"Jadi, lo balikin barang-barang Rose?" Valeria memakan sereal sambil memperhatikan wajah Mahesa yang tampak kusut.
Mahesa menyeduh kopinya kemudian membalas tatapan Valeria. "Lo mau ngetawain?"
"Hemmp...." Valeria segera menutup mulut saat tawanya hampir meledak. Dia menggeleng pelan sambil berusaha menghilangkan tawanya.
"Ck!" Mahesa berdecak melihat tingkah Valeria. Dia menyomot roti tawar kemudian memakannya dengan kasar.
Valeria terdiam, memperhatikan Mahesa yang masih terlihat sebal itu. Dia tidak menyangka Mahesa dan Rose seperti anak kecil yang selalu meminta barang yang telah diberi. Lucu saja, seorang Mahesa pagi-pagi datang sambil membawa box.
"Lo tadi ngapain langsung nyium?" Mahesa menatap Valeria tajam.
"Emm...." Valeria tergagap. Dia menyentuh belakang kepala kemudian mengangkat bahu. "Cuma itu yang gue pikir waktu lihat Rose."
Mahesa tersenyum kecil. Dia memajukan tubuh dan menatap Valeria intens. Sedangkan yang ditatap segera bergerak mundur.
Valeria membuang muka dan mencoba terlihat tidak terpengaruh dengan tatapan Mahesa. Namun, dia tiba-tiba merasa gugup. Valeria melirik Mahesa dan lelaki itu masih menatapnya. "Ngapain, sih, Hes?" geramnya sambil pura-pura mengaduk sereal.
"Lo nggak modus dan pengen nyium gue, kan?" tanya Mahesa terdengar jail.
"Enak aja!" Valeria menyendok sereal dengan ukuran penuh, kemudian buru-buru berdiri. "Bye...."
Mahesa menahan tawa melihat Valeria yang tampak salah tingkah itu. "Mau ke mana?"
Bukannya menjawab, Valeria justru berjalan dengan cepat. Dia menoleh ke belakang, bersyukur karena Mahesa tidak mengikutinya. "Tuh cowok ngapain, sih? Sialan. Emang dia seganteng apa sampai dibilang gue modus ke dia?"
Valeria menghentakkan kaki, saat terbayang penampilan Mahesa yang tampak santai dengan kaus polo. Saat melihat keringat di sekitar pelipis Mahesa, entah kenapa hal itu semakin memberikan kesan maco. Valeria ingat sekali, tatapan Mahesa yang sedikit tajam. Ah, lelaki itu terlihat keren.
"Tunggu!" Valeria seketika menghentikan langkah. Dia menepuk sisi kepalanya berkali-kali berusaha menghilangkan bayangan Mahesa. "Inget, Val. Waktu SMA Mahesa nggak ada keren-kerennya sama sekali," gumamnya kemudian melanjutkan langkah.
***
Tujuan Valeria pergi lebih pagi adalah bertemu dengan calon pembeli mobilnya. Berkali-kali janji mereka gagal, yang pertama karena ulah Mahesa. Kedua, karena si pembeli sedang banyak kerjaan dan tidak bisa keluar. Kali ini, Valeria sengaja meminta janji temu pagi hari agar tidak ada lagi kegagalan-kegagalan lainnya.
"Hoamm...." Valeria menguap karena telah lama menunggu. Dia mengedarkan pandang, kafe tampak sepi. Wanita itu duduk sambil menyangga dagu, kemudian memejamkan mata.
Entah sudah berapa lama Valeria menunggu, sampai-sampai dia hampir tertidur. Namun, si calon pembeli belum juga datang. Wanita itu duduk tegak kemudian mengedarkan pandang. Bertepatan dengan itu, terlihat wanita berpakaian hitam ala pekerja di pertelevisian. Valeria seketika berdiri dan melambaikan tangan.
"Kak Valeria?" tanya wanita yang seusianya 25 tahunan itu.
"Iya." Valeria mengulurkan tangan. "Mari duduk." Kemudian mereka duduk berhadapan.
"Jadi, gimana? Sesuai harga yang tertera."
Valeria mengangguk. Dia mengambil beberapa dokumen dan menunjukkan ke wanita di depannya. "Ini mobil masih keluaran baru. Belum pernah saya pakai keluar kota."
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Your Time
Romance[TAKE SERIES 1] Valeria tidak menyangka akan terjebak di antara Rose mantan sahabatnya dan Mahesa mantan Rose. Valeria yakin, Mahesa mendekatinya karena ingin balas dendam ke Rose. Awalnya Valeria tidak mau berurusan dengan Rose atau Mahesa lagi. Na...