Axelleon- 13

10.4K 500 3
                                    

Aku membencinya, tapi ... aku ingin selalu melindunginya.

★★★


Bunyi pintu yang ditendang secara paksa membuat dua orang berbeda generasi di dalamnya terkejut bukan main, tak urung mereka juga melihat siapa yang datang ke kediaman sederhana ini.

Dua wanita itu sontak membulatkan matanya ketika melihat dua orang bagai Iblis datang ke rumah mereka. Wanita yang terduduk lemah di kursi roda menggenggam erat tangan Sang Anak karena rasa takut seketika merasuki dirinya.

"Ka-Kananta ... Ja-Jackson ... kalian-"

"Tidak usah bertele-tele Ashanara!" Seorang pria dengan kaos hitam menatap datar pada perempuan yang tak lain adalah Ashanara itu. Dan wanita yang duduk di kursi roda itu adalah Ireanne, Ibu kandung Ashanara.

Ashanara terdiam mencoba mencerna ucapan dari Leader Megalodon itu. Apa ....

"Oh ya, Jackson." Kananta melirik ke arah Adiknya yang juga tengah menoleh ke arahnya.

"Apa?"

"Kau tidak keberatan 'kan mengurus Nyonya Williams sementara aku berbicara dengan Putrinya?" Kananta menyeringai tipis yang dibalas kekehan beserta anggukan oleh Jackson.

Jackson berjalan ke arah Ashanara dan Ireanne, ketika tangannya ingin menyentuh kursi roda itu, Ashanara menepis tangan Jackson seraya memohon.

"Aku mohon jangan." Ashanara menyatukan kedua telapak tangannya memohon pada pemuda yang baru saja kembali setelah sekian lama menghilang itu supaya tidak menuruti perintah Iblis kejam di depan sana yang disebut Kananta.

Jackson mengangkat sebelah alis matanya yang terbelah itu. "Memohonlah pada Saudaraku."

Jackson mendorong pelan Ashanara agar beranjak dari tempatnya, ia masih ingat kalau Ashanara tengah berbadan dua sekarang, tidak mungkin ia memperlakukan Ashanara kasar. Jackson masih mempunyai hati meskipun hatinya pun sakit mengetahui Ashanara diperlakukan buruk oleh Axelleon.

Jackson menoleh ke arah Ireanne yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya. "Nyonya Williams, ikut saya dulu." Setelah itu Jackson langsung saja mendorong kursi roda itu menjauh dari Ashanara dan Kananta.

Setelah kepergian Ashanara, Kananta menyeringai dan berjalan mendekat ke arah perempuan itu. "Sudah lama tidak bertemu, Ashanara!"

"Apa maumu?" tanya Ashanara pelan.

Sejenak Kananta terkekeh dan mengangkat sebelah alisnya. "Aku dengar ... kau hamil. Awalnya aku sempat terkejut dan tidak percaya, tapi aku baru ingat, bibit seorang Jalang akan menjadi Jalang juga."

"KANANTA!"

"Why? Aku benar 'kan? Kau dibayar berapa oleh Axelleon?" Kananta mendorong kasar tubuh ringkih Ashanara hingga perempuan itu jatuh ke atas kursi.

"Itu bukan urusanmu!" Ashanara menatap takut-takut pada Kananta yang malah terkekeh melihat kondisi Ashanara sekarang ini.

"Oh ya Ashanara, bagaimana dengan Axelleon? Dia ingin bertanggung jawab?" Kananta mengusap pelan perut datar Ashanara.

Ashanara terdiam sembari menunduk yang membuat Kananta lagi-lagi terkekeh. "Kenapa diam? Anak itu tidak ingin bertanggung jawab?"

Kananta mencengkram dagu Ashanara hingga perempuan itu mendongak padanya. "Aku memberikanmu kesempatan sekali lagi Ashanara. Beberkan semua kebusukan Axelleon atau nyawa anakmu itu melayang!"

"Kananta aku mohon jangan." Ashanara memohon pada laki-laki di depannya.

"Kenapa? Kau takut dengan Axelleon itu?" Kananta menaikkan sebelah alisnya.

AXELLEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang