangkan sesuatu yang sudah menjadi milik orang memang tidak mudah