ku mohon jangan

10.9K 673 29
                                    

Maaf klo ada typo nulisnya ngebut soalnya, wkwk.

Happy reading


Rasya bangun dari tidurnya, Dan mendapati iyan tak lagi di samping nya.

"Yan..." Panggil rasya.

Rasya mencari iyan ke ruang tamu tapi tak ada. Rasya mencari keseluruh ruangan.

"Yan." Panggil rasya, rasya mulai panik.

Satu yg belum rasya periksa, yaitu kamar Mandi. Rasya bergegas pergi ke kamar Mandi, namun pintu kamar Mandi nya terkunci. Rasya mengetuk pintu itu.

"Yan."

"Iyan didalam?." Tanya rasya.

"Yan, jawab kaka."

"Yan."

"Sayang." Rasya sudah mengetuk pintu nya, namun Tak ada jawaban sama sekali. Rasya berinisiatif untuk mendobraknya.

Rasya megambil ancang-ancang, dan langsung mendobrak pintunya.

Seketika rasya mematung.

"Astaga iyan." Rasya langsung menghampiri iyan, Yang tubuhnya sudah basah kuyup. Rasya melihat bathup yang berisi air berwarna merah, seperti darah.

Rasya menyentuh tubuh iyan yang terasa sangat dingin.

"Iyan." Rasya mengguncang tubuh iyan.

"Nggghhh..." Lenguh iyan.

Rasya megambil tangan iyan yang tercelup di bathup.

"Akhh..." Pekik iyan dengan suara lemah, saat rasya mengambil tangan iyan.

"Astaga.... iyan." Rasya melihat banyak luka di tangan iyan, seperti luka sayatan, dari pergelangan tangan hingga lengan iyan.

"Hikss..." Rasya menangis melihat keadaan iyan. Rasya Tak tega melihat iyan yang terus terpuruk. Jika rasya bisa, rasya ingin menggantikan iyan saat ini, rasya Tak ingin melihat iyan sedih, terbebani, bahkan hingga depresi. Rasya Tak menginginkan itu semua terjadi.

"Yaan..." Panggil rasya dengan suara bergetar. Rasya membopong tubuh iyan yang terkulai lemas, namun iyan masih sadar, hanya saja pandangannya begitu kosong.

Rasya membawa iyan menuju kamar. Setelah sampai rasya membaringkan iyan di atas kasur.

"Yan." Panggil rasya.

"Hiks..." Iyan menangis menatap rasya.

Rasya mengambil tangan iyan Yang terluka.

"Sakit?..." Tanya rasya. Iyan mengangguk

"Jangan lakuin ini lagi ya." Pinta rasya sambil menggenggam jari tangan iyan.

Iyan hanya mengangguk.

"Tunggu sebentar, Kaka ambil P3K dulu, Kaka obatin Luka iyan." Kata rasya.

Iyan mengangguk. Rasya bergegas mengambil P3K untuk mengobati tangan iyan Yang terluka.

Setelah mengambil P3K rasya bergegas untuk mengobati tangan iyan.

"Iyan tahan ya klo sakit." Kata rasya.

Iyan hanya mengangguk.

Rasya mulai mengolesi luka iyan dengan revanol, dan obat merah. *Aku gk Tau nama obatnya apa, yg pernah Luka pasti Tau obat merah, pokonya obatnya warnanya merah, wkwk.

Rasya sengaja Tak membalut Luka iyan, tujuanya agar lukanya cepat kering.

Setelah selesai mengobati iyan, rasya membereskan semuanya.

Rasya duduk di samping iyan, Dan menatap wajah iyan dengan perasaan sedih. Iyan yang menyadari kalau rasya sedang menatapnya langsung memalingkan wajahnya ke samping.

"Kenapa iyan lakuin itu???." Tanya rasya.

Iyan bungkam.

"Kalau iyan marah, iyan bisa pukul Kaka, kalau iyan kesal iyan bisa lampiaskan semua ke Kaka, jangan iyan sayat-sayat tangan iyan lagi, kalau iyan mau, sayat aja tangan Kaka. Kaka akan marah jika ada orang yang menyakiti iyan, tapi jika yang menyakiti diri iyan adalah iyan sendiri Kaka bingung harus apa, Kaka gk mungkin bisa marah sama iyan, kaka Sayang iyan. Kaka mohon jangan lakuin itu lagi ya." Kata rasya dengan sungguh-sungguh.

"Hiks..." Iyan menangis mendengar rasya bicara seperti itu.

"Suutt...suutt, sudah iyan jangan menangis, lebih baik iyan tidur saja, tenangkan diri iyan dulu ya." Kata rasya.

"Kaka di sini?." Tanya iyan.

"Iyah Kaka disini, Kaka akan jagain iyan." Jawab rasya sambil tersenyum.

"Iyan Sayang Kaka." Kata iyan.

"Kaka juga Sayang iyan."

Cup

Rasya mengecup kening iyan.

"Ya sudah iyan tidur sekarang." Kata rasya.

Iyan langsung menyamankan posisinya dan perlahan memejamkan matanya.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Huaaaa😭😭😭😭iyan sayangnya akuuuu, kenapa ngelakuin ituuuu😭, jangan ikutin autor yang gak bener ini, hiks🤧🤧semoga abang rasya terus bertahan dengan iyan yang sekarang😢

~see you

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang