O7

10.7K 2K 360
                                    

Hattala menghela napas pelan, karena tadi ia berbohong prihal akan pergi ke rumah Genta untuk membahas futsal dengan Farhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hattala menghela napas pelan, karena tadi ia berbohong prihal akan pergi ke rumah Genta untuk membahas futsal dengan Farhan.

sebenarnya tak sepenuhnya salah, ia memang ada rencana futsal dengan sang senior hari ini namun semuanya bisa dibicarakan lewat telpon pintar.

maka setelah memutar otak, pemuda Mahendra dengan cepat menelpon Farhan yang entah sedang apa sekarang.

sambungan telpon membutuhkan 2 kali panggilan sampai akhirnya terhubung yang sedikit membuat Hatta kesal dibuatnya.

"gue ke rumah lo ya, sekalian gue anterin Genta" kata Hatta tepat setelah sambungan telpon terhubung.

di ujung sana, Farhan menjengit pelan lalu terkekeh as always Hattala Mahendra dengan sikap to the point miliknya.

"iya, hati-hati bawa adek gue" kata Farhan memberi izin.

Hatta berdehem sebagai jawaban lalu mematikan sambungan telpon secara sepihak membuat tawa Farhan di ujung sana pecah seketika.

"beneran deh tsundere banget." ujarnya sambil menggeleng.

setelah menghubungi farhan, kaki panjang Hatta berjalan santai ke kawasan kelas 11 IPS 1 yang belajar.

ia memilih untuk duduk di undakan di depan kelas. mengabaikan lirikan dari beberapa murid yang ada di koridor maupun kelas.

"Genta pulang sama kak Hatta lagi?" tanya Nanda kepo.

yang ditanya ngangguk sambil tangannya bergerak membuka lembaran UUD, sekarang lagi pelajaran PPKN.

Nanda terkekeh, "kalo aku bilang kalian meant to be, kamu percaya gak?"

tangan yang semula sibuk membuka lembaran UUD itu berhenti bergerak, dan kepalanya menoleh ke samping dengan alis terangkat bingung.

"maksud kamu?"

bukannya menjawab, Nanda malah tertawa lalu mengemas seluruh bukunya kilat bertepatan dengan bell yang berkumandang.

"nevermind"

Genta jelas hendak protes namun harus tertahan karena Nanda langsung berlari keluar, menerobos kerumunan teman yang sibuk berdebat depan pintu.

pemuda berbahu lebar itu menghela napas lalu menggendong tas punggungnya malas dan mulai beranjak keluar agak terkejut saat melihat Hatta yang tengah duduk di undakan depan kelas.

"kak?" panggil Genta pelan.

Hatta yang semula fokus dengan hp mendongak dan tersenyum tipis ke arah si manis, "udah keluar ya? ayo pulang"

keduanya berjalan beriringan menuju parkiran. mengabaikan tatapan penasaran warga sekolah dan jangan lupa tatapan kaget karena Hatta yang tengah menggenggam pergelangan tangan Genta.

Genta bukan murid populer tapi banyak yang kenal dia karena anaknya supel, banyak temennya dan lucu.

"Gandengan kek mau nyebrang aja boss" seru Janu yang lagi piket di depan kelasnya.

Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang