TYT-49

1.8K 244 34
                                    

Suasana apartemen terasa sepi. Wanita yang berada di kamar paling depan terlihat mengintip dari celah pintu. Sejak kedatangannya bersama Valeria beberapa saat yang lalu, tidak terdengar suara apapun.

Mama Valeria memutuskan keluar merasa suasana benar-benar sepi. Dia berjalan menuju belakang dan menemukan sebuah dapur. Di meja makan berbentuk oval itu terlihat kosong, tidak ada makanan yang tersaji.

"Ah! Anak muda zaman sekarang!" keluh Mama Valeria. "Zaman dulu nyari makan nggak segampang sekarang. Makanya harus masak dan nyimpen makanan."

Mama Valeria beranjak menuju kulkas dan membuka isinya. Keadaan tidak jauh berbeda karena terisi sedikit bahan masakan. Dia menutup kulkas itu kemudian mendongak. Hingga terlihat dua buah mi instan didekat tempat alat masak.

"Daripada nggak ada." Mama Valeria membuka bungkus mi instan itu kemudian mulai memasaknya.

Bip....

Tiba-tiba ada yang datang. Mama Valeria sedikit panik. Dia berjalan keluar dapur dan mendapati wanita berambut ash brown. Mama Valeria terlihat sedikit lega karena yang datang bukan anaknya.

"Tante lagi ngapain?" Rose mendekat.

"Bikin mi."

"Valeria belum pulang?"

Mama Valeria menggeleng pelan. Dia mendekati mi instan yang mulai mengembang itu kemudian segera mematikannya. "Jangan bilang Valeria, ya!"

Rose tampak tertarik. Dia mendekat dan berdiri di samping wanita dengan rambut dicepol asal itu. "Emang kenapa kalau Valeria tahu, Tan?"

"Tante pasti dibilang nyusahin."

Bibir Rose tertarik ke bawah. "Harusnya Valeria bersyukur punya Tante yang dateng ke sini buat ketemu anaknya."

"Ya." Mama Valeria mengangguk pelan. "Mau makan juga?"

"Makasih, Tan."

Mama Valeria mengangkat mangkuk berisi mi itu menuju meja. Dia lantas melahapnya. Ternyata, Rose memperhatikan tindakan itu.

"Valeria sama sekali nggak ngasih Tante makanan, ya?" Rose mendekat.

"Tante emang selalu nyusahin," ujar Mama Valeria sambil tersenyum kecil. "Dari dulu Tante nggak pernah masakin Valeria. Bahkan ngobrol di meja makan kayak sekarang jarang."

Rose diam mendengarkan. "Valeria nggak pernah cerita soal Tante," ungkapnya. "Kami sudah lama sahabatan, tapi nggak pernah tahu Tante. Valeria juga terkesan nggak ngasih izin buat main ke rumahnya."

Mama Valeria tersenyum samar, tahu alasan mengapa anaknya seperti itu. "Valeria sebenarnya anak baik. Cuma dia dididik oleh Ibu yang salah."

Bip....

Mendengar suara itu, Mama Valeria buru-buru menunduk. Dia menghabiskan mi instannya agak cepat. Rose yang melihat itu merasa jika Mama Valeria benar-benar takut dengan anaknya.

"Ngapain?" Valeria kembali dan mendapati mamanya sedang memunggunginya.

"Lo gimana, sih? Mama lo kelaperan, tahu. Lo nggak bawa makanan?"

Valeria mendekat dan meletakkan kantong berwarna kecokelatan. Mama Valeria segera membuka kantong itu dan mendapati nasi goreng dengan telur di atasnya. "Gue nggak sejahat itu kok," jawab Valeria tidak terima.

Rose mengangkat bahu pelan. Dia berdiri, tidak ingin berdebat di depan Mama Valeria. Namun, ternyata Valeria mengikuti kepergiannya.

"Nggak usah sok peduli. Lo nggak tahu kebenarannya," ujar Valeria sambil berjalan menjauh.

Take Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang