Genta bangun dengan napas memburu. membuat mama yang hendak menyingkap gorden terkejut.
"Genta kenapa sayang?" tanya mama khawatir.
anak itu menggeleng, ia tak mengerti mengapa mimpi tersebut terus menerus datang di ingatannya.
"enggak ma Genta gak kenapa-kenapa" ujarnya pelan.
mama mengangguk lalu menyisir rambu putranya sayang, "mandi ya udah jam segini nanti telat"
Genta mengangguk lalu bangkit dari kasurnya sembari mengusap wajah manisnya gusar.
"kebanyakan baca buku sejarah mungkin ya"
lelaki bernama Gentala Ajimayu itu langsung melakukan ritual mandi dan bersiap ke sekolah, lalu turun ke bawah untuk ikut sarapan dengan keluarga kecilnya.
"Pagi adek" sapa sang abang yang tumben bangun pagi.
"Pagi abang" sapa Genta balik.
keluarga mereka makan dengan tenang sembari sesekali bergurau dan bercerita soal keseharian semalam.
"adek pamit dulu ya mam" pamit Genta yang udah duduk manis di motor supra milik sang abang.
motor supra tersebut melaju menuju sekolah tempat genta menuntut ilmu dan sampai dengan selamat.
"kalo udah pulang, kabari ya." pesan samg abang sambil mengusap kepala adiknya sayang.
Genta mengangguk lalu melambaikan tangannya riang, "iyaa! dadah abang!"
kaki panjangnya mulai melangkah masuk ke pekarangan sekolah dengan kepala yang sedikit menunduk karena fokusnya kini berada pada ikat pinggangnya.
bruk.
awal pagi yang cukup buruk karena bahu lebar miliknya harus bertabrakan dengan bahu lain yang sepertinya berjalan berlawanan arah.
bungsu Ajimayu itu lantas mendongak, lalu terkejut saat melihat pemuda yang bertabrakan dengannya tadi.
"m-maaf kak" cicitnya pelan.
di hadapannya kini ialah Hattala Mahendra, sosok kakak kelas tinggi dengan jabatan sebagai anggota PKS yang amat disegani oleh penjuru sekolah.
netra mereka bertubrukan dengan cukup lama membuat Genta menahan gejolak aneh yang muncul di dada kirinya.
rasa rindu bergejolak dengan keras, tapi bagi Genta, untuk apa rindu kepada kakak kelas yang hanya ia kenal sebatas warga sekolah.
"lain kali hati-hati Genta" suara briton itu terdengar bak alunan lagu memabukkan.
Hatta lalu berjalan pergi melewati Genta yang masih setia mematung di tempat, seperti yang selalu Genta dengar orang bilang, Hattala Mahendra itu acuh.
pemuda manis itu menghela napas lalu menoleh ke arah tuju Hatta yang sekarang berdiri di depan gerbang sekolah guna menjaga gerbang mengingat ini tahun ajaran baru.
"dia tau nama aku dari mana?" tanya Genta lirih sembarj melihat ke dada kananya yang jelas tidak ada nama yang terjahit di sama.
"terserah deh" monolog Genta acuh seraya melangkahkan kalinya masuk ke dalam sekolah lebih dalam.
meninggalkan Hatta yang kini berbalik menatap lurus ke punggung Genta yang barusan ia tabrak.
tangan itu bergerak naik, mengusap dada kirinya yang bergejolak akan rasa rindu yang tak ia ketahui alasannya.
"kenapa rindu, padahal kenal pun enggak?" bisiknya pelan.
revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]
FanfictionTak banyak yang benar-benar percaya bahwa reinkarnasi itu memang ada. Hatta dan Genta dibuat bingung dengan beberapa keping masa lampau tak tak diketahui dari mana asalnya. Perasaan saling kenal jauh lebih lama dari yang bisa diperkirakan selalu dat...