sakit mu, sakit ku juga.

6K 361 10
                                    

CERITA DI BAWAH MENGANDUNG (NC18++) DIHARAPKAN UNTUK BIJAK DALAM MEMBACANYA.

Happy reading all

Typo harap maklum.
.
.
.
.
.
.

Author POV.

Brukkkk

"Ahh maaf saya tidak melihat." Kata Iyan. Beberapa barang yang di bawa oleh Iyan berantakan.

"Tidak apa-apa. Saya juga terlalu terburu-buru." Jawab orang yang Iyan tabrak.

"Biar saya bantu." Kata orang yang di tabrak Iyan.

"Ahh iyah." Jawab Iyan. Orang yang di tabrak Iyan mulai membereskan beberapa berkas milik Iyan yang berhamburan.

Deg.

Pasien dokter David

Nama: Adriyan Yuda Pratama.
Umur: 16 Tahun 7 Bulan 2 hari.
Diagnosis: depresi psikotik

"Terimakasih." Kata Iyan sedikit membungkuk.

"Y-ya sama-sama." Jawab orang yang di tabrak nya.

Iyan menatap orang yang di tabrak nya tadi.
"Kalau begitu saya permisi dulu." Kata Iyan.

"I-iya, silahkan." Kata orang yang di tabrak Iyan.

"Permisi." Kata Iyan dengan membungkukkan badannya sedikit, dan pergi.

Orang yang di tabrak Iyan langsung mengambil handphone nya Dan menghubungi seseorang.

Tuttt tuttt tuttt
Telpon tersambung.

"Halo Ras." Kata orang itu.

"Halo Bram, knp nelpon gua?" Tanya Rasya.

"Lu sibuk gak, ada yang mau gw kasih Tau. Penting. Ini tentang Iyan." Kata Bram.

"Iyan? Iyan kenapa?" Tanya Rasya panik.

"Lu kesini deh, ke RSU Diamond." Kaya Bram.

"O-oke, gw otw." Kata Rasya.

"Oke." Bram langsung mematikan telponnya.

^^<>^^


Saat ini Rasya dan Bram sedang berada di ruang dokter David–dokternya Iyan–.

"Kaaa..." Rengek Bram.

"Tidak Bram." Jawab dokter David yang sedang berdiri di dekat jendela.

"Kasih tau yaaaa. Penyakitnya Iyan aja dehhh. Gk lebih." Bram masih memohon.

"Tidak sedikitpun." Keukeuh dokter David, sekilas dokter David menatap Rasya dan Bram dan kembali menatap keluar jendela.

Bram menghampiri dokter David dan memeluknya dari belakang.

"Nanti malam 3 ronde dehhh." Rengek David yang mendapati tatapan bertanya dari Rasya.

"Aishhhh." Doter David mengurut keningnya.

"Bram, l-lu sama dokter David?" Tanya Rasya menunjuk Bram dan dokter David bergantian dengan wajah tak menyangka.

"He-eh." Jawab Bram sambil mengangguk. Dan semakin mengeratkan pelukannya. Dokter David membalikkan badannya menghadap Bram.

"Dengar sayang, kaka seorang dokter, dan kaka harus professional, pasien kaka–Iyan–meminta kaka untuk merahasiakan penyakitnya pada siapapun, jadi sudah pasti akan kaka rahasiakan." Kata dokter David sambil mengelus rambut Bram. Bram mengerucutkan bibirnya. 

Fate Line (RASYA & IYAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang