Dua kuda bersaudara yaitu Blacky dan Brownie memacu langkah berlari dengan gagah, seperti masing-masing majikannya yaitu Rafa dan Devan, mereka cukup tau kemana Leonard White menuju tanpa harus banyak alat pelacak, ya insting hewan sungguh mengagumkan, mereka dengan tepat menemukan dimana Leonard White dan Vio telah tersungkur lemah, dan kedua kakak protectif Vio tersebut tentu saja naik pitam karenanya,
"oh tidak" ucap Devan mulai memberi kode pada Brownie untuk mempercepat larinya ketika melihat Rafa dengan penciumannya dan pengelihatannya yang tajam sudah mulai tersulut emosi bahkan dari jarak yang masih lumayan jauh dari keberadaan Vio sekarang namun Devan tau sekali bahwa Rafa telah melihat kejadian tidak mengenakkan beberapa puluh meter didepan mereka, namun tetap saja kejadiannya begitu cepat sehingga mereka tak sempat hadir pada saat Vio dalam keadaan kritis melawan Oscar, dan juga Leonard White memang memiliki kemampuan paling gesit diantara saudaranya yang lain Blacky dan Brownie, wajar jika mereka tertinggal cukup jauh.
"Vio!!!" teriak Rafa langsung melompat dari Blacky dengan amarah yang tak terbendung,
Vio bahkan tak menghiraukan siapa gerangan yang datang didepannya, dia masih saja terisak dan tak tahu harus melakukan apa,
"Vio!!" susul Devan dibelakang Rafa, "astagah, apa yang barusan terjadi disini" ungkapnya terkejut dengan apa yang ia saksikan, Leonard White terbaring dengan bercak darah ditubuhnya dengan nafas yang tersengal lemah, dan Vio, terlihat sangat terpukul.
"Vio ini kak Rafa kau tidak perlu takut sekarang sayang" bujuk Rafa sambil memeluk adiknya yang masih saja menangis dengan badan bergetar,
-o0o-
7 hari telah berlalu dari kejadian malam itu...
Langit mulai menjingga tanda matahari mulai beranjak pergi, namun gadis bermata ungu tersebut masih saja duduk dengan tatapan kosong pada langit itu,
Dia memesan teh hijau yang masih belum tersentuh hampir 3 jam lamanya, membuat teh itu sedingin cuaca sore itu.
Cafe Lolipop ini sepertinya merupakan cafe yang cukup sering ia kunjungi karna pemilik cafenya pun begitu akrab dan mengenal gadis tersebut, dia cukup sabar membiarkan Vio termenung tanpa bergeser dari posisinya sedikitpun, dia tahu Vio sedang dalam masalah yang cukup serius fikirnya,
"hai Miss Diana!" sapa Allianca, tentu saja kalian tak boleh melupakannya, Allianca Annabel, pelatih Vio yang cukup mengesankan ini,
"Hai Lian!" jawabnya tanpa menoleh dan masih saja menatap vio dengan khawatir,
Pelatih Lian yang heran atas kelakuan Miss Diana, langsung saja mengikuti kemana ekor Miss Diana berlabuh, dan didapatinya murid kesayanganya yang sudah bolos berhari-hari dari sekolah. Pelatih Lian tanpa banyak kata langsung melangkahkan kakinya untuk menghampiri Vio namun Miss Diana menghentikannya,
"Lian, tunggu dulu, bukankah sebaiknya kita membiarkannya? Aku takut mengganggunya dia tak pernah seperti ini sebelumnya" ucap Miss Diana khawatir,
Pelatih Lian tersentak, teringat akan insiden pesta ulang tahun Vio yang juga disaksikannya, dan juga tingkah laku aneh Vio beberapa hari terakhir datang ke campus hanya untuk bertemu prof Charles, pak Eros, dan banyak pengajar lainnya entah untuk apa, dengan itu semua tentu saja dia cukup mengerti seberapa besar masalah yang Vio hadapi,
"hnnnhhhh" desah pelatih Lian,
"Justru karena itu aku akan membantunya" lanjutnya sambil melangkah mantap menghampiri Vio, yang lebih terlihat seperti jasad tanpa jiwa tersebut, duduk pada tempat duduk paling ujung menghadap laut,
"ckckckck, lihat sipembolos kita, kau benar-benar murid teladan ya Violeta" sindir Pelatih Lian sambil menghuyung kursi dan ikut duduk disamping Vio,
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHBLOOD
RomancePenerus terakhir THE PURE ONE OF HIGHBLOOD, ternyata Seorang gadis muda yang akrab dipanggil vio, identitasnya sebagai highblood murni masih dirahasiakan.... identitas penting yang menjadi juru kunci dari perubahan dunia yang sudah jauh dari pedarab...