Axelleon- 25

12.6K 545 13
                                    

Aku tidak bisa memintamu untuk bersamaku sekarang, tapi jangan berpaling pada orang lain.
-Pinocchio-

★★★

Semua orang terdiam mendengar ucapan Axelleon tadi. Hingga terdengar suara tawa dari Axelleon. "Kalian percaya? Tidak mungkin geng yang sudah ada selama 54 tahun ini aku bubarkan semudah itu, Daddy akan membunuhku."

Semua orang menghela napasnya dan memandang datar Axelleon.

"Ini benar-benar tidak lucu Axelleon!" ucap Bella sembari menendang kaki Axelleon. Ketika Bella ingin memukul wajah Axelleon, pria itu segera menghentikannya. "Jangan di wajah Bel, ini untuk mencari uang."

Bella menarik tangannya kembali sembari mendengus. "Percuma saja kau mencari uang Le, orang yang kau nafkahi tidak ada," sindir Bella yang membuat suasana seketika hening, hingga Maxim menyikut siku Bella dan berbisik. "Kenapa kau mengatakan itu bodoh? Lihat si Bodoh itu menjadi sedih kembali."

"Hmm guys, sepertinya aku harus kembali ke kantor JBE, setelah ini aku mempunyai jadwal pemotretan lagi, aku pergi dulu, bye!" Axelleon berjalan ke arah pintu sebelum akhirnya Richard menghentikan langkahnya.

"Leon, sepertinya kita perlu bicara. Bel, aku dan Leon ingin keluar sebentar."

Setelah berpamitan kepada Sang Istri, Richard segera menarik Axelleon untuk keluar dari Markas yang tampilannya seperti Villa itu. Axelleon sangat banyak merubah ruangan yang dulunya seram itu menjadi khas tempat penginapan.

"Kenapa?" tanya Axelleon ketika Richard membawanya ke arah parkiran.

"Kau belum menyerah 'kan?"

Axelleon terdiam dan menggeleng. "Aku tidak akan pernah menyerah."

"Kalau begitu cari dia bodoh! Kenapa usahamu hanya sampai di sini saja? Kau bahkan belum mencari di Asia sana. Asal kau tahu Axelleon, ayahmu itu bahkan mengejar Bibi Amata ke Indonesia. Tak hanya sampai disitu-

-Paman Alastha bahkan sampai memeluk kaki Nenekmu agar Nenekmu mau percaya lagi padanya dan mau memberi tahu di mana keberadaan Bibi Amata. Menyusul Bibi Amata ke Bali, merebutnya dari Paman Bumi sampai dilarikan ke rumah sakit karena menyelamatkan Bibi Amata dari pria hidung belang."

Richard menghela napasnya. "Dan kau, sampai mana kau sudah berjuang? Bahkan secuil keringat pun, kau tidak akan bisa mengalahkan seberapa kerasnya perjuangan Paman Alas."

Axelleon menundukkan kepalanya. "Lalu aku harus bagaimana Ri? Dad waktu itu selalu dibantu Paman Evan. Aku? Aku mengharapkan apa darimu? Kau mempunyai keluarga kecil sekarang. Kau mempunyai Angela, mempunyai Bella. Mau ditaruh di mana wajahku kalau aku masih berharap bantuan darimu?" bentak Axelleon.

Mendengarkan bentakan Axelleon tadi, Richard mengangkat kerah jaket Axelleon dan menghempaskan model musim panas itu. "Kau berbicara seperti itu seakan kau menganggapku sebagai anak buahmu."

"Dengar Axelleon, aku itu saudaramu! Lebih dari dua puluh tahun bersama dan kau menganggapku hanya sebatas di mana pepatah 'habis manis sepah dibuang?' Selama ini aku tidak merasa kau merepotkan Le, aku selalu menganggapmu adik yang akan selalu aku lindungi. Tapi kau-"

"Bukan, kau bukan anak buahku Richard! Kau bahkan lebih dari sebatas saudara! Maaf, tapi aku tak enak hati padamu." Axelleon memukul bahu Richard yang dibalas kekehan oleh Tuan Saunders itu.

AXELLEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang