Jangan kaget ye:"
.
.
.
"Hiks..Ayah!"
"Sst udah jangan nangis sayang!" ayah Yuta berusaha menenangkan Dejun yang sedari tadi menangis di pelukannya.
"Sini liat ayah!" Dejun mengangkat mukanya menatap mata sang ayah. Ayah Yuta dengan sabar mengelap sisa air mata Dejun. "Kamu sayang sama Hendery?" tanyanya.
"Ya iya lah!" jawab Dejun ngegas membuat ayah Yuta tertawa kecil.
"Kalo kamu sayang sama dia, kamu harus yakin dan percaya sama dong. Yakin kalo sejauh apapun kalian berpisah, pasti akan dipertemukan kalo emang kalian jodoh. Lagipula ayah yakin kok, Hendery itu orangnya setia." ucap ayah Yuta.
"Hiks..Tapi gimana kalo dia bosen?"
"Rasa bosen itu wajar ada dalam setiap hubungan sayang." kali ini bunda Winwin yang angkat bicara. "Kalian berdua udah dewasa, bunda yakin kalian pasti punya jalan buat ngehadepin semua masalah yang terjadi tanpa harus ada kata pisah."
"Sekarang kamu bobok ya, besok pagi kan harus ke rumah Hendery." ucap ayah Yuta.
"Boboknya mau ditemenin sama Ayah!"
Ayah Yuta melirik pada bunda Winwin dan istrinya itu pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Ya udah, Ayah temenin kamu di sini!" ucap Yuta. Ia merapikan bantal lalu berbaring dan menarik sang anak ke dalam pelukan hangatnya. Bunda Winwin tersenyum melihat itu, ia mengecup pipi Dejun dan kening suaminya bergantian. Setelah membenarkan posisi selimut, ibu tiga anak itu pun keluar dari sana.
"Ayah, nyanyiin dong biar Dejun cepet tidur!" pinta Dejun.
"Mau dinyanyiin lagu apa?"
"Apa aja."
Setelah itu suara lembut nan merdu ayah Yuta mengalun, membuat rasa kantuk Dejun semakin menjadi. Tak lama, lelaki manis itu sudah masuk ke alam mimpi.
"Mimpi indah, kesayangan ayah!" bisik Yuta lalu mencium kening Dejun di akhir kalimat.
.
.
.
Dejun merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang. Dua jam yang lalu ia baru saja pulang dari rumah Hendery. Ia mengambil remote dan menyalakan televisi.
"HAH?!" Dejun memekik kaget begitu membaca headline berita yang ditampilkan di layar kaca.
'Mobil pribadi tujuan Jakarta-Bandung jatuh ke jurang. 1 orang tewas."
"Nggak nggak, ini nggak mungkin!" Dejun menukar channel ke channel lain guna menghilangkan firasat buruk di hatinya.
"Itu bukan mobil Hendery kan?" gumamnya sambil menahan tangis. Ia mengambil handphone-nya dan mrngirimi Hendery banyak sekali pesan, tapi tak ada satu pun yang di jawab.
Drrtt...Drrtt..
Mama Chitta💗
Accept | DeclineAccept
"Halo, Ma!"
"H-halo, sayang. Kamu udah liat berita di tv?"
"B-berita apa, Ma?"
"Hiks..mobil yang ditumpangi Hendery jatuh ke jurang, Nak."
"J-jadi berita itu--Terus keadaan Hendery sama papa John gimana? Mereka berdua baik-baik aja kan, Ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY (Henxiao)✔
FanfictionHendery sama Dejun ini bermusuhan. Dejun benci Hendery, dan Hendery benci Dejun. Tapi nggak ada yang tau kan kalo suatu saat rasa benci itu bisa berubah jadi cinta? NOTE: [BxB] [Hendery X Xiaojun] [Yaoi] DONT READ IF U DONT LIKE IT! JIKA ADA KESAMAA...