Nama gue Krystal. Gue kuliah di salah satu universitas di Jakarta jurusan Akuntansi dan sekarang udah semester 5. Gue kuliah bareng sahabat sekaligus sepupu gue, namanya Bryan. Dia tuh lebih cerewet dari cewek manapun.
"Itaaaaaaaallllll..!!!" kan baru diomongin juga. Bryan langsung lari ke meja gue dan membuat gue menatapnya sinis. "Liat tugas lo dong."
Pengen gue tabok rasanya kalo nggak inget sepupu sendiri. Karena gue nggak mau denger omong kosong yang bikin gue tambah pusing makanya gue kasih langsung aja bukunya ke dia.
Gue nggak pernah protes kok kalo Bryan nyontek gue. Alesannya ya udah pasti karena dia gue paksa masuk Akuntansi. Walaupun dia kekeh dulunya pengen masuk hukum. Ya sebagai balas budi dia mau gue ajak masuk Akuntansi. Toh juga nggak gratis.
"Ini demi kelangsungan hidup gue di jurusan ini." gue cuma memutar bola mata dan kembali fokus sama novel yang sedang gue baca tadi.
"Traktir bakso jangan lupa."
"Siyaaappp."
Mana ada si yang gratisan di dunia ini. Bryan juga selalu traktir gue makan kalo udah nyontek. Dia kan kerjaannya cuma main PS sama tukang gosip. Gue curiga dia jangan-jangan salah satu admin dari akun gosip kampus ini. Bacotnya itu nggak bisa ilang. Ada aja yang diobrolin. Dari yang paling sepele sampai masalah tetangganya dia ceritain sampai detail. Dan gosip apapun dia tau. Coba deh nanti lo tanya aja gosip terbaru kalo ketemu Bryan, dijamin dia bakal menjelaskan sedetail-detailnya meskipun lo nggak minta.
"Yan, lo tau Rafael nggak? Anak teknik katanya."
Gue jadi inget cowok yang belakangan ini deketin gue. Namanya Rafael dari fakultas sebelah. Gue si belum pernah ketemu sama dia.
"Kenapa nggak lo tanya laki lo aja si?" dia kan pasti tau anak teknik."
"Ngaco lo."
Yang ada gue bakal perang sama dia kalo tanya. Nggak deng, peduli aja enggak kayanya.
Dan baru aja gue keluar kelas, gue nggak sengaja nabrak seseorang.
"Maaf, gue nggak sengaja." gue mendongak untuk melihat orang yang gue tabrak.
Mata gue ketemu sama mata hitam pekat seorang cowok yang lebih tinggi dari gue. Tatapan matanya dalam banget, seolah bisa membuat siapa aja terhipnotis. Kulitnya tan, eksotis gitu.
"Lain kali hati-hati." tapi dingingnya kaya es batu. Namanya Kai, anak teknik dia. Tapi ya gitu, ganteng-ganteng ngeselin.
Btw, si doi lagi deket sama temen gue, namanya Nadia. Mereka deket karena satu kelompok pas penerimaan mahasiswa baru.
"Ngapain bengong dah lo?"
Panjang umur banget Nadia, baru aja gue membatin tapi udah muncul aja di hadapan gue.
"Pengen ke toilet gue." gue menepuk bahu Nadia dan berjalan meninggalkan Nadia.
---
Kuliah baru aja selesai. Gue memasukkan buku-buku yang berserakan di meja ke dalam tas. Perut udah mulai keroncongan dan gue harus cepet-cepet ke kantin gara-gara tugas dadakan tadi.
"Kantin yuk Nad." ajak gue yang langsung diiyakan sama Nadia. "Si Bryan mau traktir kita nih."
"Brengsek lo." jawabnya sewot dan gue sama Nadia cuma ketawa-ketawa aja. Kalo udah ada kata traktir itu artinya Bryan nggak cuma mau traktir gue tapi sekalian sama Nadia.
Dan sesampainya di kantin, gue langsung memesan 3 mangkuk bakso, 2 es teh, dan satu jus jeruk. Tentu saja ini Bryan yang bayarin. Siapa suruh nyontek mulu kerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE (END)
FanfictionMemperjuangkan sesuatu yang sudah menjadi milik orang memang tidak mudah