Happy reading guys, maaf jarang update :')
"Loh kamu kenapa Sya?" Tanya bunda saat liat Rasya jalan dengan tertatih.
"Tadi jatuh Bun," jawab Rasya.
"Kok bisa Sya?" Bunda menghampiri Rasya dan membantu Rasya jalan.
"Tadi Rasya ngusir kucing kawin Bun, trus jatuh deh," jawab Rasya asal.
"Lagian kamu ga hati² sih," Rasya duduk di sofa dibantu Bunda.
"Ya kan Rasya ga tau klo bakal jatuh Bun," jawab Rasya.
"Sakit ga Sya?" Tanya Bunda.
"Ga kok Bun, enak rasanya," jawab Rasya asal.
"Ihh kamu Syaaaa, di tanya jawabnya asal aja!" Kata bunda sedikit kesal.
"Lagian Bunda pake nanya, udah tau sakit, klo ga sakit mah jalan Rasya ga kaya gini," kata Rasya pasrah.
"Ya udah kamu tunggu dulu disini, bunda ambil kompres dulu," kata Bunda.
"Sekalian sama minum ya Bun, aku haus hehe," kata Rasya sembari tersenyum jail.
"Astaga, berani kamu nyuruh Bunda?" Tanya Bunda dengan nada yang dinaikkan.
"Kaki Rasya sakit Bun, jdi ga bisa ambil sendiri," jawab Rasya dengan senyum di bibirnya
Bunda menyiapkan air hangat untuk mengompres kaki Rasya. "Alesan aja kamu mah," jawab Bunda.
Memikirkan kejadian yang tadi dilihatnya, membuat Rasya sedikit mengernyitkan dahinya.
"SYA!" teriak Bunda.
"A.. aah iya Bunda, kenapa?" jawab Rasya tergagap.
"Kamu kenapa? Kok melamun? sampe bunda tanya ga dijawab," tanya Bunda.
"Gpp Bunda, hehe," jawab Rasya sembari ketawa pelan.
"Tadi Bunda tanya apa?" tanya Rasya.
"Ga jadi, udah basiiii," jawab Bunda asal.
"Ihh Bunda gitu sekarang," rengek Rasya.
"Bunda, dicampakkan itu sakit ya?" Tanya Rasya dengan suara yang sedikit lemas.
"Tentu dong, kenapa kamu tanya kaya gitu?" Bunda menatap Rasya penuh tanya.
"Gapapa bunda, Rasya mau tidur dulu ya," ucap Rasya yang langsung bergegas pergi ke kamarnya.
*****
Rona merah diwajahnya masih kentara, bahkan degup jantungnya pun masih menggema, tubuh yang masih tak berbusana terbalut selimut meringkuk di atas kasur didalam pelukan seorang laki-laki yang terlihat sangat bahagia.
"Laper ga?" Tanya Iyan ke Bastian yang tengah mengelus kepalanya.
"Ngga, tadi kan gua udh makan Lo," jawab Bastian asal. Iyan memukul lengan Bastian pelan. "Apaan sih Bas," ucap Iyan.
"Jangan gitu deh, ga usah imut-imut. Lu mau gua makan lagi?" Bastian mencubit pipi Iyan.
"Ughh sakitt Basshh," Iyan mengeluh sedikit melenguh.
"Bener-bener ya bocil yang satu ini, ga usah imut-imut. Klo gini caranya gua musti siap² bawa banyak Kon*dom,"
Plakk
"Siapa yang bocil?" Tanya Iyan setelah berhasil memukul dada Bastian.
"Lu bocil," Bastian mengusap dadanya yang dipukul Iyan. "Gila ye, kecil-kecil pukulan lu sakit juga," kata Bastian lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Line (RASYA & IYAN)
RomanceIyan ga nyangka bakal berurusan sama ketua OSIS nya, dan dia ga nyangka klo ketua OSIS nya ga sebaik yg dia kira, hidup Iyan mulai di ganggu sama ketua OSIS nya. Dan yg labuh parah lagi, katua OSIS nya ngejadiin Iyan pacar.