Happy Reading!^^
.
.
.
"
Udah lama ya kita nggak kumpul dan makan di luar kayak gini." ucap Johnny membuka percakapan di antara keluarganya.
"Iya, karena kamunya sibuk terus!" balas Chitta sambil mendelik tajam ke arah Johnny. Jujur ia cukup kesal dengan suaminya yang berbulan-bulan tidak pulang ke rumah itu, walaupun saat itu mereka melakukan video call hampir setiap hari.
Johnny yang melihat itu memanyunkan bibirnya seperti anak kecil, "Aku kan kerja juga demi kalian." ucapnya membela diri.
Chitta merotasikan matanya malas, "Iya iya aku paham kok." balasnya.
Johnny hanya tersenyum dan pandangannya beralih pada kedua anaknya, "Gimana makanannya, enak?" tanyanya.
"Enak Pa." balas Hendery, sedangkan Haechan hanya mengangguk-anggukan kepalanya karena mulutnya sibuk mengunyah makanan.
"Der, kamu udah tau mau kuliah di mana setelah ini?" tanya Johnny pada si sulung.
Hendery menggelengkan kepalanya sebelum menjawab, "Belum Pa."
"Kamu harus tentuin universitas tujuan kamu dari sekarang Hendery." ucap Johnny. "Atau kamu mau kuliah di Chicago dan tinggal sama Oma dan Opa?" sambungnya bertanya.
"JANGAN!!" itu yang menjawab bukan Hendery melainkan Haechan.
"Loh kenapa jangan?" Ten bertanya heran.
"Nanti kalo Bang Dery tinggal di Chicago, yang nganter-jemput Haechan siapa?" Haechan bertanya dengan nada dan raut wajah sedih.
Hendery yang mendengar itu mendengus, "Gue pikir lo nggak ngebolehin gue kuliah di luar negeri karena nggak mau kehilangan gue, ternyata cuma takut nggak ada yang nganter-jemput."
"Bercanda Bang!" Haechan memeluk sebelah lengan abangnya. "Gue sebenernya nggak mau jauh-jauh dari lo, jangan kuliah di luar negeri ya?" ia mendongak menatap Hendery yang sedikit lebih tinggi darinya.
Hendery gemas, ia sedikit menunduk lalu mencium hidung bangir adiknya. "Nggak akan, lo tenang aja." jawabnya.
Johnny dan Chitta memerhatikan interaksi manis keduanya dan tersenyum. Kedua kakak beradik itu memang sangat dekat bahkan tak jarang orang mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih.
"Dery mau ke kamar mandi dulu ya." Hender bangkit dari duduknya. "Mau pipis!" Setelah itu Hendery pun beranjak menuju toilet restoran.
Setelah menuntaskan hajatnya Hendery berjalan kembali ke mejanya sambil memainkan handphone, membalas chat-chat yang masuk dari teman-temannya. Tapi karena tidak hati-hati dan terlalu fokus bermain handphone, Hendery menabrak seseorang.
BRAK...
"Eh ma--LO?!" Hendery kaget, ternyata orang yang ditabraknya adalah musuh bebuyutannya. "Ngapain lo di sini?"
"Ya suka-suka gue dong!" balas Dejun. "Ini tempat umum, semua orang bebas dateng ke sini termasuk gue!"
"Lo ngikutin gue ya, wah wah kayak ssasaeng lo!" Hendery menuduh.
"Pede banget lo bangsat!"
"Kayaknya kalian jodoh ya, ke manapun pergi kalian selalu ketemu." celetuk Renjun, niatnya dia ingin menyusul kakaknya ke kamar mandi tapi malah tak sengaja melihat adegan keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENEMY (Henxiao)✔
FanfictionHendery sama Dejun ini bermusuhan. Dejun benci Hendery, dan Hendery benci Dejun. Tapi nggak ada yang tau kan kalo suatu saat rasa benci itu bisa berubah jadi cinta? NOTE: [BxB] [Hendery X Xiaojun] [Yaoi] DONT READ IF U DONT LIKE IT! JIKA ADA KESAMAA...