Note :
✓ Akan ada perubahan nama marga dan usia para idol guna kelancaran cerita
✓ Typo bertebaran
Selamat Membaca
"Kau sudah dengar berita terbaru?" tanya Mark sambil menyeduh kopinya di pantry kantor.Jeno yang tengah sibuk makan hanya mendongak sebentar dan memandang Mark dengan bingungnya. "Memangnya ada berita apa sampai-sampai manager pemasaran mengajakku bergosip?" tanya Jeno penasaran. Ia tau bahwa Mark adalah orang yang sangat anti bergosip, kecuali jika itu sangatlah penting.
"Karina Wong menggantikan posisi Hendery Wong untuk beberapa bulan ke depan karena Hendery tidak mungkin berkeliaran di kantor menggunakan kursi roda,"
Jeno diam. Ia tau hal ini akan terjadi karena Hendery dan Winter, kekasihnya mengalami kecelakaan 1 minggu yang lalu di hari dimana seharusnya ia bertunangan dengan Winter. Sialnya, pertunangan tidak dihentikan sehingga ia harus bertunangan dengan Karina Wong, kakak kedua dari Winter.
"Kau bertunangan dengan Karina hanya untuk mengikatmu dengan Winter. Jika Winter sudah sadar, kau boleh kembali padanya," Ucap ayahnya kala itu.
"Kau mendengarku kan?" tanya Mark sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Jeno.
Jeno mengangguk dan melanjutkan acara makannya lagi. Ia sebenarnya muak membicarakan Karina, bahkan untuk mendengar namanya saja sudah membuatnya mual setengah mati.
"Aku tau kau pasti merasa sedih karena kekasihmu sedang koma. Tapi, tolong jangan terlalu diperlihatkan. Itu hanya membuatmu tambah menyedihkan," ucap Mark tulus.
Ia sangat tau perjalanan kisah Jeno dengan Winter. Mereka bisa dekat karena kebetulan mereka sama-sama anggota BEM. Hubungan mereka juga awalnya tak begitu disetujui oleh Nyonya Wong, tapi untungnya pada akhirnya mereka direstui dan dapat langgeng hingga kini.
"Dia perempuan perfeksionis dan juga kaku kalau kau mau tau. Siap-siap saja ada perubahan besar di kantor ini, " kata Mark sambil menepuk pundak Jeno. Ia pertama kali magang di kantor ini saat Karina masih bekerja disini. Jadi, ia tau cara bekerja ala Karina. Penuh perhitungan dan kewaspadaan.
.
.
Saatnya telah tiba, Karina memasuki aula rapat dengan diikuti oleh Xiaojun yang merupakan sekretaris Hendery. Ia berjalan dengan anggunnya. Bahkan setiap mata di ruangan itu terhipnotis oleh suara langkah kakinya.
"Perkenalkan nama saya, Karina Wong. Saya akan menggantikan posisi Tuan Hendery Wong hingga beliau sembuh. Mungkin ada pertanyaan? " tanyanya begitu sampai di podium.
Semua orang hanya diam. Tak ada yang mengangguk ataupun menggeleng. Karina tersenyum tipis dan mulai berbicara lagi. "Cara kerja saya sangat berbeda dengan Tuan Hendery Wong. Jadi, kalian harus catat ini. Pertama, saya mau setiap pekan ada evaluasi rutin. Kedua, saya tidak menoleransi penyelewengan kekuasaan disini. Ketiga, saya hanya akan berada di kantor ini setiap jam 10 pagi sampai 2 siang karena saya sendiri masih memiliki perusahaan pribadi yang harus saya urus. Kalian mengerti? "
Jeno yang melihat bagaimana Karina berbicara panjang lebar seperti ini membuatnya ragu bahwa orang yang didepannya ini adalah tunangannya. Aura gadis itu sangatlah berbeda.
"Kenapa kau melamun?" tanya Renjun sambil menggoyangkan bahu Jeno.
"Tidak. Aku hanya kaget melihat perempuan it-"
"Apa ada masalah Tuan Lee Jeno? Sampai-sampai Anda berbicara dengan Tuan Huang Renjun, " tanya Karina memotong pembicaraan Jeno.
Semua atensi berpindah kepada dua orang itu. Melihat Jeno yang hanya diam membuat Renjun memilih langsung menjawab, "Maafkan kami Nona Wong. Kami janji tak akan mengulangi kesalahan ini, "
"Baiklah. Kalian cukup berbicara jika diminta. Kalau begitu, kita mulai hari ini dengan laporan pekerjaan kalian selama satu bulan terakhir ini. "
Semua orang disini mendengus kesal mendengar itu. Ternyata cara kerja Karina Wong persis seperti ayahnya yang begitu ketat.
"Kau tau, Karina Wong memilih keluar dari jabatannya dulu hanya demi kekasihnya. " bisik Ten pada Jeno.
"Memangnya dia punya kekasih?" tanya Jeno kaget.
"Iya dan setauku kekasihnya adalah orang miskin. Hubungan mereka ditolak dan membuat Karina mangkir dari jabatannya. Kemudian, ia mendirikan perusahaan majalah fashion sendiri," jawab Ten. Ia tau masalah ini karena dulu ia bekerja dalam satu divisi dengan Karina.
Menarik, gadis kaku itu bersama orang miskin? Seleranya rendah sekali, batin Jeno sambil memperhatikan Karina yang mulai duduk di tempatnya sembari membaca berkas-berkas yang ada.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Light
FanfictionJeno merasa marah atas fakta bahwa dirinya telah ditunangkan secara paksa dengan Karina. Jika bukan karena sang kekasih terbaring koma, ia tak akan sudi bertunangan dengan gadis kaku sepertinya. Sementara itu, Karina tidak pernah menganggap pertuna...