“Orion….” Panggilku tercekat…
Orion langsung menatapku khawatir, mata buasnya terhadap makhluk itu tiba-tiba berubah dalam sekejab saat memandangku, dia tau aku takut, entahlah rasanya aku ingin sekali berlari kearahnya tapi seluruh tubuh ini tak mau mengikutiku, Tanpa sadar deru nafasku tak beraturan, makhluk apa yang sekarang berada di belakangku ini?,
“whuuussss” tiba-tiba angin menerpa wajahku dari depan, tak begitu kencang tapi terasa sangat dingin dan semu, aku sempat tersentak agak gugup, perasaan ku tak enak apa lagi ketika angina itu membuat beberapa helai rambutku terkibas kebelakang,
“hemmmmmm…” seringai makhluk itu lagi setelah kudengar tarikan nafasnya panjang menghirup udara tepat di belakang tekuk leherku, firasatku semakin tak enak, kurasakan tangan kanannya yang memegang bahuku mulai menggeser sedikit kerah baju yang menutupi leherku, dan tangan kirinya mencengkram kuat bahuku,aku yang terkesiap sempat menoleh sedikit kebelakang tapi ku lihat gelagat orion yang seperti memberi kode , akupun melemparkan pandanganku padanya mencoba mengerti apa yang ia maksudkan,
Orion menatapku tajam kemudian menganggukan kepalanya pelan berusaha tak memancing kecurigaan, dan hingga anggukan yang ketetiga dia melempar kepalanya ke arah kanannya yang berarti ke arah kiriku, aku menangkap arahannya untuk menggeser kepalaku kearah lemparan kepalanya, dengan segera kulemparkan kepalaku ke arah kiri menjauhi arah kepala makhluk di belakangku ini yang sedang mengincar leherku dan
“Pletak!!!”
“Egh!!!!” pekik makhluk itu tertahan, kemudian melepaskan cengkramannya dari bahuku, aku tak melihat jelas apa yang dilakukan orion terhadap makhluk itu, tiba-tiba orion menarik tanganku dan menempatkanku di belakang badannya, dia masih memegang tanganku erat, seketika ketakutanku lenyap entah kemana, dan herannya sempat-sempatnya ku perhatikan tangannya yang menggemgamku erat… tak sadar sudut bibirku sudah terangkat hingga membentuk sebuah senyuman, oh! Sadarlah vio… kau bahagia disaat yang tidak tepat! Kugelengkan kepalaku cepat untuk mengembalikan kesadaranku kembali,
Makhluk itu menunduk sambil memegangi dahinya, mengerang kesakitan kemudian mengerang keras kearah orion, betapa kagetnya ketika kulihat 2 taring yang tajam terekspos jelas ketika dia mulai membuka mulutnya saat mengerang, memperlihatkan deretan giginya dengan buas,
“apa yang kau lakukan tadi?” tanyaku berbisik pada orion,
“mengeteknya dengan batu kerikil” jawab orion santai tapi waspada,
“haaah? Hanya itu?” tanyaku tak percaya, agak sulit masuk ke logikaku, bagaimana bisa hanya dengan sebuah batu kecil yang dia ketek-kan kearah tepat pada dahi makhluk itu bisa membuat makhluk kuat nan gesit itu terlengah?.
“bawel! Jangan banyak Tanya, kau tak sadar sedari tadi kau di incar untuk dijadikan makan malam makhluk menjijikkan itu?!” jawabnya lagi memojokkanku, huff barusan saja aku terpesona karnanya sekarang malah dengan seenaknya dia merusak suasana,
“bodo ah!” jawabku ngasal, dia tak memperdulikanku lagi,tapi sekarang genggamannya semakin erat, apa ini menandakan situasi semakin menegang?,
Makhluk itu mulai mengeluarkan seringaian tawanya, “hmmm, terlalu banyak pengganggu disini…” ucap makhluk itu santai kemudian dengan gesit tiba-tiba saja sudah menyerang kami, orion dengan tak kalah gesit sudah menggendongku dan berlari sangat kencang, di sekelilingku sudah seperti siluet garis karna kecepatan orion, dan aku… hmm tanpa sadar mengalungan tanganku di lehernya, menikmati momen saat ini, hmmm rambutnya yang diterpa angin membuat pesonanya semakin semakin bertambah,
“hey! Jangan menatapku lekat seperti itu, kau terpesona ya….” Tanyanya mengagetkanku, heeeh???? Di-dia kenapa bisa???? Memalukan! Dengan segera ku membuang pandanganku darinya sambil mendengus kesal, sempat-sempatnya dia memepermalukanku di saat seperti ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHBLOOD
RomancePenerus terakhir THE PURE ONE OF HIGHBLOOD, ternyata Seorang gadis muda yang akrab dipanggil vio, identitasnya sebagai highblood murni masih dirahasiakan.... identitas penting yang menjadi juru kunci dari perubahan dunia yang sudah jauh dari pedarab...