Sejak pulang sekolah tadi, seluruh anggota organisasi mulai latihan pertunjukan yang akan mereka bawakan saat pensi di makrab nanti.
Genta sibuk dengan kertas naskahnya sambil sesekali merapakan beberapa kalimat yang tertera. walaupun dialognya cuman sedikit tapi tetap aja dia harus tampil maksimal.
"semangat." seru Hatta yang melewati ruang kelas yang digunakan oleh anggota sispala.
membuat seluruh anggota terkejut tapi tidak dengan Hamka yang tersenyum geli karena melihat wajah aneh milik adik kelasnya
"kalian jangan geer, itu buat Genta." katanya acuh.
Genta tersipu malu. membuat beberapa anggota berseru mengejek. lalu lanjut ke dalam kegiatan masing-masing.
"kostumnya kita pake apa kak?" tanya Genta ke Hamka yang sibuk sama laptopnya.
yang di tanya bingung, "katanya sih tanpa properti dan busana Gen."
"telanjang dong?" tanya salah seorang anggota.
Hamka mendengus malas, "maksud kakak, kalian pake baju lapangan aja."
"oh bilang dong." setelahnya sang adik kelas beranjak pergi.
Genta terkekeh "semangat kak hamka, kalau butuh bantuan bilang aja kak. dont push your self."
Hamka tersenyum, "makasih, lo baik banget."
"biasa aja kak." kata Genta pelan.
"oke kita latihan sekali lagi ya, habis ini pulang. udah mau jam 9." kata Hamka tenang.
seluruh anggota mengangguk setuju lalu mulai mengambil posisi masing-masing. mereka bakal membawakan teater musikal.
latihan berjalan lancar dan mengundang senyum bangga milik sang ketua, tak sia-sia latihan mereka.
"keren! minggu depan gladi kayak gini lagi oke?"
"siap kak." balas seluruh anggota.
Genta mengedipkan matanya yang sedikit berat itu dan menepuk-nepuk punggung yang terasa keram. lalu berjalan keluar dan mendapati Hatta yang tengah berkutat dengan ponselnya.
"kak Hatta." panggil Genta pelan.
membuat seluruh atensi Hatta sekarang terpusat ke arah Gentala saja, "hei, udah?"
"ayo ke stasiun." ajak Genta.
lengan panjang itu terulur untuk mengusap rambut Genta yang lepek. sembari tersenyum kecil "kalau capek kita tunda dulu."
"enggak aku gak capek. aku penasaran gimana rasanya naik kereta pas malam." kata Genta semangat.
Hatta terkekeh lalu menarik tangan yang berada di genggamannya itu lembut.
angin malam berhembus sejuk membelai kulit keduanya. membuat Genta sedikit bergidik. perjalanan menuju stasiun di isi dengan keheningan.
"kita nginep di rumah lama gue, gak masalah kan?" tanya Hatta tepat setelah mereka sampai di depan stasiun.
"iya" jawab Genta seadanya karena hatinya tiba-tiba merasa sedih.
kedua kaki itu melangkah ke dalam stasiun masih dengan seragam lapangan khas organisasi masing-masing.
Genta dengan seragam hijau lengam panjangnya, dan Hatta dengan seragam abu lengan panjang yang di baluti jaket angkatan.
"duduk sini dulu." ujar Hatta lalu meninggalkan Genta di kursi tunggu sendirian.
matanya melirik ke arah gerbong yang terang. pikirannya melayang entah kemana sampai satu tepukan di bahu menyadarkan.
"ayo Genta." kata Hatta sambil menarik lengan itu lembut.
keduanya masuk ke gerbong yang kosong melompong. dan duduk di kursi yang berbeda.
Genta menatap ke arah samping bertepatan dengan Hatta yang menoleh setelah mengikat tali sepatunya.
netra coklat kelam itu saling betubrukan. membuat rasa rindu yang bergejolak siap meledak seiring berjalannya kereta api yang membawa mereka ke masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]
FanfictionTak banyak yang benar-benar percaya bahwa reinkarnasi itu memang ada. Hatta dan Genta dibuat bingung dengan beberapa keping masa lampau tak tak diketahui dari mana asalnya. Perasaan saling kenal jauh lebih lama dari yang bisa diperkirakan selalu dat...