"Ayo turun! " ajak Karina sebelum keluar dari mobil Jeno. Keduanya pun menuju gereja yang bisa dibilang sudah tua.
"Kau mengajar apa disini? " tanya Jeno.
"Menyanyi dan bermain musik. Biasanya Yangyang juga ku suruh ikut ke mari jika dia sedang memiliki mood jalan-jalan," jawab Karina.
"Sepertinya kau sangat menyayangi Yangyang ya? " tanya Jeno dan sebenarnya ia paham. Mungkin saja karena Yangyang adalah satu-satunya cucu keluarga Wong yang pastinya sangat disayangi banyak orang.
"Sangat. Kau bisa pulang kalau bosan. Jika ingin melihat, ya silahkan lihat saja." jawab Karina.
Mereka berdua masuk dan disambut banyak anak dan juga anak muda yang melatih mereka. Salah satu dari mereka berjalan mendekati Karina yang membuat Jeno penasaran, siapa orang itu?
"Karina, kau membawa siapa? " tanyanya.
"Gege, dia adalah Lee Jeno. Jeno, dia adalah Dong Sicheng yang biasa dipanggil Winwin. " ucap Karina.
Jeno menilai sosok Winwin itu. Terlihat begitu dewasa dan tampan. Ia menebak, apakah sosok Winwin ini adalah kekasih Karina?
"Kami pergi dulu ke sana ya, " pamit Karina yang lasung diangguki Jeno.
Sekarang aku paham, bagaimana tipe Karina. Seseorang yang terlihat bersahaja dan juga berguna bagi orang banyak. Kira-kira mereka masih berpacaran tidak ya?
.
.
"Kenapa hanya duduk disini? "
Jeno menoleh dan melihat Winwin berjalan ke arahnya. "Kenapa kau kesini bang? Tidak disana saja? " tanya Jeno.
"Aku sedang lelah. Boleh kan aku duduk disini? " tanya Winwin.
"Well, sure. "
Winwin tersenyum dan duduk. Matanya menatap ke arah depan. Melihat bagaimana luwesnya Karina mengajar disini. "Karina sudah bertunangan denganmu kan? "
"Eh..?! " kaget Jeno. Ia pikir Karina adalah orang yang tak acuh dan tak mungkin membicarakan masalah pertunangan dadakan keduanya.
"Karina bercerita padaku. Kuharap kau tak menyakiti perasaan Karina sedikit pun, "
"Bukankah abang adalah kekasih Karina? Bagaimana bisa abang berkata seperti tadi? " kaget Jeno.
Winwin menoleh pada Jeno dan menatapnya dalam. "Aku sama sekali tak pernah menjalin hubungan dengan Karina. Hubungan kami pure hanya teman biasa."
"Tapi, rumor - rumor itu? " tanya Jeno hampir berbisik. Ia selama ini termakan oleh rumor yang tidak berdasar.
"Rumor hanyalah rumor. Tak ada landasan. Tak ada pembuktian." jawab Winwin tepat sasaran.
Jeno terdiam. Ia mengakui kebodohannya karena percaya akan rumor itu sedangkan Winwin menilai seorang Lee Jeno seperti apa.
"Karina itu baik. Hatinya tulus pada siapapun juga. Jadi, jangan pernah menyakitinya." lanjut Winwin.
.
.
"Sudah sejauh mana pembangunan rumah milik Hendery? "
"Maaf? "
Tuan Wong terkekeh melihat ekspresi wajah Xiaojun yang kaget. Walaupun ia terlihat abai dengan ketiga anaknya, ia sebenarnya mencari tau segalanya mengenai kehidupan pribadi mereka. Bukan untuk melanggar privasi, tapi untuk mengetahui kabar mereka yang sebenarnya.
"Jangan berbohong. Aku tau Hendery sedang membangun rumah impian milik ibunya Yangyang, " jawab Tuan Wong.
"Saya tidak punya kuasa untuk menjawab itu, Tuan Wong. " balas Xiaojun.
"Kau teman yang baik rupanya. Jadi, aku tidak perlu was-was lagi mengenai temannya Hendery. Kalau begitu jawab pertanyaan ini. Apakah ibunya Yangyang tau mengenai pembangunan ini? "
"Tidak tau, Tuan. Mereka berdua sudah tidak pernah membahas hubungan keduanya sejak permasalahan keluarga Anda semakin pelik, "
Tuan Wong mengangguk. "Saya tau. Saya terlalu lemah untuk menolak permintaan istri saya selama ini. Bahkan keinginannya mampu menghancurkan kehidupan pribadi anak saya waktu itu, "
Xiaojun mengangguk. Ia tau bagaimana hancurnya kehidupan Hendery dan Karina. Kehancuran mereka berdua diawali dengan Karina yang berpisah dengan cita-citanya dan Hendery yang harus berpisah dengan cintanya.
"Bagaimana pendapatmu tentang pertunangan Karina dengan Jeno? Apakah Karina akan bahagia?" tanya Tuan Wong.
"Nona Wong memiliki dunianya sendiri untuk dapat bahagia, Tuan. Anda tidak bisa membuatkan sesuatu untuk membangkitkan kebahagiaannya, " jawab Xiaojun bijak.
"Apakah usaha saya untuk membuat Karina mendapatkan pria yang terbaik itu salah? " tanya Tuan Wong lagi.
Xiaojun menghela nafasnya lelah. "Saya tau maksud Anda baik. Tapi, lebih baik Anda tanyakan apa yang Nona Wong inginkan. Jika Anda tidak berani juga, Anda bisa datang menemui Winwin. "
Mendengar nama Winwin membuat Tuan Wong teringat pria itu. Pria yang mampu merengkuh Karina di saat terpuruknya. Pria yang sejak dulu terus ada di samping Karina.
.
.
Xiaojun mendekat pada sesosok perempuan yang sudah sedari tadi menunggunya. "Apa Anda sudah lama menunggu? " tanya Xiaojun sambil duduk di hadapan perempuan itu.
"Tidak. Apa ada pembicaraan penting? Sampai-sampai kita bertemu di tempat ini, "
"Bukan maksud saya mencampuri urusan pribadi Anda dengan Hendery. Saya sebagai temannya tentu ingin Hendery mendapat kehidupan yang lebih bahagia. Saat itu bukan hanya Anda sebagai korban, tapi Hendery juga. Kenapa Anda tidak berpikir untuk memaafkan kesalahannya? "
Perempuan itu mengangguk. "Aku sudah memaafkannya sejak lama. Bilang padanya soal itu. Jadi, jangan terus menyalahkan dirinya sendiri yang tidak ada gunanya juga. " katanya sambil menyesap wine.
"Bagaimana dengan perasaan Anda terhadap Hendery? " tanya Xiaojun yang mampu membuat perempuan itu terpaku diam tanpa bisa menjawab apa-apa.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Light
FanfictionJeno merasa marah atas fakta bahwa dirinya telah ditunangkan secara paksa dengan Karina. Jika bukan karena sang kekasih terbaring koma, ia tak akan sudi bertunangan dengan gadis kaku sepertinya. Sementara itu, Karina tidak pernah menganggap pertuna...