01

27.9K 2.3K 347
                                    

Happy reading!^^

.

.

.

Dejun menggeram kesal. Baru saja masuk ke dalam kelas, ia sudah dibuat kesal. Di bangku dan mejanya ada banyak sekali sampah, mulai dari bekas plastik makanan, kaleng minuman, dan bahkan bekas permen karet di kursinya.

"Siapa yang ngelakuin?" tanya Dejun pada Jinyoung, teman sebangkunya.

"I did HAHAHA!" belum sempat Jinyoung menjawab, sudah ada suara lain yang menjawab pertanyaan Dejun dari belakang.

Dejun menengok ke arah sumber suara. Dan seperti dugaannya, pelakunya adalah Hendery, musuhnya sejak ia duduk di kursi sekolah menengah atas. Entah apa yang awalnya membuat mereka menjadi seperti sekarang, tapi yang jelas kini keduanya saling bermusuhan. Menjahili dan membenci satu sama lain.

"Lo lagi lo lagi ya bangsat!" sungut Dejun. "Nggak capek-capek lo ngejahilin gue terus?" tanyanya emosi.

"Nggak." Hendery menjawab dengan santainya.

BUGH..

"Aduh!!" Hendery mengaduh sakit ketika Dejun menonjok perutnya.

"SIALAN LO!" umpat Dejun lalu melemparkan semua sampah yang ada di mejanya tepat ke wajah Hendery.

Bukannya kesal atau marah diperlakukan seperti itu, Hendery malah tertawa puas. Melihat wajah kesal Dejun adalah kepuasan tersendiri baginya. Dasar Hendery gila!

"Bersihin!" titah Dejun sambil menunjuk kursinya yang terdapat bekas permen karet yang sangat lengket.

"Lo nyuruh gue?" tanya Hendery sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, cepet bersihin!" titah Dejun lagi.

"Kalo gue nggak mau gimana?" tantang Hendery, menaikan satu alisnya dan memasang wajah tengil.

"Ya udah kalo lo nggak mau." Dejun menarik kursinya dan menukarnya dengan kursi milik Hendery yang masih bersih.

"Dih apa-apaan lo bangsat?!" sungut Hendery tidak terima, ia berusaha merebut kursinya kembali tapi Dejun malah mendorongnya hingga ia tersungkur.

"Lo yang apa-apaan anjing?!" balas Dejun. "Lo pake aja tuh kursi, kan lo yang ngelakuin!"

"Lo--

"DUDUK WOYY ADA PAK CEYE!" teriak Ryujin si ketua kelas membuat seisi kelas langsung diam

Termasuk Hendery yang langsung diam dan duduk di kursi yang masih terdapat sisa permen karet. Tentunya sisa permen karet itu menempel dan mengotori celana seragamnya.

Dalam hatinya dia mengumpat kesal, berniat mau ngejahilin musuhnya tapi malah kayak gini.

Hendery menatap tajam Dejun yang tertawa remeh ke arahnya. "Awas lo bangsat!" gumamnya. Sedangkan Dejun hanya menjulurkan lidahnya meledek.

.

.

.

KRING...

Semua murid menghela napas lega begitu bel istirahat berbunyi, atau bahkan beberapa ada yang megucapkan puji syukur kepada tuhan. Belajar matematika selama tiga jam membuat kepala mereka serasa mau pecah.

"Ya saya akhiri pelajaran ini. Sampai jumpa minggu depan!" Setelah membereskan barang-barang yang dipakai untuk mengajar, pak Chanyeol keluar dari kelas 12 IPA 3.

ENEMY (Henxiao)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang