Setelah di antar oleh Hatta semalam, Genta jadi agak penasaran dengan sosok anggota PKS yang katanya galak nan dingin itu.
"kenapa deh mukanya kayak ada masalah gitu?" tanya Nanda, selaku teman sebangkunya.
yang ditanya terkekeh pelan lalu menggeleng pelan, "menurut kamu, kak Hatta itu orangnya gimana?"
Nanda mengerutkan dahinya bingung. ini aneh, temannya ini jelas sekali bukan tipe manusia yang tertarik mengurusi kakak kelas apa lagi orang sejenis Hatta.
"menurut aku sih, kak Hatta itu tegas. gak banyak omong, tertutup dan pinter" jawab Nanda tenang.
Genta terdiam sesaat. kalau itu mah, dia juga tau dan hapal luar kepala karena memang begitu imej Hattala yang ia ketahui.
"kalau aku bilang kak Hatta ini anak motor, kamu percaya gak?" tanya Genta pelan.
mata Nanda nembola, lalu menepuk lengan pemuda di sampingnya itu pelan "jangan ngawur deh kamu, gak mungkin lah."
Genta menghela napasnya malas, lalu bangkit dari duduknya sambil menarik jaket denim yang memiliki rajutan timbul bercorak elang yang bertengger di atas stang motor.
"Genta anak motor?" tanya Nanda dengan nada terkejut.
lelaki bermata serigala itu tergelak membuat teman sebangkunya menatap ane, "kok ketawa?"
"aku bukan anak motor kok, ini jaketnya kak Hatta" ujar Genta.
"kamu deket sama kak Hatta?" tanya Nanda lagi-lagi dengan nada terkejut.
Genta menggeleng ribut, "enggak! semalem temennya bantuin aku pas betty mogok. terus aku di anterin pulang sama kak Hatta."
Betty itu Beat putih kesayangan Genta tapi, itu bukan hal utama yang bikin Nanda kaget. bukan juga kenyataan bahwa Hatta adalah anak motor. melainkan Hatta yang meminjamkan jaket kebangsaan geng motornya ke Genta Ajimayu.
karena setahu Nanda, jaket seperti itu cukup sulit untuk dipakai oleh orang yang tak memiliki ikatan dengan para anggota, dan terlebih ini adalah Hattala Mahendra.
"such a gentle men huh." ujar Nanda pelan, karena tak tahu harus bereaksi seperti apa.
Genta mengangguk, awalnya dia mikir kalau Hatta itu tipe manusia gak peduli sekitar tapi ternyata dia salah besar.
"yaudah deh, aku mau nganter jaket kak Hatta dulu" pamit Genta lalu beranjak keluar dari kelas.
Nanda tertawa pelan dan mulai bersandar, "kayaknya semesta udah mulai mainin perannya ya."
Hatta tengah berkutat dengan beberapa soal fisika. kelas 12 beneran nyiksa batinnya yang malas ini.
"dam, rumus yang hambatan jenis pengantar listrik apa dah?" tanya Hatta gusar.
Sadam menoleh, "hambatan sama dengan hambatan jenis di kali panjang penghantar per luas. kalo gak salah."
"thanks" Hatta mulai fokus ke soal beranak di hadapannya ini.
"permisi kak" suara manis menerobos masuk menyapa indra pendengaran milik Hatta.
kepala itu mendongak dan menoleh ke arah sumber suara. Gentala ada di ambang pintu sambil menenteng jaket kebanggannya.
tubuh tinggi bak bambu cina itu bangkit meninggalkan Sadam yang acuh dan fokus ke soal fisika di hadapannya. ambis sekali.
"kenapa?" tanya Hatta singkat yang membuat Genta meneguk ludah dengan susah payah.
"a-aku mau balikin jaket kakak" kata Genta pelan sambil menatap sepatu hitam miliknya.
Hatta mengangguk samar, "ke sekolah naik apa tadi?"
"diantar abang" jawab Genta pelan.
oh farhan pulang ternyata. batin Hatta pelan, "bawa aja jaketnya dulu. ntar pulang sama gue ambil motor di tempat semalem"
Genta kaget dia gak kepikiran buat bisa naik ke boncengan motor vario yang selalu terlihat mengkilap setiap hari itu untuk kedua kalinya.
"aku sama abang aja deh kak" tolak Genta halus.
Hatta menatap manusia manis yang masih betah menunduk. manusia manis dengan kulit bak gula Jawa itu terlihat sedikit ketakutan.
"gue yang izin ke farhan" ujar Hatta final.
Genta pasrah, kalau nekat ngebantah bisa saja dia di pukulin sama Hatta, walaupun gak pernah denger soal Hatta yang mukul orang sih.
"iya kak" kata Genta pasrah.
tangan besar milik Hatta terangkat dan mengambang di atas rambut yang terlihat selembut sutra itu. hanya mengambang karena otaknya membantah pergerakan tanpa sadarnya itu.
"udah sana balik ke kelas." usir Hatta sambil menarik kembali tangan miliknya dan berbalik masuk ke dalam kelas.
Genta mendongak, menatap punggung Hattala yang dibalut seragam sekolah mereka dan mulai beranjak meninggalkan koridor kelas 12.
Jatayu yang tengah berjalan di lapangan sembari mengigit bakwan terkekeh pelan saat melihat interaksi Hatta dan Genta.
"Gosip baru nih." ujarnya semangat.
"itu siapa sih?" tanya Janu yang sibuk dengan es teh dua ribuannya.
Yuda mendengus. "yang motornya lo dorongin semalem."
"iye tau tapi namanya siapa?" tanya Janu malas.
Jata terkekeh. "Genta Ajimayu. adiknya bang Farhan."
"Farhan Ajimayu? ketos pas kita kelas 10?" tanya Janu kaget.
Yuda ngangguk kayaknya yang tau Genta adeknya Farhan cuman segelintir orang deh.
"tapi masa lo gak tau sih Genta adeknya Farhan?" tanya Jata malas
Janu mengendik, "pangling, dulu gak kayak gitu"
"well, manisnya masih sama menurut gue" bisik Yuda.
"manis ya adeknya" ujar Janu pelan.
Jata memukul kepala Janu main-main, dan tertawa. "punya Hatta tuh gue yakin"
Yuda menundukkan kepala dan menyeringai, "soon"
yoon jaehyuk as Farhan.
.
so junghwan as Nanda.
.
Park Jihoon as Jatayu.
.
Kim Junkyu as Januar.
.
Kanemoto Yoshinori as Yuda.
.
Bang Yedam as Sadam
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]
FanfictionTak banyak yang benar-benar percaya bahwa reinkarnasi itu memang ada. Hatta dan Genta dibuat bingung dengan beberapa keping masa lampau tak tak diketahui dari mana asalnya. Perasaan saling kenal jauh lebih lama dari yang bisa diperkirakan selalu dat...