kepergok

3.7K 231 77
                                    

Happy reading all
.
.
.
.
.
Typo harap maklum

"Tadi ngobrol sama siapa Sya?" Tanya bunda saat Rasya membuka pintu kulkas di dapur dan mengambil sebotol air.

"Eeeh, i-itu Bun, tdi ngobrol sama Bima, dia nanya gimana kabar aku?" Jawab Rasya seraya meminum air di tangannya.

"Ohh gitu, tapi tumben Bima nanya kamu lewat telpon, biasanya langsung Dateng apapun kondisinya?" Kata Bunda bertanya-tanya.

"Gatau tuh Bun, eemmmm tumben banget kaya gitu," Jawab Rasya santai.

"Loh Sya kamu udah inget itu," Tanya Bunda senang.

"Ehhh, i-iya Bunda aku udah bisa inget sedikit-sedikit," Jawab Rasya gugup dan sedikit salah tingkah.

"Syukur kalau begitu, banyak-banyak mengingat kenangan yang dulu ya sayang, Bunda mau kamu cepet pulih, kasian Iyan, dia ga salah apa-apa tapi jadi korban kemarahan kamu yang ga jelas itu," Kata Bunda sedih.

"Eehh iya Bunda, aku pasti bisa ingat semuanya," jawab Rasya.

"Ya udah Bunda, aku kekamar dulu yaa Bun," pamit Rasya ke Bunda.

"Ya udah, tapi nanti Bunda minta tolong sama kamu yaa, buat anterin kue kering ini ke rumah Iyan. Bunda ga sempet soalnya!" Suruh Bunda.

"Ta-tapi Bun aku ngantuk, aku mau ...."

"Ga ada tapi-tapian!" Bunda memaksa, Rasya menghela nafas pasrah. "Heeemmm iya Bunda," jawab Rasya pasrah.

"Naahh gitu dong, anak Bunda harus nurut," kata bunda sambil senyum bahagia.

"Iya Bundaaa, udah ah aku mau tidur dulu bentar, nanti kalo udh selesai Bunda panggil aku aja," kata Rasya dan bergegas ke kamarnya.

"Huuufftttt dasar anak itu, makin hari makin aneh aja sikapnya," keluh bunda seraya menggelengkan kepalanya.

*****

Iyan POV

Bastian ngegendong gua kaya koala. Kecupan-kecupan singkat ga ada hentinya di leher dan bibir gua.

Bastian meletakkan tubuh gua di sofa. Kecupan demi kecupan berubah menjadi lumatan.

"Euummm aahhh, Basshhh," lenguh gua keenakan.

"Iya sayanggg?" Bastian ngangkat baju gua sampe dada. Bastian nyium perut, dada dan mendarat di puting gua. "Aaanghhhhh," desah gua setelah lidah Bastian nyapu puting kanan gua, sedangkan tangan kanannya sibuk memelintir dan menarik puting kiri gua.

"Haaaaaa ahhhhh, basshhhhhh ughhhh," tubuh gua menggeliat merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Bunyi kecipak dari mulut Bastian menambah gairah gua.

"Uhhhhh basshhhh," gua ngeremes rambut Bastian saat lumatan di puting gua makin kenceng dan cepet.

"Gua ga kuat Yann," kata Bastian dan ngelepas emutannya dari puting gua.

Bastian ngebuka celananya dan diturunin sampe paha, Bastian mengisyaratkan gua buat duduk di depan selangkangan nya, Bastian duduk bersandar di sofa.

"Mulai Yhaann," perintah Bastian. Gua langsung ngambil junior Bastian dan langsung menjilat ujung kepala junior Bastian.

"Eemmmm, terus Yannnn, uhhhh," Bastian memejamkan matanya menikmati setiap jilatan-jilatan di junior nya.

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang