Penampilan dari setiap organisasi berjalan dengan lancar, sekarang panggung sedang di isi oleh beberapa alumni yang datang.
Yuda duduk disamping Nanda yang tengah sibuk dengan sepiring satenya tapi ini bukan piring pertama melainkan piring ke tiga.
"nanti muntah loh kalau makan banyak" ujar Yuda memperingatkan.
Nanda mendongak, menatap sang kekasih dengan pipi penuh lontong dan menggeleng, "gak bakalan"
"belepotan" bisik Yuda yang mulai menembersihkan sisa kuah kacang pada sudut bibit Nanda.
Nanda tersenyum gemas, lalu mulai lanjut makan dalam diam. Yuda terkekeh diam-diam menatap penjuru lapangan agar kegiatanya ini tak ketahuan oleh tiga temannya.
mata Genta mengedar ke seluruh penjuru lapangan yang sekarang di penuhi oleh berbagai macam ragam manusia. dan gak sengaja melihat Nanda yang lagi makan sate bareng Yuda.
"Kak Hatta." panggil Genta sembari menarik jaket angkatan milik Hatta.
Hatta menoleh dengan alis yang terangkat. "kenapa?"
"mau sate boleh?" tanya Genta.
Hatta mengangguk. "boleh."
"mau es milo boleh?" tanya Genta.
Hatta lagi-lagi mengangguk. "boleh. standnya juga boleh."
Genta terkekeh. "kalau mau kak Hatta boleh gak?"
"Farhan adek lo nih." teriak Hatta yang membuat beberapa pasang mata menoleh ke arahnya. termasuk Farhan dengan wajah bingungnya.
Genta tertawa kencang pas Hatta membuang muka ke arah lain. lalu anaknya diam. "gak boleh ya?"
tunggal Mahendra gelagapan. "ya kali gak boleh?"
"yaudah deh. sate sama milo dulu aja. baru kak Hatta." kata Genta pelan lalu bangkit berlari ke arah stand sate.
Hatta salah tingkah di tempatnya. "ini Genta belajar dari mana deh?"
pemuda dengan tinggi 184cm itu terkekeh lalu berjalan ke arah panggung sebentar dan berlari menuju stand sate yang mana Genta lagi nunggu pesanannya.
"Nindi gue mau es milonya juga satu." kata Hatta tepat setelah sampai.
Genta menoleh. "satenya gak mau juga?"
"habis ini aja makannya." kata Hatta.
"emangnya mau ngapain?" tanya Genta heran sembari ngambil satenya yang udah jadi.
Hatta terkekeh. "ada deh. ntar kamu duduknya samping Farhan aja."
"depan banget." keluh Genta.
Hatta tersenyum penuh arti lalu mengecup pipi coklat itu sekilas. dan mengusak rambut legam itu sayang dan beranjak. "pokoknya duduk paling depan."
pemuda manis itu mengangguk kaku di tempat. membuat Nindi sang penunggu stand terpekik kecil. kalimat Hattala tegas, berwibawa dan pemberani kayaknya emang bener deh.
Genta membawa sepiring sate dan segelas milonya ke samping Farhan dengan wajah memerah yang di sambut sama tatapan aneh sang abang.
"ngapain?" tanya Farhan heran lalu menyambut es milo milik sang adik untuk di pegang.
yang ditanya menggeleng, "kak Hatta suruh duduk sini."
Farhan mendengus sembari melirik ke arah ilham yang duduk memperhatikan panggung.
"bau bau jadian nih."
"kayaknya." balas ilham pelan.
"siapa yang jadian?" tanya Genta sambil nyuap lontong ke dalam mulutnya.
Farhan menggeleng, "bukan siapa-siapa. makan aja deh."
"dih orang penasaran juga." ujar Genta malas lalu lanjut makan dalam diam.
"selamat malam semuanya." seru MC yang sok asik pada malam hari ini tapi Genta gak peduli.
"kita kedatangan tamu special yang gak di duga nih." ujar MC lagi.
"malam semua." sapa suara briton itu membuat Genta mendongak.
"mau ngapain?" tanya Genta pelan.
Farhan mendengus. "main lenong."
"dih orang serius." ujar Genta malas lalu meneguk es milonya.
suara petikan gitar mulai terdengar membuat Genta takjub. dia baru tau kalau Hatta bisa main gitar.
"Engkau gemilang, malam cemerlang
Bagaikan bintang timur sedang mengembang
Tak jemu-jemu mata memandang
Aku namakan dikau juwita malam"suara briton itu mengalun merdu. membuat siapapun turut tersipu karenanya.
mata tajam itu melirik tepat di mata serigala milik bungsu Ajimayu. membuat yang lebih muda melirik malu.
"Sinar matamu menari-nari
Masuk menembus ke dalam jantung kalbu
Aku terpikat masuk perangkap
Apa daya asmara sudah melekat
Juwita malam
Siapakah gerangan tuan
Juwita malam
Dari bulankah tuan
Kereta kita segera tiba
Di Jatinegara kita 'kan berpisah
Berilah nama, alamat serta
Esok lusa boleh kita jumpa pula."Nanda terkekeh dari kejauhan. lagu yang di ciptakan oleh Ismail Marzuki itu benar-benar lagu yang mencerminkan kisah Hatta dan Genta di masa lalu.
"takdir baik memihak ke kalian kali ini. " lirihnya pelan.
ia bangkit, tersenyum kecik ke arah Yuda yang juga tengah tersenyum ke arahnya lalu mulai berbaur dengan sekelompok anak paskibraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]
FanfictionTak banyak yang benar-benar percaya bahwa reinkarnasi itu memang ada. Hatta dan Genta dibuat bingung dengan beberapa keping masa lampau tak tak diketahui dari mana asalnya. Perasaan saling kenal jauh lebih lama dari yang bisa diperkirakan selalu dat...