Dari tadi, Genta mondar mandir bak setrika di dalam kelas, membuat Nanda risau "kamu kenapa sih?"
bukannya menjawab, Genta masih fokus sama otaknya yang bergelut buat nelpon Hatta dan ngasih jawaban soal ajakan pdkt semalam.
Nanda mendengus lalu mulai balik ke bangkunya dan tidur. terserah Genta mau ngapain, Nanda pedulinya nanti aja karena sekarang dia mau tidur.
setelah berkutat dengan pikiran, akhirnya Genta memutuskan untuk menelpon. kenapa gak ke kelas Hatta langsung? jawabannya cuman satu. Genta malu.
pemuda manis itu menempelkan telpon genggam ke telinga kanannya setelah menekan icon call. seketika gugup melanda takut-takut kelas Hatta ada guru.
tak lama, sambungan telpon pun terhubung membuat Genta menghela napas guna mengusir gugup.
"h-halo kak" sapa Genta pelan.
Hatta yang lagi makan mie rebus di kantin mengernyit, kenapa adik kelas yang berhasil menawan hati ini menelpon.
ia lantas berdehem kecil sebagai jawaban, "hm?"
"A-aku mau jawab pertanyaan kakak yang di lampu m-merah." kata Genta dengan suara yang gugup.
membuat Hatta ikutan gugup karena kalo boleh jujur, dia gak siap kalo Genta milih buat nolak. hatinya gak bakalan siap lebih tepatnya.
"iya." ujar Hatta pelan.
"a-aku mau." cicit Genta.
oke tolong siapapun sekarang pasang jangkar di tubuh Hatta sekarang karena anaknya uda ngepak-ngepak siap terbang.
"serius?" tanya Hatta dengan nada semangat.
membuat Genta kaget. selama ini dia selalu denger nada datar nyerempet males punya Hatta jadi wajar kalo dia kaget denger nada super semangat milik sang kakak kelas.
"iya.." jawab Genta pelan karena dia malu banget.
suara tawa Hatta terdengar. yang mampu membuat Genta menegang di tempat. merdu. rasanya kayak tawa yang paling Genta rindu akhirnya kedengeran.
"oke. nanti pulang sama gue lagi ya, ntar seterusnya pulang pergi sama gue. biar nanti gue yang bicarain sama Farhan." ujar Hatta terlampau semangat.
kalimat terpanjang yang pernah Hatta keluarin ngebuat Genta tersenyum senang juga di ujung. "iya kak."
"yaudah gue tutup ya." tanya Hatta.
Genta mengigit bibir bawahnya pelan, ia malu, "iya dadah kakak."
"dadah manis." ujar Hatta cepat dan sambungan telpon terhubung.
membuat dua tubuh yang berjarak sejauh beberapa meter itu ambruk bersamaan di atas meja. bedanya Genta di meja guru, kalau Hatta meja kantin.
membuat seluruh pasang mata menoleh ke arah mereka yang berada di tempat yang berbeda itu.
"ngeri banget muka lo." tegur Yuda yang bertandang ke kelas IPA 1 yang kebetulan juga jam kos.
Hatta yang di tegur semakin melebarkan senyumannya membuat Sadam mendengus "jatuh cinta tuh."
"emang Genta ngapain?" tanya Yuda heran.
Sadam mendelik, "eh lo tau?"
"satu sekolah juga tau kali. sekalian tuh pak bambang tukang sapu sekolah tau dia" kata Yuda malas.
Sadam ketawa, "gak tau deh Genta ngapain, tapi sehabis makan mie rebus di kantin balik-balik jadi gini."
"kayaknya di kasih sabu jadi ngefly" celetuk Madin yang lagi sibuk main spidol di papan tulis.
Madin ini nama aslinya Mahardika Dinowargo tapi emang dari dulu di singkat jadi Madin.
"sembarangan lu din." sungut Hatta yang masih mempertahankan senyum lebarnya.
Yuda mendengus, kayaknya adeknya Farhan ini emang paling manjur dari sekian banyak populasi warga sekolah yang berhasil bikin muka tembok batako milik Hatta retak.
"sumpah deh ta, lo kenapa deh?" tanya Yuda heran.
Hatta menggeleng, "gak dulu. nanti gue cerita sekalian sama si kembar gak jelas."
"intinya Genta nih?" tanya Yuda penasaran.
Hatta ngangguk, "siapa lagi coba."
"pulang bareng lagi nih ntar?" tanya Madin yang kini lagi ngebuka bungkus kripik pedas tapi udah di comot sama Yuda.
"rencana-nya gitu." ujar Hatta pelan yang juga tangannya aktif buat nyerbu kripik pedas milik Madin.
Yuda mendengus, "kok kisah cinta orang adem lancar ya."
"mungkin di masa lalu lo itu pendosa yud." ujar Madin santai.
"bisa dibilang iya" balas Yuda aduh.
Sadam mengernyit, "lu gak ada pacar yud? mantan kek?"
Hamka tersedak keripik yang ia makan, membuat seluruh pasang mata itu menoleh ke arahnya yang tengah menenguk air dengan rakus
"kenapa ka?" tanya Hatta heran.
Madin menyipitkan matanya curiga ke arah Hamka, "lu kenapa?"
"enggak?" ujar Hamka canggung.
Yuda mengedip canggung dan bangkit dari duduknya, "eh gue ke kelas dulu deh"
"emang paling bener lu gak dateng ke kelas kita sih yud, polusi mata" ujar Madin.
yang lain ketawa pas denger kalimat madin yang gak di filter sama sekali, dengan Yuda yang melengos pergi.
takata mashiho as madin
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]
FanfictionTak banyak yang benar-benar percaya bahwa reinkarnasi itu memang ada. Hatta dan Genta dibuat bingung dengan beberapa keping masa lampau tak tak diketahui dari mana asalnya. Perasaan saling kenal jauh lebih lama dari yang bisa diperkirakan selalu dat...