Typo harap maklum
Happy reading....
Kini Rasya Dan Iyan tengah berbaring di kasur empuk milik Iyan.
Rasya membelai surai hitam milik Iyan. Iyan dengan nyamannya berbaring menyamping menghadap Rasya.
"Kaaa." Panggil Iyan.
"Kenapa?." Tanya Rasya.
"Kalau nanti mamah marah gimana?." Tanya Iyan.
"Semua akan baik-baik saja." Hanya itu kata yang bisa Rasya ucapkan. Sesungguhnya Rasya juga belum tau bagaimana jika nanti mamahnya Iyan marah.
"Semoga." Kata Iyan.
"Kaaa." Panggil Iyan lagi.
"Kenapa Yan." Jawab Rasya.
"Iyan ingin sekolah yah, besok." Katanya.
"Gak. Kaka blm ngijinin." Kata Rasya.
"Kenapa?." Tanya Iyan.
"Nanti setelah Iyan benar-benar siap." Kata Rasya.
"Iyan sudah siap Koo." Jawabnya dengan cepat.
"Iyan belum siap. Iyan inget kejadian tempo lalu saja Iyan hilang kendali. Apalagi Iyan kesekolah, pasti mau tidak mau Iyan akan mengingat kembali kejadian itu. Kaka hanya tidak ingin Iyan terluka." Jawab Rasya.
"Tapi kaaa..."
"Gk ada tapi-tapian." Cela Rasya.
"Ishhhh..." Iyan mendesis tak suka.
"Iyan fokus dengan kesehatan Iyan dulu." Kata Rasya.
Setelah mendengar itu Iyan menegakkan tubuhnya.
"Kaka fikir Iyan sakit?." Tanya Iyan dengan gurat menyelidik.
Rasya menyesali perkataannya barusan.
"Nggak gitu Yan, maksud ka..."
"Kaka mau bilang Iyan gila kan." Tuduh Iyan.
"Iyan, nggak gitu Kaka cum..."
"Aku juga nggak berharap Kaya gini ka." Iyan berdiri menatap Rasya. Rasya menegakkan tubuhnya.
"Yan, maksud Kaka tuh, Kaka cuma takut Iyan kenapa-kena..."
"Bilang aja Kaka takut yang lain tahu, kalau Kaka punya pacar gila, yang bisa kambuh kapan aja. Iya kan ka." Kata Iyan yang sudah menangis sesenggukan.
"Heyyyy, denger Kaka, Kaka cuma gk mau Iyan selalu terbebani dengan trauma Iyan. Kalau Iyan pergi sekolah, mau gak mau Iyan selalu inget kejadian dulu." Rasya bangkit dari duduknya.
"Aku Kaya gini juga Salah Kaka." Kata Iyan berteriak.
"Lohh, kenapa Kaka yang disalahin." Kata Rasya tak terima dirinya di salahkan.
"Kalau bukan karena Aku cari Kaka waktu itu, Aku gak akan ketemu Juan, Aku gak akan Seperti ini." Iyan berteriak lagi.
Rasya menghampiri Iyan.
"Stop ka. Jangan sentuh Aku." Iyan mundur menghindari sentuhan Rasya.
"Yannnn." Panggil Rasya. Rasya masih berusaha menggapai Iyan.
Iyan terus mundur dan berhenti, karena terhalang meja belajarnya. Iyan mencari sesuatu di laci meja belajarnya.
"Jangan sentuh Iyan, atau Iyan bakal lakuin Hal yang membuat Kaka menyesal nanti." Kata Iyan sembari menodongkan sebuah cutter ke arah Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Line (RASYA & IYAN)
RomanceIyan ga nyangka bakal berurusan sama ketua OSIS nya, dan dia ga nyangka klo ketua OSIS nya ga sebaik yg dia kira, hidup Iyan mulai di ganggu sama ketua OSIS nya. Dan yg labuh parah lagi, katua OSIS nya ngejadiin Iyan pacar.