takut

17.8K 1K 60
                                        

Happy reading gaes.
Maaf banyak typo, harap maklum

"Ja-jangan mendekat." Teriak Iyan.

Juan dan teman-temannya semakin mendekati Iyan. Mereka menulikan telinganya dari teriakan Iyan.

Salah satu teman Juan memegang tangan Iyan meletakkan di atas kepala Iyan.

"Gw mohon jangan lakuin itu, ka." Pinta Iyan.

Juan tidak menghiraukan omongan Iyan.

Juan melepaskan kancing Iyan satu persatu.

Iyan menendangkan kakinya, iya terus berteriak.

"Diam bocah." Bentak Juan. Iyan seketika langsung diam.

Sampai Juan mengarahkan tangannya ke arah celana Iyan. Iya berteriak lagi.

"Nggaakk.. gw mohon jangannn..." Teriak Iyan.

Juan langsung membungkam mulut Iyan dengan mulutnya.

Iyan hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang hari ini.

Kancing baju Iyan sudah terlepas. Juan mulai mengendus-endus leher Iyan.

"Hen-hentikan..." Teriak Iyan.

"gw mohon berhenti.. akkhhh" Iyan menggerang karena lehernya digigit oleh Juan.

Teman-teman Juan hanya menonton saja. Bahkan salah satunya ada yang sedang merekam kejadian tersebut.

Juan menghisap leher Iyan. Juan memelorotkan celana Iyan. Juan mengelus penis Iyan yang masih berbalut CD.

Juan mengerang ke enakan. Juan membuka resleting celana nya dan memelorotkan celananya.

Juan juga membuka CD nya dan CD Iyan.

"Lepas.. lepas.. to-tolong.. lepas.. gw mohon lepas.. tolong.. akhh.. tolong." Teriak Iyan setelah Iyan berfikir akan ada hal yang berbahaya yang akan menimpanya.

Juan mengarahkan penisnya ke arah mulut Iyan, Iyan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tapi tangannya langsung di tarik oleh kedua teman Juan.

Jlebb.

Juan berhasil memasukkan penisnya.

"Akkhhh..." Juan mengerang.

Juan memaju mundurkan pantatnya. Juan memegang kepala Iyan dan menjambak rambutnya. Juan memaju mundurkan kepala Iyan. Iyan menangis menyadari apa yang terjadi padanya.

"Akhhh.. nikmatthh..." Desah Juan. Juan membaringkan tubuh Iyan. Iyan hanya bisa pasrah, untuk melawan pun Iyan tak mampu.

Juan membuka seluruh bajunya, Juan pun menanggalkan CD nya Iyan.

***

"Iyan lu dimana sih!." Batin Rasya.

Rasya berjalan menuju arah ke gudang.

"Rasya." Panggil seorang guru. Rasya menoleh dan menghampiri guru tersebut.

"Bisa tolong fotocopy surat edaran ini!." Titah guru tersebut yang bernama pak gandi.

"Tapi pak, saya sedang ada urusan, coba minta fotocopy kan sama anak OSIS yang lain saja pak." Jawab Rasya.

"Tapi ini penting Rasya, bapak percayakan ini sama kamu, cepat kamu fotocopy kan surat edaran ini, fotocopy jadi 178 lembar ya." Perintah pak gandi.

"Ba-baik pak." Jawab Rasya pasrah.

Rasya mengambil surat edaran tersebut dan berjalan menuju ruang TU. Perasaannya sangat mengganjal memikirkan Iyan.

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang