Axelleon- 9

10.4K 455 1
                                    

Jangan terlalu yakin akan masa depan, Tuhan bisa saja memutar balikkan hidup seseorang.

★★★


"Hmm Ashanara." Ashanara yang sedari tadi sedang mengaduk nasi goreng di wajan menoleh ke arah Amata yang memanggilnya tadi. Meskipun tidak muda lagi, kecantikan Amata masih sangat alami.

"Ya Aunty, kenapa?" tanya Ashanara.

"Kau sudah lama kenal dengan Axelleon?" Amata balas bertanya.

Sejenak Ashanara terdiam memikirkan jawaban apa yang cocok untuk pertanyaan Ibu Axelleon itu. Tidak mungkin kan Ashanara mengatakan yang sebenarnya kalau Axelleon hanya ingin bermain-main dengannya? Kalau ia mengatakan semuanya, tidak menjamin kalau Amata akan membelanya kan?

"Hmm aku kenal dengan Ael itu secara tidak sengaja Aunty," jawab Ashanara tersenyum kikuk.

Mendengar ucapan Ashanara, Amata mengernyit bingung. "Ael?"

"Itu panggilan sayang Ashanara untukku Mom." Amata dan Ashanara kompak menoleh ke arah Axelleon yang baru saja memasuki dapur.

Axelleon tersenyum aneh ke arah Ashanara dan merangkul pundaknya. "Ael itu berarti Axel."

Amata memandang curiga pada sikap Axelleon, ia Ibu dari Axelleon dan Amata tahu apa arti di balik sikap Axelleon itu. Tapi ... semoga yang dipikirkan Amata salah, jangan sampai terjadi Si Brengsek Alastha untuk kedua kalinya.

"Kalian pacaran?" tanya Amata.

Axelleon tersenyum manis dan memandang Ashanara dengan pandangan yang ... errr, entahlah, sangat sulit diartikan. "Sedang menuju tahap itu Mom."

"Leon, Mommy serius!" kesal Amata.

Axelleon terkekeh. "Hubungan kita ini sejenis dekat ... tapi tidak berasa. Leon yakin Dad tahu artinya."

Setelah mengucapkan itu Axelleon segera menarik Ashanara untuk meninggalkan dapur, menghiraukan panggilan dari Ibu Negara. Huft, padahal Ashanara belum menyelesaikan masakannya. Dasar anak itu!

"Dad, hari ini Nino tidur di sini. Nadine bilang jadi dia kan pulang hari ini, aku akan mengantarkan Ashanara pulang," ucap Axelleon ketika melewati Alastha yang sedang bermain dengan Nino di ruang keluarga.

Alastha mengangguk. "Sebaiknya lekas, kau tidak lupa tengah malam ini bukan?"

Axelleon menggeleng. "Aku tidak lupa Dad, Richard sudah mengatakannya."

Setelah mengucapkan itu, Axelleon segera menarik Ashanara untuk keluar dari rumah bernuansa putih Axelleon itu. Memasukkan Ashanara ke dalam mobil dengan kasar dan Axelleon segera berlari ke arah pintu kemudi.

Axelleon menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumahnya menuju ke rumah sederhana Ashanara. "Apa saja yang sudah kau katakan pada ibuku tadi?"

Ashanara menoleh ke arah Axelleon yang sikapnya tiba-tiba saja berubah. Iblis tetaplah Iblis, harusnya Ashanara tidak melupakan itu.

"Itu saja, aku sibuk membuat nasi goreng," cicit Ashanara.

Axelleon menghentikan mobilnya tiba-tiba hingga membuat Ashanara terdorong ke depan yang mengakibatkan kepalanya terbentur dashboard mobil.

Axelleon mendekat ke arah Ashanara yang membuat Ashanara mulai menyalahkan alarm bahaya. Ketika dua anak manusia itu benar-benar sangat dekat, Axelleon tiba-tiba saja mencengkram kuat dagu Ashanara hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

Axelleon terkekeh. "Awas aja kau berani mengatakan hal yang macam-macam pada orang lain tentangku! Ingat, nyawa Irene ada di tanganku! Jalang itu benar-benar membuatku muak!"

AXELLEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang