02

12.8K 1.9K 543
                                    

Happy Reading!^^

.

.

.

"Kenapa baju kalian bisa basah kayak gini?" tanya bu Jihyo galak pada Hendery dan Dejun.

"Gara-gara dia Bu!" Hendery menunjuk Dejun yang ada di sampingnya.

"Dih kok gue sih?" protes Dejun tak terima. "Dia yang salah Bu! Tiba-tiba dia nyenggol saya sampe es saya tumpah dan kena baju gini."

"Dih lo lah yang salah!" Hendery tetap tidak mau disalahkan. "Kenapa lo harus nyiram balik gue pake es teh?!" tanyanya ngotot.

"Itu na--

"Sudah sudah!" Bu Jihyo melerai perdebatan mereka. "Kalian nggak capek apa kerjaannya ribut terus setiap hari?!" tanyanya.

Semua murid di SMA Neo City bahkan para guru pun mengetahui fakta bahwa dua orang ini saling bermusuhan. Dan bukan pemandangan yang aneh bila mereka melihat Hendery dan Dejun berdebat dan ribut setiap hari.

"Lama-lama kalian saya jodohin nih!" ucap Bu Jihyo membuat kelas ramai seketika.

"CIEEE!!"

"AW AW BENCI JADI CINTA!"

"KAYAK CERITA-CERITA DI WATTPAD GITU UWU BANGET!"

Anak-anak kelas bersorak heboh dan langsung dihadiahi pelototan tidak suka dari Hendery.

"Sudah sudah. Sekarang kalian kembali duduk di kursi masing-masing!" titah bu Jihyo.

"Loh ibu nggak nyuruh kita keluar kelas?" tanya Dejun heran.

"Untuk kali ini ibu kasih kalian keringanan. Tapi jangan diulangi lagi ya!" ingat bu Jihyo dan kedua pemuda di depannya hanya menganggukan kepala dan mengucapkan terimakasih.

Dalam hati, keduanya bersyukur karena tetap bisa mengikuti pelajaran bu Jihyo. Mereka takut ketinggalan pelajaran, apalagi bu Jihyo mengajarkan mata pelajaran yang cukup penting terutama bagi mereka yang duduk di kelas 12. Bahasa Indonesia.

"Oke sekarang buka halaman bla bla bla." bu Jihyo mulai menjelaskan materi dan mendapat respon yang berbeda dari masing-masing murid. Ada yang memperhatikan dengan serius, ada yang memperhatikan sambil mencatat materi yang dijelaskan, ada yang melamun, bahkan ada yang tidur.

Sedangkan Dejun mencoba memperhatikan dengan seksama tapi Hendery terus menganggunya dengan menarik-narik rambutnya dari belakang. Hendery memang duduk tepat di belakang Dejun. Jika ditanya alasannya adalah 'Biar lebih gampang ngejahilin Dejun-nya'.

"Dery diem goblok!" Dejun memperingati Hendery, dengan nada berbisik agar bu Jihyo tidak mendengarnya.

Bukannya diam Hendery malah semakin menjadi-jadi. Ia semakin gencar mengutak-atik rambut pemuda yang notabene-nya adalah musuhnya itu. Ditarik-tarik dan ia juga mencabut helaian rambut Dejun satu persatu. Kalau didiemin lama-lama rambut Dejun jadi botak gara-gara habis dicabutin sama Hendery.

"Aw..Dery sakit anjing!" Dejun refleks memekik ketika Hendery menarik kencang rambutnya.

"Kenapa teriak-teriak Dejun?" tanya bu Jihyo.

"Hendery jahil Bu." Dejun mengadu.

"Dih apaan sih gue nggak ngapa-ngapain." sanggah Hendery.

"Pake nggak ngaku lagi lo! Udah jelas-jelas tadi lo narik-narik rambut gue!"

"Wah ini namanya fitnah anjir!" Hendery menunjuk-nunjuk wajah Dejun. "Inget Jun, fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan." ucapnya.

"Gue ngomong sesuai fakta sialan! Lo-nya aja yang nggak mau mengakui kesalahan." balas Dejun yang udah kesel banget ama Hendery

ENEMY (Henxiao)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang