Hai, maaf beribu maaf sudah lama melanjutkan HIGHBLOOD
Baiklah selamat menikmati, ini akan panjang, so ambillah posisi nyaman untuk membacanya,
Tips, 'bacalah chapter sebelumnya jika kalian mulai lupa dan susah menyambungkan kelanjutan ceritanya'
jangan lupa Vote dan Komen ya
Thank you :)
-o0o-o0o-o0o-
Devan terlihat pucat setelah berhasil keluar dari mimpi emmm buruk? Yeah bagi Devan, apaun mimpi mengenai Vio bersangkutpaut dengan orang lain selain dirinya adalah mimpi buruk,
Rafa menatapnya curiga, "hey apa kau bermimpi aneh seperti...."
"berhenti berfikir yang tidak-tidak" potong Devan sambil bangkit dari sofa dan langsung meninggalkan Rafa menuju kamar mandi,
"hey! Bergegaslah, mumpung Vio masih tak berminat keluar kamar, pestanya harus meriah kali ini" ungkap Rafa dengan mata berbinar sambil mengingat Orion tidak akan datang mengganggu, fikirnya,
Devan kemudian berhenti sejenak didepan pintu kamar mandi, "ckk, jangan senang dulu, aku punya firasat bocah itu akan datang" ucapnya sambil memegang keningnya yang terasa sedikit cenat-cenut karna mimpi buruk yang dialaminya,
"oh God, kau sebenarnya makhluk apa Devan? Bisa-bisanya kau tau apa yang kufikirkan?!!" tanya Rafa sambil menunjuk tak percaya pada Devan,
"jujur aku tak perlu susah-susah mengeluarkan ernergi untuk mengetahui jalan otakmu Rafa, kau terlalu gampang dibaca bahkan si rambut merah itu juga akan cepat tangkap apa yang kau fikirkan" jelasnya dengan tatapan bosan,
"ckk, kalian memang sama-sama makhluk menyebalkan, apa kau sadar!" ungkap rafa kesal,
Tak mendapat gubrisan dari Devan yang langsung masuk ke kamar mandi akhirnya Rafa berhasil merusak pintu kamar Devan saat dia dengan kesal keluar dari kamar Devan
"brak!! Krack!!Krack!! Brugh!!" pintu Devan rusak untuk yang kesekian kalinya,
Devan yang mendengar suara pintu dihempaskan dengan keras kemudian roboh membuatnya memutar matanya tak percaya, "Kingkong sialaaaaann!!!! Kalau kau tidak memperbaikinya segera! jangan salahkan aku untuk membunuhmu!!!" teriaknya dengan kesal tak tertahankan.
"uwaaah!! Aku merusaknya lagi!" ucap Rafa tanpa rasa bersalah setelah tidak sadar menggunakan kekuatannya lagi untuk 'merusak sesuatu',
-o0o-
Di kamar yang lain Vio terlihat sudah terbiasa mendengar atau menyaksikan kakak Rafanya itu merusak barang-barang milik Devan,
"hhhnnn" desahnya, "kapan mereka mau berhenti bertengkar?" tanya sambil beringsut malas dari kasurnya,
Kemudian terdengar suara ribut-ribut dari luar kamarnya, terdengar seperti dua kehebohan sahabatnya, dengan malas ia melangkah akan membuka pintu namun, Karla dan Nadine mendahuluinya,
"hey!!" tegur Vio kaget melihat dua sahabatnya itu masuk dengan terburu-buru,
Seketika Nadine langsung menghalangi Vio untuk keluar kamar, dengan melebarkan tangannya dan bersungut tegas,
"tidak untuk kali ini Princess Violeta" ucap Karla sambil mendorong badan Vio hingga kembali duduk dikasurnya,
Vio memandang dua sahabatnya itu dengan bosan, "hey Karla, Nadine, oh come on!!! Aku sudah mengetahui semuanya, tentang surprizemmmmpp!!!"
"psssssttt!!!" dengan cepat Karla menutup mulut Vio, "Vi, bisa gak sih sekali aja kamu pura-pura terkejut, pura-pura tak tahu gitu?, ugh!" ungkap Karla kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGHBLOOD
RomancePenerus terakhir THE PURE ONE OF HIGHBLOOD, ternyata Seorang gadis muda yang akrab dipanggil vio, identitasnya sebagai highblood murni masih dirahasiakan.... identitas penting yang menjadi juru kunci dari perubahan dunia yang sudah jauh dari pedarab...