21.

8.6K 1.7K 470
                                    

Hari di mulainya makrab tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari di mulainya makrab tiba. Genta menatap tas bawaannya tanpa minat lalu menyeretnya ke lapangan utama yang mana seluruh siswa dan siswi organisasi telah berkumpul.

"SISPALA YANG COWOK BIKIN TENDA." perintah Hamka nyaring.

Genta mengangguk lalu berjalan ke arah area sispala dan mulai membantu kegiatan mendirikan tenda sambil sesekali matanya melirik ke arah wilayah PKS.

ada hatta yang lagi memberikan arahan ke beberapa anggota PKS kelas 10 dengan lengan baju lapangan yang di gulung sampai ke sikut. tampan.

"Genta, tenda udah berdiri belum? jangan ngeliatin Hatta mulu." seru Jata yang baru muncul di samping Hatta.

yang di tegur mendengus malas saat mendengar sorak demi sorakan dari penjuru lapangan. lalu buru-buru membantu mendirikan tenda lagi.

30 menit, 2 tenda telah berdiri. panitia inti alias anak kelas 12 sibuk mondar mandir. sedangkan Genta duduk di kawasan paskibraka menatap Nanda tanpa minat.

"kompas itu gak bakal berguna wak ku" kata Genta malas.

Nanda mendengus, "kali aja ntar berguna"

Genta berdecak. "siapin aja mental mu buat ngejaga anak kelas 10 yang nyari evolet di kuburan."

Nanda lagi-lagi mendengus. karena kemaren anak paskib belum sempat untuk ngambil evolet jadi sore menjelang magrib nanti mereka bakal punya agenda sendiri.

"ku dengar ya wak, kuburan yang gak jauh dari sini itu ada penghuni baru semalem. katanya sih bunuh diri" ujar Azkra yang ikut nimbrung membuat Nanda menjengit.

"jangan nakut-nakutin gue dong." rengek Nanda yang membuat keduanya tertawa.

Yuda yang berdiri di tenda taekwondo sedikit tersenyum mendengar percakapan antara tiga anak manis.

"kesambet lo senyum-senyum?" tegur Janu.

Yuda mendengus, "Madin tuh deketin, bantuin angkatain soundsystem. ntar kegencet"

Janu menoleh ke arah Madin yang terlihat kesusahan mengangkat soundsystem di tengah lapangan, batinnya berperang antara bantu atau diam.

namun bahunya harus didorong oleh Yuda yang menyeringai di belakang maka ia harus menolong Madin.

"mau gue bantu?" tawar Janu saat telah sampai diharapan Madin.

Madin menoleh, oh Januar Chaniago dari eksul PMR, "boleh deh"

tanpa banyak bicara Janu mulai mengangkat soundsystem, namun tak berjalan membuat Madin merengut.

"kenapa gak jalan?" tanya Madin heran.

Janu berdecak, "ya lu bantu angkat sebelah, kalo sendiri gue males gak asik"

"manusia aneh" monolog Madin yang dengan malas mulai mengangkat sisi sebelah.

Juwita Malam Season 2 [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang