Iyan mau berhenti terapi.

4.4K 310 15
                                    

Happy reading

Typo harap maklum
.
.
.
.
.
.
Author POV

Pemilihan kandidat sudah di putuskan, dan kandidat yang terpilih untuk mencalonkan jadi ketua OSIS adalah Dimas kelas XI IPA, Budi kelas XI IPA, Maya kelas XI IPS, Dan terakhir Kasih kelas XI IPA.

Di saat kelas XII sedang melaksanakan ujian latihan, para kandidat menyiapkan visi dan misi mereka ingin menjadi ketua OSIS.

Sejauh ini, semua berjalan lancar, tak ada hambatan. Dan mereka tinhgal menunggu hari terakhir kelas XII ujian. Karena mereka akan mulai melaksanakan kampanye di hari terakhir kelas XII ujian dan di susul hari Senin berikut nya dengan pemilihan ketua OSIS baru.

Anggota OSIS sedang berkumpul di ruang OSIS.

"Besok kita mulai kampanye nya. Para kandidat udah siap dengan visi dan misi nya?" Tanya Rasya.

"Sudah ka, besok tinggal presentasi di depan warga sekolah dan para guru." Jawab Kasih.

"Bagus semuanya. Dan kelas X besok tolong di bantu keamanannya supaya nggak ada yang rusuh." Kata Rasya.

"Baik ka." Jawab kelas X serentak.

"Oke kalau begitu, terimakasih atas kehadiran kalian walaupun kelas X dan XII sedang di liburkan, kalian sempatkan untuk menghadiri rapat hati ini, kalau begitu kalian semua boleh pulang." Mereka semua berdiri dan bergegas keluar dari ruang OSIS.

"Kecuali Iyan." Lanjut Rasya.

Iyan mematung di tempatnya.

"Sial, kenapa tiap selesai rapat gua terus yang di tahan." Batin Iyan.

Iyan menoleh ke arah Rasya. "Iya ka." Jawab Iyan.

"Bisa bicara sebentar." Kata Rasya.

"Boleh ka." Jawab Iyan.

"Ayo silahkan duduk." Kata Rasya. Iyan menghampiri Rasya dan duduk di sebelahnya.

"Mamah kamu sehat?" Tanya Rasya.

"Hah, mamah?" Tanya Iyan. Rasya mengangguk.

"S-sehat ka." Jawab Iyan.

"Kaka minta maaf, tolong bilang mamah ya, Kaka minta maaf nggak bisa jaga kamu." Kata Rasya.

"Ma-maksudnya?" Tanya Iyan tak mengerti.

"Walaupun Kaka jelasin, kamu nggak akan pernah inget." Jawab Rasya.

Rasya mengambil kedua tangan Iyan dan menggenggamnya. Iyan menatap tangannya yang genggam Rasya.

"Kaka cuma mau kasih tau kamu. Kaka nggak akan pernah lupa sama kamu, nggak akan pernah lupa kalau Kaka pernah sayang dan cinta sama kamu, walaupun kamu akan melupakan itu. Kaka janji Kaka akan tetap sayang dan cinta sama kamu." Jelas Rasya panjang lebar.

Iyan mengernyit tak mengerti.

"Kaka akan buat pengakuan sekarang." Kata Rasya.

Iyan menegakkan badannya dan menatap Rasya penasaran.

"Pengakuan?" Tanya Iyan.

"Iya. Bekalnya kamu makan kan?, Nggak kamu buang?" Tanya Rasya.

"Jadi. Bekal itu. Bekalnya dari Kaka?" Tanya Iyan.

"Iyah. Kaka harap bekal nya kamu makan. Karena kalau iya, bunda bakal seneng banget." Jawab Rasya sambil tersenyum.

"Makanannya enak ka." Jawab Iyan. Rasya langsung menatap Iyan.

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang