❝Dalam hidup ada masa dimana kau berada dalam masa-masa sulit. Tapi bukan berarti hidupmu berakhir.❞
-I wanna Hear You Song-
★★★
Tak terasa waktu berlalu dengan begitu cepat. Empat belas tahun lamanya Angkasa dan Rio habiskan untuk belajar saling mencintai dan mengerti satu sama lain. Hingga sekarang benar-benar tidak ada keraguan di antara cinta mereka, meskipun hubungan yang terbilang tabu juga sering mendapatkan cibiran dari masyarakat mereka tetap bertahan.Selain itu, Angkasa dan Rio juga telah mengadopsi seorang anak laki-laki bernama Sai. Mereka sudah seperti keluarga kecil meskipun tak menikah. Sebenarnya Rio sudah berulang kali mengajak Angkasa untuk menikah, tapi Angkasa selalu menolak dengan alasan belum siap. Padahal mereka sudah mempunyai Sai.
Dan juga, sebenarnya Sai adalah anak dari teman Rio yang meninggal akibat kecelakaan. Karena merasa kasihan pada Sai kecil, akhirnya pasangan itu memutuskan untuk mengambil hak asuh atas Sai. Sekarang Sai sudah berumur sepuluh tahun, sangat menggemaskan.
"Sai sayang, apa Papa-mu sudah selesai? Kita akan segera berangkat, dan dia lama sekali," tanya Rio pada Sang Putra yang sedang sibuk bermain game di ponselnya.
"Sepertinya Papa akan- nah itu Papa, Daddy. Ayo kita berangkat!" Sai memberikan ponsel Rio kembali dan menggandeng Angkasa yang baru keluar dari kamarnya.
"Kamu sangat lama Sayang, padahal kita hanya akan pergi ke taman," cibir Rio yang membuat Angkasa mendelik tak suka.
"Tidak suka ya tidak usah pergi! Lebih baik aku lanjut merapihkan rumah," kesal Angkasa yang berjalan di depan Rio membuat pria dominan itu terkekeh.
★★★
"Angkasa." Angkasa yang tengah asik memotret Sang Anak yang berlarian di taman menoleh ke arah Sang Kekasih.
"Apa?"
"Aku dengar ... istrinya Evan mati terbunuh. Kata anak buah aku yang melihat kejadian itu ... Sachiko dibunuh Vernand, Evan pun ada disitu," ucapan Rio itu membuat Angkasa terdiam.
"Di-dibunuh? Vernand? Apa setelah empat belas tahun dendam Vernand masih belum berakhir?" tanya Angkasa cemas.
"Vernand ingin balas dendam kepada Evan karena selalu membuatnya gagal dalam menyakiti Alastha, aku kira ... Vernand mulai menargetkan orang-orang terdekat Alastha sekarang."
Angkasa diam.
"Sachiko dibawa ke Jepang kemarin, hari ini mereka semua ada di pemakaman, dan lokasinya tak jauh dari taman ini." Angkasa menatap Rio terkejut mendengar apa yang baru saja ia dengar.
"Se-semua?"
Rio mengangguk. "Amata ada disini, bersama Axelleon. Kamu merindukan Amata?"
"Boleh aku ke sana Rio? Aku ingin menatap Amata dari jauh, aku benar-benar merindukan Amata." Angkasa memohon kepada Rio yang membuat Rio menghela napasnya.
"Sepertinya tidak bisa, kita tidak boleh ke sana. Dan juga ... ini sudah siang, mungkin acara pemakamannya sudah selesai." Rio mengusap rambut Angkasa sembari memandang ke arah anaknya yang masih asik bermain.
Angkasa memeluk Rio, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia benar-benar ingin sekali bertemu dengan sahabatnya itu, ia benar-benar merindukan Amata, tapi ada saja hal yang membuatnya gagal melihat wajah perempuan yang kini sudah menjadi ibu itu, bahkan dari kejauhan sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXELLEON
Teen FictionBunyi tamparan yang sangat keras mendominasi di rooftop sekolah ini. "Gugurkan!" Ashanara memandang tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan laki-laki di depannya. "Tapi ini anakmu Ael!" Laki-laki yang tak lain adalah Axelleon itu memandan...