Bab 10 Menjadi dekat

685 117 0
                                    

Sudah 2 jam lamanya, Jeno dan Karina berkendara tak tentu arah. Tadi mereka sempat mampir ke drive thru untuk membeli beberapa makanan dan minuman.

"Kau suka mie goreng atau kuah? " tanya Jeno. Setelah 2 jam berlalu, ia semakin sadar bahwa Karina sangatlah menyenangkan. Andai saja Winter seperti ini mungkin mereka akan— ah sudahlah... Lupakan, pikir Jeno

"Ayo kita jawab bersama! Bagaimana? " tanya Karina antusias.

"1.. 2...3... Kuah!!! " seru keduanya yang diiringi tawa.

"Kupikir kau suka goreng karena setiap lunch di kantor, aku pasti melihatmu makan mie goreng juga. " jawa Jeno.

"Itu kan katering kantor. Kita tak bisa memilih menu kan? " jawab Karina.

Jeno membelokkan mobil ini. Ia benar-benar senang disini. Penuh ketenangan malam. Seakan semua masalahnya hilang.

"Pernah jatuh cinta? " tanya Jeno. Sebenarnya ia penasaran dengan tipe Karina.

"Belum pernah. Jika hanya sebatas suka tentu saja pernah." jawab Karina yang membuat Jeno tertawa.

"Yakin? Hahahhaha, "

"Kau menertawakanku? Aish menyebalkan, " rajuk Karina yang membuat Jeno gemas sendiri. Tangannya langsung mencubit hidung Karina begitu saja.

"Kita sudah berusia 30 tahun. Jadi, aku ragu kalau kau belum pernah jatuh cinta. Lalu, tipemu seperti apa? " tanya Jeno.

Karina terdiam sebentar. Ia sama sekali tak pernah memiliki kriteria ideal. "Aku tak memiliki kriteria ideal sih. Tapi dia harus orang yang penyayang dan menyukai anak kecil. Lalu, bagaimana dengan tipemu? Ah pasti Winter kan? "

Jeno menggeleng. "Winter bukanlah tipe idealku. Aku menyukai gadis yang mampu membuatku tertantang , "

"Dan juga kaya kan? " tanya Karina yang entah kenapa membuat keduanya menjadi canggung.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud menying—"

Perkataan Karina terhenti karena Jeno mengerem mendadak. Jeno langsung menoleh pada Karina. "Bagaimana jika kita beralih topik saja? Agar kita berdua tak canggung, "

Karina mengangguk begitu saja. "Baiklah, kita jalan lagi saja." ucap Karina dan Jeno langsung melajukan mobil seperti awal.

"Entah kenapa aku ingin makan kripik. Bisa bukakan untukku? " tanya Jeno.

Tangan Karina langsung mengambil Keripik kentang yang tadi mereka beli dan membukanya. Tangannya langsung menyuapi Jeno.

"Aku jadi ingat pernah berkelahi dengan siswi dari sekolah lain. Dia terlihat sangat menyeramkan dibalik masker hitamnya, " ucap Jeno.

"Masker hitam? "

"Yaps. Dulu dia selalu datang jika musuh kami akan kalah. Tendangannya masih begitu terasa di pipiku ini, " jelas Jeno sambil menyentuh pipinya.

"Jangan bilang kau itu murid SMA Neo yang rambutnya blonde itu?! " pekik Karina.

"Bagaimana bisa kau tau aku? Jangan bilang kau si masker hitam itu?!!! "

Jeno dan Karina saling berpandangan sebentar. Kemudian, Jeno kembali fokus ke jalanan lagi. "Ya, aku si masker hitam itu. Hah! Aku tak habis pikir si tengil itu adalah kau, " ucap Karina sambil memakan kripik.

"Aku jadi ingat pertemuan pertama kita di lapangan sekolahanmu, "

Jeno membuka seluruh kancing kemeja seragamnya. "Lo yakin si masker hitam itu bakal datang? Gue penasaran banget sama tuh orang," tanya Jeno pada Sunwoo yang malah asyik berselonjor di lantai kelas.

"Gue gak begitu yakin sih karena  dengar-dengar sih dia sibuk OSIS, " jawab Sunwoo sambil tetap tiduran.

"Lo tau darimana nyet? " tanya Hyunjin yang sudah benar-benar menanggalkan semua seragamnya dengan kaos hitam dan celana training.

"Pacar gue disana bilang kalau OSIS mereka lagi sibuk rapat,"

"Kayaknya lo emang penghianat deh Woo. Bisa-bisanya pacaran sama anak Weishen V. By the way, gimana bisa lo tau dia anak OSIS? " tanya Jeno.

"Waktu kita berantem sama dia yang terakhir kali kemaren, gue liat dia make korsanya OSIS. " jawab Sunwoo.

"Woy, cabutlahhh!!! " teriak Jaemin di ambang pintu sambil tersenyum. Bisa dibilang penyerangan kali ini sangat membuat Jaemin senang karena pacarnya direbut oleh anak Weishen V.

Jeno pun keluar mendekati Jaemin. Ia tersenyum dan berkata, "Gue bakal bantu balasin dendam lo sama anak-anak sana. Sumpah gue paling gedeg sama si masker hitam sebenarnya, "

Lalu, gerombolan orang itu langsung berlari melewati lorong sepi dan meloncat melewati tembok belakang sekolah.

"Kita ke sekolah musuh aja yok! " ajak Jaemin dengan semangat membara dan membuat gerombolan itu langsung ke sekolah Weishen V.

Baru saja mereka sampai di lapangan luar sekolah Weishen V, mereka sudah dihadang dengan beberapa gerombolan perempuan dengan korsa OSIS.

"Ciwi-ciwi yang manis, lebih baik kalian masuk. Jangan panas-panasan. Nanti kulitnya item lho, " kata Hyunjin sambil menampilkan senyuman 5 jarinya.

"Cih! Bisa gak sih lo semua gak usah bikin perkara sama anak sekolah sini. Kalian pergi sebelum kita panggil Ketua OSIS kita. " ucap salah seorang gadis dengan tangan masih memegang kipas.

'' Emangnya kita takut? Cepet minggir sebelum kita marah, " ucap Jeno. Ia sama sekali tak berniat melawan para gadis itu.

"Marah? Uhmmm aku takut, " ejek seseorang dan membuat gerombolan gadis itu langsung memberikan jalan.

Jeno menatap gadis bermasker hitam dengan lengan korsa yang telah digulung hingga ke siku. Rambut gadis itu digelung dengan rapi.

"Kau pergi dari sini. Sebelum aku mengamuk, " ucap Karina.

"Hey, aku akan pergi setelah menghabisi teman-temanmu. Jika itu tak bisa setidaknya panggil ketua OSISmu," jawab Jeno.

"Jangan sok jagoan deh. Panggil aku, Kei. Aku adalah ketua OSIS disini. " balas Karina.

"Ck. Aku, J. Kau harus minggir sebelum aku marah. Aku tidak mau berkelahi denganmu, "

Karina tertawa. "Kau takut padaku? " tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Lalu, tangannya langsung menarik tangan Jeno dan memelintir tangannya.

"Cepat pergi sebelum aku mematahkan tanganmu, " lanjut Karina.

Demi Tuhan, tangan Jeno rasanya ingin putus saat dipelintir oleh Karina. Tenaganya tidak main-main rupanya.

"Kalian mau seperti ini atau pergi? " tanya Karina. Semua teman Jeno yang melihat ketidakberdayaan sang ketua memilih pergi tunggang langgang.

"Katakan pada temanmu untuk setia kawan. Nah, kau bisa pulang sekarang. Jangan buat masalah lagi disini. " ucap Karina sambil melepaskan Jeno dan pergi begitu saja bersama teman-temannya.

"Kau adalah J? Dunia memang sempit ya? " tanya Karina.

"Memangnya aku yang dulu dan sekarang itu beda? "

"Sangat. Kau dulu terlihat lucu dengan lemak di pipimu. Sekarang kau seperti zombie, " kekeh Karina.

"Bagaimana jika Kei dan J berteman sekarang? " tanya Jeno.

"Baik. Kei dan J berteman selamanya, " jawab Karina dengan riang.

Tbc

Dark LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang