_Kamar Rafa_
Terdengar deringan telfon yang mencuar ribut meminta rafa untuk mengangkatnya segera, sedagkan rafa terlihat masih sibuk merakit pistol perak yang pernah dianjurkan devan untuk menggunakannya pada saat pertarungan jarak jauh,
Tak lama akhirnya rafa menyadari deringan telfon genggamnya, dengan cepat ia melihat list pemanggil, dan dengan kagetnya rafa mendapati identitas lengkap ayahnya yang terpampang jelas di layar transparan handphone canggihnya, rafa mengerutkan keningnya, kemudian teringat kejadian penting yang tak mungkin luput dari ayahnya, Jendral Briandough, seorang Jendral dari angkatan pertahanan 3 penjuru, angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. ya! Apalagi kalau bukan tentang para penyusup vampire yang menyerang mereka semalam.
"ayah?!!!! Ah ia... pasti karena... aishhh!!! Bagaimana ini!" dengan segera rafa menuju kamar devan setidaknya dia harus mendiskusikan masalah ini dengan orang yang ia benci namun ternyata tanpa sadar dia juga mengakui kemampuan devan, sementara telfon sang jendral masih diacuhkan oleh rafa hingga...
"brak! Brak! Brak!" rafa akhirnya sampai di kamar devan dan mengetuknya dengan keras,
"DEVAN!!! BRAK! BRAK! BUKA PINTUMU CEPAAAT!!!!" teriak rafa tak terbendung,
Devan membuka pintu dengan kesal, "berhenti mendobrak pintuku! Kau tau akibat buruk yang selalu otot-otot mu itu lakukan?!!! HANCUR! Dan aku tak mau barang-barangku kau sentuh!" balas devan ketus tanpa koma,
Rafa tak menghiraukan ocehan devan dan sibuk menunjuk ke arah layar transparannya yang sudah memeperlihatkan deretan identitas lengkap ayahnya bahkan foto 3D ayahnnya memakai seragam lengkap sang jendral besar dengan ekspresi tegas membuat rafa bergidik ngeri, bukan hanya dia, bahkan devan pun sama kagetnya dengan rafa jika mengetahui si penelfon rafa ini...
"APA?!!!" Tanya devan melotot bosan
"lihat nih! Liat!!!!!!!!!!" sambil memampangkan layarnya tepat ke wajah devan
Devan terdiam sejenak, "JENDRAL!!!!!!!!!!!!!!!!?????!!!!" teriaknya kemudian shock
Rafa mengangguk cepat... dengan cepat devan menarik rafa masuk ke kamarnya,
"sial! Pasti ayahmu sudah tau para vampire itu..."
"jadi?!!!!" Tanya rafa masih panik,
"ya angkat!!!"
"ekhem, ya halo apa kab-" belum sempat rafa menyelesaikan sapaannya, tapi
"RAFA!!! KEMANA SIKAP KEDISIPLINANMU!!! KENAPA KAU TELEDOR SEKALI!!! KAU TAU INFORMASI PENTING APA YANG AKAN KAU LEWATKAN KALAU KAU TIDAK DISIPLIN!!!!"
"SI-SIAP JENDRAL!!!" jawab rafa reflex, rafa sepertinya sudah terbiasa dengan teriakan badai milik ayahnya, sedangkan devan terlihat kaget dan segera menjauh ketika mendengar suara nyaring sang jendral dari telfon, terdengar seperti suara yang di loudspeaker dengan volume penuh...
"haaah! Kau ini!! Kau harus secepatnya menjadi lelaki sejati, apa kau tahu seberapa penting,-"
"ya ya ya bla bla bla bla" ucap rafa tak bersuara sambil menjauhkan handphonenya dari telinganya, ocehan ayahnya tak digubris sama sekali oleh rafa dan devan hanya dengan santainya menutup telinga mereka beberapa saat hingga sang jendral puas menceramahi rafa seperti bisa,..
"ayahmu berisik sekali sama sepertimu!" celetuk devan pelan sambil menutup telinganya,
Belum sempat rafa menggubris marah pada celetukan devan, tapi sang jendral ternyata mendengarnya "DEVAN! AKU TAU KAU ADA DI SITU!!" tegur jendral tegas, seharusnya devan tak melupakan satu hal penting, rafa memiliki indra yang tajam, jelas itu bukan tanpa asal usul yang jelas bukan... dengan cepat devan menepok jidatnya, menyalahkan dirinya sendiri kenapa bisa luput hal penting seperti itu sebelum melontarkan ucapannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHBLOOD
RomancePenerus terakhir THE PURE ONE OF HIGHBLOOD, ternyata Seorang gadis muda yang akrab dipanggil vio, identitasnya sebagai highblood murni masih dirahasiakan.... identitas penting yang menjadi juru kunci dari perubahan dunia yang sudah jauh dari pedarab...