12 ㅡ Berkebun.

9.2K 1.8K 395
                                    

Hatta menghela napas lelah kalau boleh jujur, dia gak punya keahlian dalam mencangkul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatta menghela napas lelah kalau boleh jujur, dia gak punya keahlian dalam mencangkul.

batinnya berteriak kencang merutuki panjangnya lahan yang tengah ia cangkul sekarang.

di liriknya ke arah kanan sana, di mana Genta tengah mencangkul dengan semangat bahkan sambil sesekali tertawa.

bahunya di tepuk, "jangan kaget sama tenaga Genta."

"gak kaget" balas Hatta pelan lalu lanjut mencangkul.

rencana mereka mau nanam jagung di lahan samping rumah Genta yang baru di bersihkan beberapa hari yang lalu. 

sebenarnya mau nanam 10 bibit jagung, tapi kata papa-nya Genta nanggung jadilah sekarang mereka mencangkul seluruh lahan yang ada untuk ditanami bibit jagung.

"Genta gue udah gak kuat." ujar Hatta yang akhirnya jatuh terduduk di tanah dengan baju yang basah bak kehujanan.

Farhan tertawa keras diikuti oleh Genta dan papa membuat Hatta malu dan merutuki dirinya yang payah dalam kegiatan berkebun.

"yaudah ayo sini duduk." panggil mama yang memang sedari tadi duduk manis memperhatikan di pinggir lahan.

bukan hanya Hatta, Farhan Genta dan papa juga ikut melipir duduk di pinggir lahan.

"you did well. kamu udah nyangkul 5 meter itu keren." puji papa sambil melepas topi lebar miliknya.

Hatta terkekeh saat dipuji lalu menjilat bibirnya yang kering, begini ternyata rasanya diapresiasi akan perkerjaannya, "makasih pujiannya pa."

Farhan ketawa pelan, "Genta lebih keren."

"kalau si manis sih papa gak heran. Hatta kalau kamu kepengen minum air kelapa gratis, suruh aja Genta yang ambil. dia bisa manjat pohon kelapa." ujar papa santai.

seluruh anggota keluarga tertawa termasuk Hatta. membuat Genta merengut sebal. "iya ketawa aja."

"nah loh, si manis ngambek." kata mama.

Hatta terkekeh saat melihat wajah marah Genta yang terlihat lucu, lalu mengusap kepalanya, "maaf deh."

"gak marah sama kak Hatta. tapi marah sama papa." ujar Genta malas.

papa tergelak. "iya deh iya maaf, tapi kan manjat pohon kelapa itu keren. adek harusnya bangga."

"iya kah?" tanya Genta ke Hatta.

boleh gak sih Hatta jedotin kepalanya di pohon mata kucing di belakangnya. demi apapun Genta lucu. kayaknya bener dia bisa diabetes mendadak.

"iya." kata Hatta seadanya.

Farhan mengigit pipi dalamnya gemas. adik manisnya kini tumbuh dengan baik dan sedang didekati oleh temannya. ah, waktu berjalan dengan cepat ya.

"ayo masuk. kita makan siang." ajak mama yang masuk ke dalam rumah di ikuti Genta dan papa.

Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang