"Ada satu titik di mana orang harus mengerti apa itu kepergian!"
★★★
"Sialan! Kenapa tiba-tiba jalanan ini macet?" Seorang pria dewasa membenturkan kepalanya ke stir mobil. Dia benar-benar sangat kesal hari ini.
"Sabar saja Le, mungkin sedang ada perbaikan jalan di depan sana. Kau bisa mencari jalan yang lain 'kan? Kau selalu pintar mencari jalan-jalan tikus," ucap seorang wanita yang duduk di sebelah pria itu.
Pria itu menghembuskan napas kasarnya. "Ini semua juga karenamu! Kalau saja kau tidak menyuruhku untuk mengantarkanmu, pasti sekarang aku masih tiduran di rumah. Lagi pula, kenapa harus bersamaku? Di mana calon suamimu? Kabur? Masa mempelai wanita fitting baju dengan adik sepupunya?"
Mendengar ucapan pria di sampingnya ini, wanita yang sedang melihat kaca spion mobil itu pun menghembuskan napas kasarnya berusaha meredam amarah yang sebentar lagi akan menguar.
"Dengar ya Axelleon, kau pasti tahu kalau calon suamiku itu orang yang sibuk! Dia itu seorang George Smith, kau tahu kan seberapa sibuknya keluarga Smith itu? Dan lagi pula sebenarnya hari ini bukan jadwalnya kita untuk fitting baju, tapi Aunty Teresia selaku pemilik butiknya itu ada waktunya hari ini karena besok dia akan ke Singapura bersama suaminya! Mengerti?" ucap wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Nadine, kakak sepupu Axelleon.
Axelleon hanya menganggukkan kepalanya supaya pembicaraan ini segera berakhir. Mobil hitam yang dikendarai oleh anak tunggal Alastha dan Amata itu segera berbelok ke kiri. Kalian tahu? Axelleon itu rajanya ketika harus mencari jalan tikus.
Ups, apa ada yang ketinggalan sesuatu? Sepertinya ada sesuatu yang tertinggal?
Lima tahun telah berlalu dengan begitu berat. Axelleon yang dulunya adalah remaja labil dengan segala sikap egoisnya sekarang telah bermetamorfosa menjadi seorang pria dewasa dengan sikap kejam dan emosional.
Peristiwa kehilangan beberapa tahun yang lalu mampu mengubah pribadi Axelleon menjadi tak tersentuh. Bermain wanita? Sebenarnya Axelleon masih sering keluar masuk club malam, tapi hanya untuk menemani Alfa dan Maxim berkelana. Ah mungkin, hanya sebatas kissing yang Axelleon lakukan selama ini bersama wanita lain.
Berbicara perihal peristiwa lima tahun yang lalu itu, dimana Amata jatuh tak sadarkan diri ketika mengetahui kebenaran se-brengsek apa Putra satu-satunya itu, hubungan Amata dan Axelleon sedikit buruk.
Axelleon memang dekat dengan Alastha, tapi Amata selalu bersikap dingin padanya. Bahkan, Amata juga terkadang masih mengacuhkan Alastha karena kecewa pada suaminya itu.
Mengenai hati, mungkin ada pepatah mengatakan 'seseorang akan merasakan apa itu cinta ketika orang itu telah hilang dari hidupnya.' Begitupun dengan Axelleon, bisa dibilang Axelleon sangat-sangat terlambat menyadari perasaannya, hingga sampai sekarang ia selalu dihantui oleh rasa penyesalan dan kehilangan yang mendalam.
Sampai sekarang pun Axelleon masih mencari di mana keberadaan Ashanara dan anaknya itu. Axelleon tak akan pernah melupakan wanita beserta anaknya itu, terhitung sudah sepuluh negara di benua Eropa maupun benua Amerika Axelleon mencari di mana keberadaan Ashanara, tapi hasilnya tetap nihil.
Axelleon juga telah melakukan penyerangan balasan pada Pasukan Vernand. Tapi sayang sekali, markas besar itu kosong tidak menyisakan apa-apa. Tidak ada yang tahu kemana mereka semua, dan Axelleon baru menyadarinya, penyesalan selalu datang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXELLEON
Teen FictionBunyi tamparan yang sangat keras mendominasi di rooftop sekolah ini. "Gugurkan!" Ashanara memandang tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan laki-laki di depannya. "Tapi ini anakmu Ael!" Laki-laki yang tak lain adalah Axelleon itu memandan...