Ini sakit

3K 226 23
                                    

Happy reading all
.
.
.
.
.
Typo harap maklum

3 hari gua di rumah sakit, pengen rasanya cepet-cepet pulang, kangen mamah, kangen ka Rasya. Ehhh, gatau kenapa tiba-tiba gua kangen ka Rasya. Gua kangen sekolah, kangen temen-temen.

Ceklek

Bastian masuk membawa sebungkus bubur dan sekeranjang buah-buahan. "Nih makan, Lo blm makan kan?" Tanya Bastian. Gua langsung ngambil bubur yang dia kasih.

"Ya belum lah, gmna sih, Lo aja baru dateng," kata gua emosi, bukan Bastian namanya kalau dia ga respon yg aneh aneh.

"Tuhkan, gw bilang juga apa, semalem gw mau nginep ga boleh, giliran gw dateng telat Lo kangen, mau lo apa sih, hah?" Katanya dengan muka dibuat-buat.

"Ngewmeng apwa shih?" tanya gua ke Bastian.

"Abisin dulu makanannya," kata Bastian cuek.

"Bwastiwan bwacwot ihhh," kataku lagi tak menghiraukan perkataannya.

"Makan ga boleh sambil ngomong," kata Bastian cuek.

"Ihhh rwepwt ... Uhuuk uhukk uhukkkk,"

"Nahkan, belum juga mingkem nih mulut abis ngomong ga boleh makan sambil ngomong, langsung kena karma kan tuh," katanya sembari menyodorkan minuman ke gua.

Gua meminum, minuman yang di kasih Bastian. "Bastian tegaaaa, nyumpahin gua," kata gua ga terima Bastian ngomong gitu.

"Ya lagian elu, klo makan jangan sambil ngomong, pamali!" Katanya tegas.

"Bumali nya gada Bas?" Kata gua bercanda.

"Gada dia lagi ke Bali," katanya asal.

"Wuihhh ke Bali, ko gua ga di ajak sii, kan gw pengen liat bule telanjang," jawab gua dengan mata berbinar-binar. Bastian bangkit dari duduknya dan ngebuka kemejanya.

"Ehh eehh ehhhh,, Bastian lu ngapain buka bajuuuu?" Kata gua kaget, muke gile tuh orang, di rumah sakit buka baju.

"Mau liat bule telanjang kan? Ga perlu ke Bali, disini udh ada," kata Bastian masih bertelanjang dada.

"Lo? Bule? Pfftt bhahahahaha, bulepetan kalo Lo mah Basss, ngahahaha," gua ketawa ga berenti-berenti.

"Bokap gua Australia, nyokap gua Indonesia, tapi Ibunya nyokap gua Korea," jelas Bastian yang bikin gua langsung melongo.

"L-lo serius?" Kata gua penasaran.

"Ciihhh, makanya jangan so tauuu, gua blasteran yaaa," Bastian ngedeketin mukanya ke gua. "Tuh lu ga bisa liat warna mata gua coklat ke emasan," katanya sambil melotot ngeliat bola matanya, gua liat matanya, dan ternyata beneran dong warnanya coklat ke emasan. Dan gua baru sadar ternyata Bastian itu tinggi bangetttt, dia nunduk aja gua masih harus ngedongak.

"Udah?" Kata Bastian yg bikin gua kaget.

"U-udah apa Bas?" Tanya gua tiba-tiba ngeblang.

"Gua pegel ini nunduk mulu, udah blm liatinnya?" Tanya nya lagi. Gua spontan ngedorong bahunya.

"E-ehhh sorry sorry," kata gua gugup. Gua nundukin kepala gua nahan malu.

Dia negakin badannya dan sedikit mijit lehernya. Tapi yang gua ga habis pikir sama Bastian itu, tindakan nya yang ga keduga kaya sekarang ini, kalian tau bibirnya udh nempel di bibir gua.

"Hmm Bas," kata gua, bibirnya masih nempel di bibir gua. Tangannya neken tengkuk gua, alhasil bibir gua sama dia makin rapet.

"Mmmhhhmm, Basss hhhh," dia gigit bibir bawah gua. "Jangan ngomong dulu, nanti momennya ilang," kata dia dan ngelanjutin nyium bibir gua. Yang awalnya bibirnya cuma nempel sekarang mulai ngelumat dan menuntut, gua cuma bisa ngikutin gerakan bibir Bastian.

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang